PART 3

5 0 0
                                    

Azmi : “Eh maaf, maksud gua restu buat anter jemput lu, gitu.”
Mika : “Oh, hmm gak kok, Mi. Ayah gua ngajak makan malem, jadi tar langsung berangkat ke tempatnya dari sini.”
Azmi : “Oh, gua kira kenapa. Oke deh, tapi gua tungguin lu sampe dijemput ya.”
Mika : “Iya, Mi. Makasih ya.”
Bel sekolahpun berbunyi pertanda pulang sekolah tiba. Mika dan Azmi berjalan ke depan gerbang sekolah, tapi saat diparkiran, Azmi mengambil motornya terlebih dahulu. Lalu Azmi menunggu Mika dijemput oleh ayahnya didepan gerbang sekolah.
Azmi : “Sini!”
Mika : “Apaan?”
Azmi : “Sini duduk daripada berdiri gitu, pegel lho.”
Azmi mengajak Mika duduk dimotornya.
Mika : “Gak ah. Jok motor lu tinggi, males duduknya. Lagian itu ayah gua udah ada.”
Terlihat dari kejauhan mobil Daichi sedang menuju ke sekolah Mika. Sampailah mobil Daichi di depan gerbang sekolah. Daichi membuka kaca mobil dan memberi klakson pada Azmi.
Daichi : “Mi, duluan ya. Makasih udah mau tungguin Mika sampai Mika dijemput saya.”
Azmi : “Oh iya, Pak silakan. Hati-hati ya, Pak, Mik.”
Daichi dan Mika mengangguk dan tersenyum pada Azmi dan berangkat. Ditengah perjalanan mereka mampir terlebih dahulu ke toko baju untuk membeli baju Mika. Karena Mika pada saat itu masih memakai seragam sekolah. Sesampainya direstoran, mereka berdua duduk dimeja yang telah dipesan sebelumnya oleh Daichi. Tak lama, ada seorang perempuan yang menghampiri mereka berdua.
Sari : “Hai, Daichi! (sambil melambaikan tangan).”
Daichi : “Eh, Sari, sini! Ayo silakan duduk!”
Sari : “Halo, cantik. Ini anakmu? Cantik sekali seperti mamahnya.”
Mika : “Hai tante.”
Daichi : “Iya, Sar ini anakku, Mika namanya. Ayo sayang, salam dulu! Ini namanya tante Sari, dia teman kerja ayah selama di maskapai.”
Mika tersenyum dan menyalami Sari saat itu juga.
Sari : “Eh sorry Daichi, saya izin ke kamar mandi dulu, ya.”
Daichi : “Oh, iya silakan.”
Sari pun menuju kamar mandi. Sementara itu Mika bertanya-tanya sebenarnya siapa perempuan tersebut? Kenapa ayah sampai mengajak dia untuk makan malam bersamanya?
Mika : “Ayah, dia sebenarnya siapanya ayah?”
Daichi : “Teman kerja ayah, sayang. Dia admin di maskapai tempat ayah kerja. Dia sudah banyak membantu ayah.”
Mika : “Halah ayah ini jujurlah ayah! Temen apa demen?”
Daichi : “Eh, kamu ya!”
Mika : “Noh, noh muka ayah merah lho! Jujurlah ayah siapa dia? Calon ibu baru Mika, ya?”
Daichi : “Ah, udah nanti aja ayah jelasin pas udah ada dia.”
Beberapa menit kemudian, Sari pun datang.
Sari : “Eh, udah pesen makan belom? Sayang ayo pesen makan! Mbak mbak sini!”
Sari memanggil waiters dari kejauhan.
Daichi : “Belum, kami nunggu kamu dulu.”
Merekapun langsung memesan makanan dan makan malam bersama. Ditengah-tengah mereka makan, Daichi menyampaikan sesuatu kepada Mika.
Daichi : “Mika, ayah sebenarnya mau sampein kamu sesuatu.”
Mika : “Apa ayah?”
Daichi : “Sebenarnya tante Sari ini calon istri baru ayah. Kami akan segera melangsungkan pernikahan sekitaran 5 bulan lagi. Semoga kamu terima tante Sari ya.”
Mika : “Ahh! Iya, kan. Aku udah nyangka itu dari awal.”
Terlihat wajah Sari memerah tanda malu.
Sari : “Hehe, iya Mika. Tante ini calon istri baru ayah kamu. Tante yang ajak ayah kamu untuk makan malam bersama untuk menyampaikan hal ini, tante harap kamu bisa terima tante menjadi ibu baru kamu.”
Mika : “Tapi maaf tante, ayah. Sebelumnya aku mau tanya, kalian pacaran dari kapan? Soalnya ayah gak pernah cerita-cerita sama aku tentang kedekatannya sama tante.”
Sari : “Tante sama pak Daichi gak pacaran, kami teman dekat biasa. Tapi kami saling berkomitmen untuk langsung ke jenjang yang lebih serius, karena seumuran tante dan ayah kamu udah gak perlu pacar pacaran lagi, sayang.”
Daichi : “Iya, sayang. Ayah udah gak butuh pacar pacaran, ayah mau langsung cari wanita yang siap untuk berumah tangga lagi.”
Mika : “Bagus, deh kalo prinsip kalian kayak gitu. Jujur, dari awal Mika liat tante Sari, Mika liat tante orang yang baik dan tulus. Diliat dari cara tante perlakukan ayah, berbicara pada ayah dan aku. Insya Allah aku terima tante apa adanya, asal tante gak nyakitin perasaan ayah seperti ibuku yang menyakiti ayah dulu.”
Sari&Daichi : “Alhamdulillah!”
Sari : “Insya Allah, tante akan jaga perasaan ayah dan kamu juga, sayang. Cuma tante ini seorang janda anak satu. Anak tante cowok, nanti tante kenalin sama kamu, ya.”
Daichi : “Alhamdulillah kalo kamu setuju sama hubungan ayah dan tante Sari, ayah senang. Ayah yakin tante Sari akan jauh lebih baik dari ibu kamu, nak. Doain ya!”
Mika : “Oh, tante punya anak juga? Kenapa gak sekalian dibawa kesini tante? Pasti, ayah. Mika selalu doain ayah yang terbaik.”
Sari : “Iya, sayang. Tante juga udah ajak dia cuma gak mau, dia sibuk sama streaming dan pekerjaannya, ya intinya anak tante itu gak bisa diganggu kalo lagi sibuk-sibuknya.”
Mika : “Lho? Anak tante streamer?”
Sari : “Iya, dia bikin akun Youtube gitu, sayang. Nanti lah tante ketemuin kamu sama dia ya.”
Mika : “Boleh banget tante! Ngomong-ngomong emang anak tante dan tante tinggal dimana?”
Sari : “Tante selama cerai sama suami tinggalnya dirumah ibu tante.”
Mika : “Oh iya tante. Aku tunggu ya kenalin aku sama anak tante!”
Sari : “Iya sayang, pasti!”
Selesai makan malam bersama, Daichi dan Mika mengantar pulang terlebih dahulu Sari ke rumah ibunya dan langsung pulang ke rumah. Ke-esokan harinya disekolah, seperti biasa Mika dan Azmi istirahat bersama.
Mika : “Mi, aku mau cerita sama kamu yang kemarin aku makan malem sama ayah.”
Azmi : “Boleh, dong. Cerita cerita!”
Mika : “Jadi kemarin ayah bawa calon istri barunya makan malem bareng juga.”
Azmi : “Oh ya? Terus terus?”
Mika : “Rencananya mereka menikah 5 bulan lagi, Mi. Calon istri baru ayah itu seorang janda, dia punya anak streamer tau, Mi!”
Azmi : “Wih keren, dong! Kamu udah ketemu sama anaknya?”
Mika : “Belum. Katanya sih mau dikenalin cuma gatau kapan.”
Mika terus menceritakan apa yang terjadi saat makan malam tadi malam bersama calon ibu barunya itu. Hari dimana rencana perkenalan Mika dan anaknya Sari pun tiba. Di hari Minggu pagi, Daichi dan Mika siap-siap untuk berkunjung ke rumah Ibunya Sari. Sesampainya dirumah Ibunya Sari mereka berdua disambut baik oleh Sari dan ibunya.
Ibu Sari : “Monggo, silakan masuk! Eh siapa ini namanya? Ayu tenan!”
Mika : “Eh, iya nek. Saya Mika, anaknya pak Daichi.”
Ternyata Sari itu keturunan Jawa tepatnya di Magelang, maka dari itu gaya bicara Ibu Sari sedikit ada medhoknya.
Sari : “Tunggu ya sayang, tante panggilkan anak tante.”
Sari pun menuju ke kamar anaknya yang saat itu sedang santai depan komputer dan menyuruh dia untuk menemui calon ayah dan adik barunya itu. Tak lama anaknya Sari keluar dari kamarnya, menghampiri Mika dan Daichi. Perlakuan anaknya Sari kepada mereka berdua lumayan cuek namun ramah juga. Anaknya Sari bersalaman dengan Daichi yang sebelumnya mereka berdua pernah bertemu.
Ikhsan : “Halo, om gimana kabarnya?”
Daichi : “Eh San, baik-baik. Kamu gimana?”
Ikhsan : “Ya biasalah om, gini-gini aja hehe.”
Daichi : “Oh iya, kenalin nih ini anak om, Namanya Mika.”
Mika : “Mika.”
Mika menyodorkan tangannya kepada Ikhsan.
Ikhsan : “Ikhsan.”
Sari : “Iya, jadi ini anak tante yang tante bilang waktu itu, Mika. Semoga kalian nanti jadi saudara yang akur ya.”
5 bulan kemudian. Hari pernikahan Daichi dan Sari pun dilaksanakan dengan aman dan lancar. Walaupun acara pernikahannya sangatlah sederhana, tapi mereka terlihat sangat bahagia. Selesai acara pernikahan, Daichi, Mika, Sari, Ikhsan beserta keluarga Sari mendiskusikan kehidupan keluarga kecil Sari yang baru ke depannya. Hasil dari diskusi tersebut adalah, Sari dan Ikhsan dibawa Daichi ke rumah barunya yang ada di Bekasi. Beberapa hari kemudian, Sari dan Ikhsan pindah ke rumah Daichi.
Daichi : “Ikhsan, buat kamu streaming nanti ayah siapkan ruangan baru ya. Sementara peralatan streaming kamu dikamar kamu dulu diatas.”
Ikhsan : “Wah om saya sangat-sangat berterima kasih atas dukungannya terhadap saya sebagai streamer.”
Daichi : “Pasti dong! Sekarang kan om adalah ayah kamu. Jadi kamu panggil om dengan sebutan yang sama kayak Mika ke saya yaitu Ayah aja ya, biar lebih enak.”
Sari : “Iya, Mika. Kamu juga sebut tante dengan sebutan yang sama seperti Ikhsan ke tante dengan sebutan Bunda ya, sayang.”
Mika : “Oke, bunda!”
Ikhsan : “Iya, ayah.”
Mereka berempat pun berpelukkan bersama seperti keluarga baru yang amat sangat bahagia.
.
.
.
.

KyoriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang