-TAEHYUNG-
Bunga-bunga sakura beguguran. Begitu indah meski tampak memilukan. Dan para pasang mata yang memandangnya takjub terasa begitu sangat jahat dalam pikiran seorang anak kecil berusia 11 tahun.
Anak kecil itu duduk termenung dengan kakinya yang menggantung di bangku taman. Memakai jaket tebal berbulu dan sarung tangan. Sesekali ia tampak tersenyum ketika ada kepulan yang kel uar dari mulutnya setiap kali dirinya membuang nafas. Hari ini suhu menyatakan minus, dan anak kecil itu sudah berada di luar ruangan selama dua jam.
Kata seorang nyonya akan ada yang menjemputnya nanti. Anak kecil yang masih polos itupun nampak senang di tengah gempuran angin musim dingin. Sejak semalam ia sudah tak mendapatkan siksaan. Pria tua yang selalu mendatanginya dan menggerayangi tubuhnya di malam hari, sudah tak tampak sejak semalam. Dan paginya sang nyonya yang adalah istrinya, mengatakan jika dirinya boleh ke luar dari rumah ini.
Taehyung kecil terlalu polos dan lugu. Ia tak tahu jika dirinya sekarang sedang dijual kembali. Tuannya yang selalu menyiksanya pun sudah mati di tangan istrinya karena perebutan harta. Dan harta itu tentu ada Taehyung di antaranya. Hanya Wang Yibo saja yang bodoh saat itu dengan menjual Taehyung dengan harga murah.
.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-
"Namaku Taehyung Tu__ Yang muli__" Taehyung tergugu dan terbata memperkenalkan siapa dirinya dengan rupa lusuhnya. Ia sama sekali tak menyangka jika kali ini tuan yang bertarung untuknya adalah seorang Raja muda dari kerajaan agung Dinasti Jeon. Raja yang memegang kekuasaan di negara selatan.
Air matanya bergulir seiring dengan gulungan pada jemarinya sendiri tanda gugup dan takut yang sudah bercampur apik seakan siap menjadi racun yang bisa kapan saja meledakkan jantung Taehyung. Tidak pernah ada yang terlewat mudah dalam hidupnya. Dan sekali lagi Taehyung merutuk pada takdir yang diberikan oleh semestanya.
Bertahun-tahun Taehyung berada dalam kuasa 3 bersaudara yang terkenal sangat kejam. Padahal mereka adalah keturunan bangsawan. Tapi tak ada satupun sikap dan sifat baik yang mereka tunjukkan. Uang telah menyelamatkan mereka dari segalanya.
"Panggil aku Tuan Jungkook, jika hanya ada kita ber dua." Jungkook mengulurkan tangannya, mengusap lembut cairan liquid yang jatuh membasahi pipi lusuh itu. Namun bukannya jijik, Jungkook malah terus mengusapkan jemarinya pada wajah lusuh yang selalu dipandang hina oleh kebanyakan pasang mata. Mereka tidak tahu jika berlian yang sesungguhnya ada di dalam wajah yang mereka anggap hina ini.
Taehyung mewarisi kecantikan dewi bulan.
"Aku kotor." Cicit Taehyung dengan segala keberanian yang ia punya mencoba untuk menengadahkan kepalanya, menatap lebih lekat wajah tampan meski penuh lebam dan luka milik seseorang yang telah memenangkan dirinya beberapa saat lalu.
"Aku tahu." Ucap Jungkook seraya menatap tajam ke arah mata hazel yang menyimpan banyak luka dan duka. Di sana~ ada pantulan wajahnya yang tengah menatap penuh minat pada sang pemilik hazel itu. Dan Jungkook pun tersenyum setelahnya. Sepertinya ia malu sendiri melihat dirinya yang seperti tidak sabaran akan suatu hal.
Ekpresi Jungkook yang tak bisa diterka, membuat Taehyung bingung antara harus takut atau tersipu. Jelas pria di depannya ini bukanlah pria sembarangan. Dia adalah sang maha agung berikutnya.
Memikirkan siapa sosok tampan yang duduk di sampingnya, tiba-tiba Taehyung menggigil ketakutan tanpa sebab. Bukankah di istana adalah tempat untuk mengadili dan menghukum orang-orang yang tidak mau patuh pada perintah Rajanya? Setidaknya itulah yang selalu Taehyung dengarkan dari Camelia. Camelia yang tak pernah menginjakkan kakinya di istana, tapi selalu membual dengan menceritakan tentang kehidupan istana. Dan sialnya, semua orang yang mendengarkan ceritanya pasti percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE HIDDEN QUEEN
FanfictionCerita lengkapnya tersedia dalam versi pdf berbayar Silahkan hubungi 085713568681 jika berminat meminang pdf nya