Lizi baru saja keluar dari toilet. Berhubung sekarang masih jam pelajaran jadi keadaan koridor sangat sepi. Saat hendak balik ke kelasnya tangan Lizi ditarik kasar oleh seseorang.
Lizi menghempaskan tangan yang berani menyentuh tangannya. Saat berbalik ia terkejut melihat bahwa orang yang menarik kasar tangannya adalah Reynad namun, dengan cepat ia mengubah ekspresinya menjadi datar.
"Ngapain lo narik-narik tangan gue" kesal Lizi.
"Gue mau ngomong sama lo" ucap Reynad dengan ekspresi yang sama datarnya.
Lizi mendengus mendengarnya "Sorry ya waktu gue terlalu berharga buat orang kek lo"
Reynad mengepalkan tangannya menahan kesal "Kenapa sekarang lo berubah. Apa itu rencana lo biar gue bisa suka sama lo? Jujur aja deh ini pasti salah satu rencana lo kan, kalau lo berharap kayak gitu mending lo berhenti aja gak ada gunanya gue gak bakal tertarik apalagi suka sama lo"
Lizi menguap dan menutup mulutnya dengan telapak tangannya "Pembahasan yang tidak berguna, seperti dugaan gue lo cuma buang-buang waktu berharga gue"
Reynad tersenyum remeh "Gak usah ngelak deh"
"Memangnya kalau iya kenapa dan kalau tidak kenapa" tanya Lizi bersedekap dada.
"MAKSUD LO"
Lizi terkekeh menanggapinya "Reynad....Reynad lo pikir gue bakal repot-repot ngelakuin hal gak berguna itu cuma buat ngedapetin lo"
"Kenapa enggak?" balas Reynad sombong.
"Gue akuin kalau dulu gue terlalu bodoh sampai ngejar-ngejar lo sampai mau pacaran sama lo bahkan dengan bodohnya gue nurutin semua perintah lo"
"Tapi setelah gue pikir-pikir lagi, gue yang terlalu pintar ini gak pantas pacaran sama lo yang gak ada gunanya. Aish kenapa gue gak sadar dari dulu ya." lanjut Lizi pura-pura berpikir.
Ucapan Lizi membuat Reynad emosi. Lizi yang melihat itu tersenyum smirk "Dan mulai sekarang gue mau kita putus jadi lo bebas deh mau deket sama siapa aja tanpa gangguan gue. Itu kan yang lo mau?"
"Jadi lo cemburu?" tanya Reynad memandang remeh Lizi.
"Dasar bodoh setelah gue ngomong panjang lebar dari tadi cuma itu dong yang lo dapet"
Reynad mengeram kesal "Lo pikir lo siapa bisa mutusin gue seenak lo hah?"
"Gue? Gue Lizia Princess Mauletta gadis yang cantik, pintar dan baik hati" ucapnya dengan pede.
"Udahlah gak ada gunanya ngomong sama orang kayak lo ngabisin waktu" setelah mengatakan itu Lizi pergi meninggalkan Reynad yang terdiam bisu disana. Reynad tidak bodoh, ia bisa melihat kalau gadis itu telah berubah bahkan auranya terasa berbeda dan jauh lebih kuat dari Lizi yang dulu.
✧༺★༻✧
Lizi menghentikan motornya di halte ketika hujan turun semakin deras. Lizi buru-buru turun dari motornya dan berteduh di halte itu. Ia mendapat guyuran hujan yang semakin lama semakin deras. Lizi mengela nafas pelan entah kenapa hari ini ia sangat sial dari tadi pagi. Lizi memeluk dirinya sendiri saat merasa udara sejuk begitu menusuk kulitnya. Saat tengah memandangi hujan tiba-tiba seseorang menghentikan motornya di halte ini juga. Orang itu kemudian ikut duduk disamping Lizi yang memandangnya sedari tadi.
"Kayaknya gue pernah ketemu sama lo deh" ucap Lizi tiba-tiba yang masih setia memandangi orang disampingnya.
Suara Lizi mengalihkan perhatian orang itu. Laki-laki itu menatap Lizi intens. Wajah itu......

KAMU SEDANG MEMBACA
My Princess
Teen Fiction"𝙺𝚒𝚜𝚊𝚑 𝚒𝚗𝚒 𝚝𝚎𝚗𝚝𝚊𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚎𝚛𝚞𝚜𝚊𝚑𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚍𝚊𝚖𝚊𝚒 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚖𝚊𝚜𝚊 𝚕𝚊𝚕𝚞" Berawal dari kecelakaan yang merenggut nyawanya. Membuat Lizi harus mengalami transmigrasi. Namun, siapa sangka raga yang ia ma...