Barangkali Allah memberimu mata, untuk melihat begitu banyak manusia yang fisiknya tidak sesempurna dirimu. Hingga kamu tersadar dan senantiasa bersyukur._Arshela Hilyana Hisbi_
___________________
Shela dan Nindi menoleh ke belakang, menatap ke arah orang yang memanggil mereka. "Siapa Nin?" tanya Shela dengan berbisik.
Nindi tak menjawab, ia hanya melirik sebentar ke arah Shela lalu menatap ke arah orang yang memanggil mereka. "Bunda! Kita tuh kaget tau bun!" sungut Nindi penuh kekesalan.
Shela menganggukkan kepalanya, "ohh bunda..." batin Shela.
"Ya maaf Nin! Bunda kan ga tau!" ucap paruh baya itu tak kalah kesal.
"Bund-"
"Nindi!" peringat Shela, bukan apa, hanya saja jika tidak dilerai maka urusannya akan sangat panjang. Mengingat Nindi dan ibunya sama-sama keras kepala.
"Kita mau ke air terjun bun," ucap Shela, ia memang memanggil ibu Nindi dengan sebutan Bunda, begitu pula Nindi yang memanggil ibunya dengan sebutan mamah.
Sinta, ibu Nindi, mengangguk lalu menatap putrinya, "Kalau ditanya tuh jawab, kayak Shela, bukannya marah-marah," ucap Sinta.
Saat Nindi akan menimpali, Shela lebih dulu menyelanya. "Maaf Bunda, kita mau pergi ke air terjun dulu ya, takut keburu malem," ucap Shela.
Nindi menatap kesal ke arah sahabatnya itu, namun tak ayal ia juga menyetujuinya, karena hari semakin sore.
"Yaudah pergi aja, inget! Hati hati!" peringat Sinta.
"Iya, Assalamu'alaikum," ucap mereka bersamaan.
"Wa'alaikumussalaam," jawab Sinta.
Tidak butuh waktu lama untuk mereka sampai ke tempat yang mereka tuju. Air terjun yang tidak terlalu tinggi, dengan air yang jernih serta ikan yang berenang kesana kemari, juga bebatuan dan pohon rindang yang mengelilingi air terjun itu, membuat siapapun betah berlama-lama di sana.
Shela duduk disalah satu bebatuan besar yang tidak terlalu dekat dengan air terjun.
Saat akan duduk di samping Shela tiba tiba perut Nindi terasa sangat sakit, "Aduh! La, aku pulang sebentar gapapa? Ga lama kok, perut aing sakit soalnya," ucap Nindi dengan tangan memegang perut yang bergejolak ingin ke kamar mandi.
"Iya gapapa," jawab Nindi dengan tangan yang terulur mengambil Al Qur'an di tangan Nindi.
"Yaudah, kalau gitu aku pergi dulu ya, Jangan kemana-mana! Aku ga lama kok, Assalamu'alaikum," ucap Nindi lalu pergi dari sana tanpa mendengar jawaban dari Shela.
"Wa'alaikumussalaam," jawab Shela dengan pelan karena sudah tidak merasakan keberadaan Nindi.
Tak ambil pusing, Shela pun memulai muraja'ahnya, mengulang setiap ayat Al Qur'an yang sudah ia hafalkan.
Shela, seorang gadis tuna netra yang memiliki impian untuk menjadi seorang hafizah. Walaupun ia seorang tuna netra, itu tidak menyurutkan semangatnya dalam menghafalkan Al Qur'an.

KAMU SEDANG MEMBACA
KanaLa
Teen FictionArshela Hilyana Hisbi, si pemeran utama dalam cerita ini. Gadis tuna netra yang di cintai secara ugal ugalan sama cowok paham agama. Gadis polos dan lemot namun juga bermulut tajam yang berhasil memasuki hati dingin seorang gus. Gimana kisah mereka...