CHAPTER 02

24 6 19
                                    

SELAMAT DATANG! DAN SELAMAT MEMBACA. DIMOHON UNTUK DI VOTE YA. TERIMA KASIH 🙏💕

•••

Saat mengetahui mereka terkunci, wajah Haniza sontak menjadi pucat. Tiana sendiri berusaha membuka pintu, dibantu oleh Amara dan Raya, tetapi pintu tersebut tidak kunjung terbuka. Raya melihat kesamping pintu dan terdapat sebuah kertas yang ditempel kan di sana.

Raya mengambil kertas itu dan terdapat pesan didalamnya. Pesan yang ada dikertas itu berbunyi : "Pintu Terkunci. Selamat mencari jalan keluar yang lain."

Nafas Raya tercekat, beberapa detik Ia diam membisu di tempat, sampai akhirnya Raya membawa kertas itu dan menunjukannya kepada yang lain. "Gua nemu ini, coba lo pada baca dah," kata Raya.

Tiana, Haniza, dan Amara mendekat ke Raya. Mereka membaca pesan yang ada dikertas, dan hal itu membuat Haniza semakin panik. "Berarti itu bukan rumor! Didalam rumah ini emang beneran ada orang nya. Ini kita harus gimana?" tanya Haniza dengan panik.

"Tenang dulu, kita lewat pintu belakang. Kita cari jalan yang menuju pintu belakang," jawab Tiana sembari menenangkan Haniza. Amara yang sendari tadi diam memilih untuk memimpin jalan bersama Tiana.

Mereka mencari jalan belakang dan beberapa kali mereka mundur karena salah memilih jalan. Dan setelah sekian lama akhirnya mereka menemukan pintu belakang itu, tetapi ada pesan lagi di kertas yang ditempelkan di sana.

Pesan itu berbunyi : "Pintu terkunci, cari lah kunci pintu ini. Selamat datang di permainan ku."

Umpatan langsung keluar dari mulut Amara dan Raya secara bersamaan. Tiana merobek kertas itu dengan wajah yang marah, sementara itu Haniza diam dan melihat sekitar. "Kita harus cari kuncinya dimana?" Raya mengacak rambutnya frustasi.

Sementara itu Haniza menemukan kertas lain. "Ini ada kertas lagi," kata Haniza yang sudah memegang kertas itu. Amara mendekati Haniza dan melihat isi didalam kertas. "Cari kunci di ruangan yang ada disini." Amara menghela nafas setelah membaca pesan tersebut.

"Yang bener aja? Kita disuruh buat cari kunci di ruangan yang ada dirumah ini? Ruangannya banyak banget, yakali kita misah buat nyari kunci?" kesal Tiana.

"Ngga, jangan misah. Kita cari kunci sama-sama, mulai dari ruangan yang ada di lantai bawah dulu," kata Amara sembari berjalan mendekati pintu belakang.

Haniza pun sama, Ia juga mendekati pintu itu dan mengamatinya bersama Amara. "Ada empat kunci di pagar pintu, dan di pintunya itu ada satu kunci. Jadi kita harus cari lima kunci," kata Haniza kepada Amara. Amara mengangguk dan kembali mendekati Tiana.

"Mau Lo atau Gua yang mimpin jalan?" tanya Amara kepada Tiana yang sedang mengamati sekitar. Tiana berbalik dan berpikir sejenak. "Gua aja, soalnya kalau ada sesuatu dari belakang Gua ngga bisa ngatasin," putus Tiana kemudian.

Amara mengangguk dan mengambil posisi di belakang seperti tadi, didepannya ada Haniza dan Raya yang bergandeng tangan, lalu di depan ada Tiana dengan senter ditangannya. Setelah berada diposisi masing-masing, mereka mulai berjalan menyusuri jalan dirumah tersebut. Beberapa kali mereka mendengar suara yang aneh, tetapi mereka memilih untuk mengabaikannya.

Haniza yang memang pada dasarnya mudah emosi langsung berteriak. "BISA DIEM NGGA SIH?! Setan bajingan, orang lagi pusing malah berisik," kesal Haniza melihat ke belakang.

Amara mengisyaratkan Haniza untuk kembali melihat ke depan, dan Haniza menurut karena dia juga malas melihat wajah buruk rupa milik sang hantu. "Abaikan aja, setan disini emang iseng iseng," kata Tiana sembari melihat ke kanan dan ke kiri.

Setelah berjalan beberapa menit, mereka masuk kedalam ruangan pertama, itu seperti ruang kerja, terlihat dari meja yang berisi dengan kertas yang sudah menguning. Tiana maju memeriksa meja bersama Amara, sedangkan Haniza dan Raya memeriksa rak buku.

Amara membuka laci dibagian kiri, dan Tiana membuka laci dibagian kanan. Setelah barang-barang didalam dikeluarkan, terlihat ada berangkas kecil di laci bagian kanan. Tiana mengamatinya dan menyenggol lengan Amara yang ada disampingnya.

"Apa?" tanya Amara heran, Ia melihat Tiana dengan tatapan bingung. Tiana tidak menjawab melainkan menunjuk ke berangkas kecil yang Ia temukan. "Berangkas?" Amara mengernyitkan dahinya bingung.

Tiana dan Amara mengecek berangkas itu dan ternyata dikunci. "Haniza, Raya, sini bentar," panggil Amara. Haniza dan Raya yang dipanggil tentu saja mendekati Amara dan Tiana.

"Kenapa?" tanya Haniza, dan sama hal nya dengan Tiana, Amara hanya menunjuk ke berangkas kecil tersebut. "Loh? Berangkas? Bisa dibuka ngga?" tanya Raya.

"Bisa, tapi harus masukin kata sandi," jawab Tiana. "Gua sama Amara udah coba kata sandi acak, tapi ngga bisa kebuka. Kayaknya kata sandinya ada disekitar sini," sambung Tiana.

"Yaudah, kita cari sekarang," kata Haniza. Kemudian mereka mulai mencari dari sudut ke sudut, beberapa kali Raya ataupun Haniza mengumpat karena hantu yang menampakkan diri secara tiba-tiba. "Pergi dulu bisa ngga?! Ganggu konsentrasi aja Lo setan!" pekik Haniza dengan wajah kesalnya.

Beberapa saat kemudian hantu yang ada didepan Haniza menghilang begitu saja. "Heran banget, rumah serapi ini masih ada aja setannya," kata Haniza kembali mencari kata sandi di rak buku.

"Setiap rumah itu pasti ada, Za," kata Tiana yang ada disamping Haniza.

"Ya tapikan ngga usah ngagetin," keluh Haniza dengan wajah yang masih kesal. Setelah beberapa saat kemudian terdengar pekikan senang dari Haniza, dan saat yang lain melihat kearahnya, Haniza sedang memegang buku tua.

Karena penasaran mereka mendekati Haniza yang melihat ke buku. "Ngapain baca buku? Buruan cari kunci." Raya menatap heran Haniza yang terlihat sedang membaca buku.

"Gua ngga lagi baca buku, ini gua dapet kata sandinya." Saat mendengar kalimat itu, sontak mereka langsung melihat isi buku tersebut. "Akhirnya ketemu. Tolong masukin kata sandinya, Za," pintar Tiana.

Haniza mengangguk dan langsung saja mendekati berangkas itu dan memasukkan kata sandi tersebut. Saat sedang sunyi-sunyi nya, tiba-tiba teriakan keras datang dari Raya.

"TIANA!"

_25 April, 2024_
©.PALEMBANG.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PSYCHKILLERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang