Jeno sedang santai-santai di dalam kamar, memaksakan diri untuk bangkit dari kasur dan meraih jaket serta kunci motor. Padahal ia ingin tidur sampai jam 7 malam, dan di jam 8 berencana ke gym sampai tengah malam. Tapi hal itu harus diurungkan karena hari ini Tiffany Young masak banyak, Jeno tentu tidak akan melewatkan hal ini jadi ia segera memakai sepatunya dan keluar.
Ketika sedang mengunci pintu apartement, pintu di samping unit justru terbuka dan kepala Mark melongok keluar. Ia tersenyum lebar pada Jeno, "Hai, mau ke mana?"
Jeno menoleh kearah Mark, "Ngapain ngintip-ngintip gitu?" Lalu mendekat dan berdiri tepat di depan pintu kamar Mark, "Mau balik ke rumah, mau ikut?"
Mark menggeleng dengan mulut yang membulat. "Oh, nggak. Kirain mau ke mana." Membuka pintunya sedikit lebar dan berdiri di hadapan Jeno. "Boleh gak Tronton di kamarku? Please?"
"Boleh." Tanpa pikir panjang Jeno mengangguk. "Sebentar, ya. Gue ambilin si Gembul."
Mark bersorak kecil. Ia memang berniat untuk bermalas-malasan di kamar sore ini karena semua tugas telah selesai dari tadi siang. Tapi rasanya sangat sepi jika sendirian, makanya tadi ketika mendengar pintu kamar Jeno terbuka, ia buru- buru keluar untuk meminta Tronton. Jeno kembali masuk ke kamar dan keluar beberapa menit kemudian, lalu menyerahkan Tronton pada Mark dan membawa beberapa mainan serta camilan untuk si kucing.
"Nanti kasih ini ke Tronton, ya. Itu vitamin." Jeno menunjuk makanan berbentuk jeli milik Tronton.
"Okay-okay, bye-bye dulu sama tuanmu....." Mark meraih kaki-kaki Tronton, dan melambaikannya ke Jeno. "Bye-bye, Jeno......"
Jeno tidak bisa menahan senyum, mengusap perut Tronton sekilas dan mengangkat kepalan tangannya ke Mark. "Tos, dulu sebelum gue cabut." pintanya. Usai melakukan fist bump lalu pergi.
Ajakan Jeno untuk ikut bersamake rumah hanya basa-basi. Ia tidak benar-benar ingin membawa Mark menemui keluarganya, setidaknya tidak untuk sekarang. Hubungan mereka masih sebatas teman dan tidak pernah membawa seseorang ke rumah. Mungkin nanti, jika ada kesempatan bagi untuk memiliki Mark, barulah ia akan mengajak Mark bertemu dengan keluarganya. Saat ini ia hanya ingin hidup di hari ini, dan menjalani hari-harinya dengan Mark seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Busan at Midnight
Fiksi PenggemarBagi Mark, tengah malam selalu menakutkan. Namun, semua berubah setelah Jeno datang dan menawarkan pertemanan agar ia tidak sendiri, dan bisa berbagi sedihnya. [BXB] Note : Semua watak, karakter, maupun sifat semua tokoh dalam cerita ini sama sekali...