Pada tanggal 20 Februari tahun 2000 lahir seorang anak Perempuan yang diberi nama Mika Sakura Yamamoto. Mika lahir di Jepang, tepatnya di Asakusa. Mika adalah anak dari pasangan Daichi dan Anita. Ayah Mika berdarah Jepang sedangkan Ibunya berdarah Indonesia. Mereka berdua bertemu di Jepang saat mereka bekerja disana. Singkat cerita, orang tua Mika pindah rumah ke Indonesia untuk tinggal bersama nenek Mika karena kesehatan nenek Mika yang harus lebih diperhatikan. Karena hal itu, mau tidak mau Daichi harus mencari pekerjaan di Indonesia. Karena latar pendidikan Daichi itu adalah penerbangan, maka dari itu dia melamar menjadi pilot disuatu maskapai. Tidak lama sesudah melamar pekerjaan tersebut, Daichi pun dipanggil perusahaan maskapai itu dan diterima. Jadilah Daichi bekerja sebagai pilot. Seperti yang kita ketahui, seorang pilot akan jarang sekali pulang ke rumah bertemu dengan keluarganya.
Saat itu Mika sudah duduk dikelas 2 SMP. Dia jarang sekali bertemu dengan kedua orang tuanya. Ayahnya yang seorang pilot lalu Ibunya yang bekerja dipabrik memungkinkan Mika tidak dekat dengan orang tuanya. Jadi, semenjak di Indonesia, tepatnya di Bandung, Mika lebih dekat dengan neneknya. Walaupun secara finansial keluarga kecil Mika bisa terbilang cukup bahkan lebih, namun karena jarangnya komunikasi dari orang tuanya Mika, mereka tiap bertemu selalu bertengkar. Tak segan-segan mereka bertengkar karena hal sepele. Karena hal itu juga Mika tidak betah dirumah, dia lebih suka menghabiskan waktunya untuk bermain game diwarnet bahkan pernah suatu waktu dia pulang malam karena bermain game disana.
Setahun kemudian, Mika sudah kelas 3 SMP yang artinya dia akan beranjak ke SMA. Selama setahun itu Ayahnya hanya mengirimkan uang kepadanya dan jarang sekali bertemu. Begitupun dengan Ibunya. Seolah-olah Ibunya tidak peduli dengannya. Sejak itu, Ayahnya tinggal di apartemen di Jakarta karena alasan pekerjaan. Ibunya juga sudah lama tidak pulang ke rumah, entah kemana. Namun, tetangganya pernah melihat Ibu Mika dijemput oleh seorang laki-laki bermobil, dan sejak saat itu Ibu Mika tidak terlihat lagi.
Suatu hari, Daichi datang ke rumah untuk menjumpai Mika, tapi dia membawa sebuah amplop yang berisikan surat.
Daichi : “Assalamualaikum.”
Salam Ayah Mika sambil masuk ke rumah dan menengok kiri kanan mencari Mika.
Nenek Mika : “Waalaikumsalam, eh kamu. Masuk-masuk! Aduh si neng kemana ya> tadi sih sepulang sekolah pamitnya mau ke warnet.”
Daichi : “Oh iya gak apa-apa bu. Kalo Anita kemana bu>”
Nenek Mika : “Anita udah 2 bulan lebih gak pulang ke rumah, Nak. Ibu dan Mika dibiarkan begitu saja. Kita berdua hanya mengandalkan uang darimu aja. Anita gak pernah kirim uang sudah 2 bulan ini.”
Daichi : “Begini, bu. Sebenarnya saya sudah tau kemana perginya Anita. Saya sudah bertemu dia di Bogor kurang lebih seminggu yang lalu.”
Nenek Mika : “Sebenarnya kemana dia, Nak>”
Daichi : “Anita sudah menikah siri dengan laki-laki lain, Bu. Dia yang mengatakannya sendiri lewat telpon, dia minta maaf kepada saya karena dia sudah tidak kuat tak diberi nafkah batin oleh saya. “
Nenek Mika : “Astaghfirullah, yang bener, Nak> Kenapa Anita perlakukan kamu seperti itu ya Allah Anita kasian suamimu dan anakmu.”
Respon Nenek Mika saat itu syok tidak menyangka anaknya melakukan itu. Melihat Nenek Mika seperti ingin pingsan, Daichi pun mendudukkan Nenek Mika ke kursi dengan perlahan.
Daichi : “Sudah-sudah Ibu tenang dulu. Biarkan Anita bahagia dengan keluarga barunya. Saya sakit hati juga mendengar ini, namun saya sudah ikhlas. Saya kesini membawa surat cerai untuk Anita, dan saya akan menjemput Mika untuk ikut dengan saya ke Jakarta. Tapi Ibu jangan khawatir, Insya Allah saya akan terus mengirimkan uang tiap bulannya untuk keperluan Ibu sehari-hari. Saya juga sudah menghubungi Solihin untuk kesini dan membicarakan hal ini.”
Mendengar penjelasan dari Daichi, Nenek Mika mengangguk lesu. Solihin adalah paman dari Mika (adik dari Anita) yang tinggal tak jauh dari rumah nenek Mika.
Mika : “Apa maksudnya keluarga baru Ibu dan aku ikut ke Jakarta, Ayah>”
Nenek Mika dan Daichi terkejut tiba-tiba mendengar suara Mika dari arah pintu masuk. Ternyata semenjak tadi Daichi mendudukkan Nenek Mika ke kursi, Mika sudah datang dan menguping dari pintu.
Daichi : “Eh, sayang. Sini-sini duduk dulu, Ayah jelasin semua.”
Dengan mata yang berkaca-kaca, badan bergetar dan muka yang tegang, Mika pun menuruti Ayahnya dan dia duduk disebelah neneknya. Tak lama Solihin pun datang ke rumah dan ikut duduk bersama.
Solihin : “Jadi gimana nih, Om> Sebelumnya saya atas nama keluarga Anita meminta maaf yang sebesar-besarnya atas kelakuan dia kepada Om. Saya juga tidak menyangka kenapa dia berbuat seperti itu. Waktu itu tetangga saya sudah ada yang melihat Anita dijemput oleh sesorang menggunakan mobil, tapi saya tidak percaya itu. Tapi tadi Om cerita banyak pada saya akan hal ini, saya benar-benar… (menggelengkan kepala).”
Mika : “Apa sih, Mang> Emang Ibu kenapa> Aku gak ngerti ini, terus kenapa aku ikut ke Jakarta> Mau apa di Jakarta> Kan aku sekolah disini.”
Tanya Mika kebingungan. Ayah Mika menjelaskan apa yang terjadi, karena Mika tidak terlalu dekat dengan Ibunya, Mika tidak terlalu terkejut mendengar itu, namun dia sedih melihat neneknya yang terlihat masih syok.
Daichi : “Ini Mika mau saya bawa ke Jakarta nanti setelah lulus SMP. Jadi dia SMA kemungkinan di Jakarta. Saya yakin tanpa hak asuh anak, Mika tau mana yang harus dia ikuti, Ayah atau Ibunya. Untuk Ibu, saya Insya Allah akan terus mengirim uang untuk sehari-harinya, Mang. Jadi saya titip Ibu disini, ya. Walau nanti setelah resmi bercerai saya statusnya sebagai mantan menantu Ibu, tapi saya tetap sayang pada Ibu, karena selama saya bekerja jauh, Ibu sudah banyak berperan merawat Mika. Jadi hitung-hitung saya balas budi pada beliau.”
Mika : “Ayah, emang gak bisa ya kalo nenek ikut sama kita ke Jakarta>”
Solihin : “Gak bisa neng, ini rumah asli punya nenek, gak bisa ditinggal. Kalaupun bisa juga mang gak ngizinin neng, mang masih pengen rawat nenek, gak mau jauh-jauh dari nenek.”
Nenek Mika: “Neng, gak apa-apa kok nenek disini juga banyak yang jagain. Ada mang, ada bibi, ada alo (sepupu), banyak neng gak apa-apa neng nanti ikut aja sama Ayah ke Jakarta, ya. Kalo kangen nenek tinggal kesini.”
Mendengar neneknya menenangkan Mika, Mika pun terenyuh dan langsung memeluk neneknya.
Nenek Mika: “Maafin Ibu kamu ya, neng. Ya Allah gusti…”
Kata Nenek Mika sambil mengelus kepala Mika.
Daichi : “Gak apa-apa kan, sayang kamu ikut Ayah ke Jakarta> Bukannya Ayah gak percaya kamu dirawat nenekmu disini, tapi nenek sudah tua, gak mungkin ngerawat kamu terus, nenek udah waktunya menikmati masa tuanya. Lagian kamu anak Ayah, tanggung jawab Ayah, jadi kamu lebih baik ikut Ayah.”
Mika : “Ya udah Ayah kalo itu yang terbaik buat semuanya, Mika setuju ikut ayah ke Jakarta dan sekolah disana.”
Saat perpisahan pun tiba. Daichi dan Anita sudah resmi bercerai, Mika sudah lulus SMP. Mika yang saat itu sedang memasukkan baju terakhirnya ke dalam koper, tak terasa air mata jatuh di pipinya.
Mika : “(Aku pasti akan rindu sama kamar dan rumah ini, terutama sama nenek.”
Ucapnya dalam hati sambil memandang sekeliling ruangan kamarnya. Tidak lama Ayah pun datang untuk menjemputnya. Semua keluarga berkumpul untuk terakhir kalinya bertemu dengan Mika yang nanti akan jarang sekali bertemu. Sesudah berbincang lumayan lama, Daichi dan Mika pun berpamitan.
Mika : “Nek, Mika pamit dulu ya, terima kasih selama ini nenek udah rawat Mika dengan penuh kasih sayang. Nenek sehat sehat disini, nanti kalau aku kangen nenek, aku kesini ya, atau gak aku telpon mang dan bibi. Sekali lagi terima kasih ya, Nek. Mika pamit, Assalamualaikum.”
Neneknya mengangguk dan menjawab salam sambil menangis karena harus berpisah dengan cucu yang dia rawat sudah lama. Mika dan Ayahnya berpamitan juga dengan yang lain. Setelah itu mereka berangkat. Dijalan Mika terkadang menangis karena memikirkan neneknya. Namun Daichi bisa menenangkan Mika.
.
.
.
.
.
![](https://img.wattpad.com/cover/364234219-288-k442845.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kyori
RandomSeorang wanita yang memperjuangkan cintanya walau terhalang jarak (kyori). Banyak sekali ujian setiap kali dia menjalani hubungan dengan seseorang, mulai dari masalah keluarga, perselingkuhan, jarak dan lain lain. Namun dengan berbekal kesabaran, ak...