Busan at Midnight 7

129 20 1
                                    

Ahyeon tidak pernah menyangka akan terjebak di situasi yang tercipta karena impiannya sendiri. Ia pikir menjadi seorang idol terkenal di seluruh dunia adalah hal menyenangkan. Ia hanya menyanyi dan menari di atas panggung, sungguh terlalu naif karena mengira dunia hiburan seindah itu.

"See? Semua orang heboh melihat Asahi datang ke konser kalian, dan semakin heboh waktu kalian kencan di Singapura." Yang Hyung-Suk bertepuk tangan kesenangan, "Gimana? Engagement naik? Bukan hanya brand reputation yang naik. Engagement naik drastis, followersmu, dan yang lain juga naik, dan subscriber Youtube bertambah. Padahal kita belum konfirmasi hubungan kalian, tapi respons mereka sudah sebagus ini. Gimana kalau kita pikirkan apa yang akan dilakukan selanjutnya?"

Ahyeon hanya diam ketika Yang Hyung-suk terus tertawa bahagia. 'Sial! Apa-apaan ini semua!?' Jika bisa memilih, ia ingin kembali pada hari di mana duduk bersebelahan dengan Asahi dan menandatangani sebuah kontrak kerja sama tentang hubungan rekayasa ini. Hari sebelum konser mereka di Singapura kemarin, membuat dunia dan mimpi-mimpinya berubah. Gimmick, scenario, settingan, ia benar-benar membenci dirinya yang tidak punya kuasa untuk menolak dan harus membiarkan ribuan penggemar berasumsi jika mereka memiliki hubungan spesial tanpa ada konfirmasi. 

Ahyeon bertanya pada dirinya sendiri, 'Gimana nanti aku jelasin semua ini ke Mark? Gimana caranya biar dia nggak kecewa sama aku?' Tapi rasanya pertanyaan itu sangat sulit untuk dijawab.

Cklek

Pintu ruangan terbuka, Asahi berjalan masuk dengan senyuman tipis di bibirnya. "Maaf, terlambat." Duduk di samping Ahyeon.

Yang Hyung-suk tersenyum ramah, "Nah, kita langsung saja membahas project ini." Mulai membicarakan tentang album solo yang akan Ahyeon keluarkan di akhir bulan ini.

Seingat Ahyeon, album itu sudah nyaris rampung digarap dan tinggal memasuki bagian penyempurnaan. Ia sudah melakukan rekaman sejak 3 bulan lalu, mengapa Yang Hyung-suk membicarakan sesuatu yang tidak seharusnya diskusikan lagi.

"Gini, Ahyeon. Gimana kalau kita bikin seolah album solo kali ini tentang Asahi, title track-nya bisa ganti menjadi He'r ke sesuatu yang berkaitan dengan Asahi." Ujar Yang Hyung-su

Alis Ahyeon menukik tajam. "Sebentar.... Aku sama sekali gak ngerti maksudnya apa, apa yang harus diubah jadi Asahi?."

Yang Hyung-suk menjentikkan jarinya, "Gimana kalau kita ubah judul 'He'r' menjadi sesuatu yang berhubungan sama Asahi, maybe something like 'Asahi'? 'About A'? Ya, something like that."

Ahyeon menatap Yang Hyung-suk dan Asahi bergantian, menatap dengan serius dan tajam. "Maaf, tapi aku nggak setuju. Tuan Yang tahu lagu yang aku tulis ini buat pacarku, judul 'He'r'  terinspirasi dari Mark. Aku nggak akan setuju kalo album ini harus diganti ke sesuatu yang bahkan bukan jadi inspirasiku."

"Menurutku lagu kamu nggak laku, Ahyeon." Ujar Yang Hyung-suk.

"Maaf, aku berkarya di sini." Sarkas Ahyeon

"Pfft, oops sorry...." Asahi tertawa.

Mata Ahyeon menatap Asahi dengan datar, "Ada yang lucu?"

Asahi menatap Ahyeon, "Maaf, abisnya kata-kata kamu sangat lucu...."

"Kamu terlalu naif, Ahyeon. Kita semua menjual diri, karya, suara, muka, dan tari. Kalau kamu nggak jualan, nggak akan dapet uang...." Yang Hyung-suk berjalan mendekati Ahyeon, dan menepuk-nepuk bahunya. "Bulan depan bukan cuman kamu yang akan keluarin album solo, ada beberapa solois dan grup lain yang akan rilis lagu juga. Kamu pikir lagu tentang pacarmu itu.... Bisa ngalahin lagu-lagu mereka? Kalau lagu kamu membosankan, setidaknya Asahi bisa bikin lagu itu menjadi istimewa because it's about her, everyone loves everything about her."

Busan at MidnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang