Buto Ijo

6 2 0
                                    

Marhaban ya Ramadhan 🙏
Kisah ini update kembali!! 😊

Happy Reading guys!

***
"Manusia itu punya harapan." –Jerry.

"Tidak semua harapan bisa di wujudkan."–Langit Aksagara

***

"Pelangi Falisha." tutur Aksa. "Jadi dia anak yang ku cari? Anak dari orang itu!"

"Benar Pak. Dia adalah anak dari Ivan Adipura Sanjaya. Menurut informasi yang saya dapatkan Dia di asuh oleh saudara Ibunya, Rama. Rama menjadikan dirinya sebagai Ayah kandung dari Pelangi. Dan dia tidak mengetahui apapun jika Rama bukanlah Ayah kandungnya."

"Bagus. Informasi yang kamu dapatkan sangat berguna. Tapi, dimana keberadaan anak itu sekarang?"

"Dia tinggal di–"

"Pah!"

Langit datang dan memotong pembicaraan mereka berdua. Aksa segera mengalihkan pembicaraan mereka.

"Loh! Ada Pak Cipto? Bukannya Pak Cipto pulang kampung?" ucap Langit saat melihat Cipto pengawal/bodyguard dari ayahnya itu di rumah.

"Iya Den, saya baru aja pulang dari kampung."

Langit mengangguk. "Pah, sarapan udah siap. Mending sarapan dulu! Jangan kerjaan mulu yang di lakuin." ketus Langit sembari menyindir Aksa yang hanya memikirkan pekerjaan di dalam hidupnya.

Di meja makan tak ada satupun perbincangan antara Anak dan Ayahnya. Aksa sibuk dengan ponselnya dan itu membuat Langit kesal. "Aku baru ingat! Kalau anak itu bersekolah dia sekolah yang sama dengan Langit." batin Aksa.

Langit beranjak dari kursi begitu menyelesaikan sarapannya. "Pah, Langit berangkat dulu!"

"Langit!"

Langit menghentikan langkahnya. "Biar Papah anterin kamu ke sekolah."

"Gak perlu Langit berangkat sendiri aja."

"Mau berangkat pake apa kamu? Mobil kamu aja masih di bengkel, udah biar kamu berangkat sama Papah. Sekalian Papah ada urusan di sana."

Dahi Langit mengerut. "Papah ada urusan apa di sana?"

***

Kelas yang sudah ramai dengan suara murid-murid tiba-tiba di buat hening saat Bu Murni masuk ke dalam kelas. Padahal, bel masuk pun belum berbunyi. Bu Murni lalu membagikan sebuah kertas kepada murid-murid. Di dalam nya tertera 'FESTIVAL BUDAYA SMA LAKSANA'

"Oke. Perhatian semuanya!!!" Semua pandangan tertuju kepada Bu Murni.
"Mengingat sebentar lagi SMA LAKSANA akan merayakan ulang tahunnya ke 30 tahun. Maka dengan ini  SMA Laksana akan mengadakan pertunjukan festival Budaya. Dan masing-masing kelas akan ikut serta dalam rangkaian ulang tahun SMA Laksana."

"Gimana kalau kita buat pertunjukan pantun?" Agi memberi pendapatnya.
Sebuah lemparan kertas mengenai kepala Agi.

"Dasar Jarjit!" Langit meledek Agi.

"Gimana kalo tari aja Bu? Indonesia'kan punya banyak tarian," Odet juga memberi pendapatnya.

"Emangnya centong nasi bisa nari?" Ledek Agi. "Kalo yayang Lani sih udah pasti bisa. " 

Lani bergidik geli mendengar kata-kata Agi.

"Heh adudu! Gini-gini gue juga jago nari kali"

Teman-teman sekelas tertawa dengan ledekan Odet kepada Agi. "Adudu? Emangnya bentukan muka gue ini kotak? Sembarangan lo!" ujar Agi sembari menunjuk wajahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pelangi Dan LangitnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang