Part 3. Check Up

79 10 0
                                    

Preview chapter sebelumnya~

"Ishh dydy mahh nyebelinn.. Ohh yaa dy, kenapa yaa temen-temen aku, terus tadi di posyandu, kok mereka nggak ada yang punya kaya aku? Yang punya dydy sama pipi??"

"Kenapa kok tanya gitu? Dedek gasuka ya punya pipi dan dydy, nggak kaya yang lain?"

"Ishhh nggak gituu pii, aku cuma heran aja. Padahal punya pipi itu seru lohh"

"Sini sayang duduk di pangkuan pipi, pipi jelasin" Anaknya yang sedang bingung itupun hanya bisa menuruti perintah pipi untuk duduk di pangkuan nya

Setelah anaknya menyamankan diri di pangkuannya, pipi mulai bercerita

"Jadi gini sayang, dedek bayi itu ada karena..."

New chapter begin~

🧚🏻‍♀️🧚🏻‍♀️🧚🏻‍♀️

"Jadi gini sayang, dedek bayi itu ada karena pipi atau para perempuan di luar sana punya yang namanya rahim. Rahim itu sebenernya yang punya perempuan, tapi karena pipi itu orang istimewa jadi pipi juga bisa punya rahim, yaa walaupun dari hasil melakukan operasi penanaman rahim. Tau nggak? Pipi juga termasuk salah satu dari banyaknya orang yang berhasil menghadirkan dedek bayi dirahim baru ini, sampai adanya kamu yang sekarang sudah sebesar ini. Karena.. kebanyakan orang yang sesudah melakukan operasi, hanya berhasil sampai operasi penanaman rahim aja dan gabisa punya dedek bayi. Makanya itu, dedek jarang liat yang punya dydy dan pipi kaya kamu ini. Di sini aja cuma pipi yang bisa punya dedek kaya mommynya temen-temen kamu. Dedek juga termasuk orang yang istimewa, jadi jangan sedih yaa kalau cuma dedek yang nggak bisa kaya temen-temen yang lain, karena punyanya dydy dan pipi.. Paham dedek? Nahh karena itu juga, dedek bayi gaada yang jual. Bisanya itu hadir di perut pipi ini" Jelasnya perlahan dan sambil menuntun tangan anaknya untuk mengelus perutnya

"Woahh jadi gitu ya pii, tapi ini kenapa? perut pipi kok ada bekas lukanya?" Tanyanya saat merasakan adanya tonjolan di perut pipinya yang rata, sambil menyingkap sedikit kaos yang pipi pakai dan mengelus bekas operasinya

"Itu bekas adanya kamu, kamu keluar dari bekas luka itu. Makanya, kamu kalau sama pipi jangan jahat-jahat, kalau pipi kesusahan dibantu. Jangan pernah sakitin pipi, karena pipi yang berjuang mempertaruhkan nyawanya hidup dan mati, biar kamu bisa ada seperti saat iini.. Awas aja kalau buat pipi sakit hati, nanti kamu dimasukkin lagi ke perutnya pipi hahaha" Tawanya diakhir karena melihat ekspresi anaknya yang ketakutan dan ingin menangis

"Ishh nggak lah dyy, iya kan pii? Dedek nggak jahat sama pipi?? Dedek kan sayang pipi" Sambil memeluk pipi nya

"Hahaha iyaa dedek nggak jahat kok, emang dedek beneran mau punya adek bayi? Yakin nggak cemburu nantinya kalau dedek bayinya lebih deket sama pipi, karena dia kalau masih kecil belum bisa jauh dari pipi. Kaya dedek di posyandu tadi, yang nangis saat kamu minta pipi gendong dia"

"Ehmm.. Yakin pipi, dedek mau punya adek bayi sendiri, tapi nanti pipi jangan terlalu sering deket adek bayi. Pipi juga jangan sampai lupain dedek yaa??"

"Hahahaa bayi kok mau punya adek lagii, masih cemburuan pulakk"

"Yaa nggak dong sayang, masa pipi sampai lupain adek"

"Janjii ya pipi?" Mengacungkan jari kelingkingnya

"Iyaa sayang pipi janji" Menautkan jari kelingkingnya ke tangan adek

"Tapi adek juga harus janji sama dydy dan pipi, untuk ikut jaga adek bayi, no no berantem, no no buat adek bayi nangis, dan jangan sampai ngrepotin pipi karena harus ngurus kalian berdua. Janji sayang?"

Mon CœurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang