Bab 3. Sisi Lain Bella

9 0 0
                                    

Matahari bersinar cerah nan hangat pagi ini. Angin yang bertiup semilir membawa bau harum bunga-bunga yang sedang bermekaran di taman.

Terlihat, kehangatan keluarga kecil itu bertambah dengan adanya kiacauan burung-burung yang sedang terbang kesana kemari dari pohon ke pohon menikmati langit biru yang cerah.

Sama seperti hari sebelumnya, keluarga kecil itu sedang menimati teh hangat dan cemilan pagi di taman kecil samping rumah sambil sedikit berbincang santai satu sama lain.

“Mau kemana hari ini, sayang,” tanya seorang pria yang baru memasuki umur paruh baya

“Bella mau ke panti, pi.”

“Perginya sama Nak Cindy lagi?” tanya mommy.

“Ngga, mom. Hari ini Cindy ada kerjaan mendadak, jadi ngga bisa pergi ke panti barang aku.”

“Bukannya hari ini hari minggu? Kok masih kerja?”

Bella menghela napas pelan. “Namanya juga kerja sama orang lain, pi. Ya mau gimana lagi.”

“Suruh pindah kerja aja di kantor, papi.”

“Iya, sayang,” timpal mommy.

“Ngga usah, mom, pi.”

“Sayang.”

“Bella tau kok niat baik, mommy dan papi. Biar kalau Bella ke panti ngga sendirian kan? tapi mommy ... papi, Cindy orang yang lebih mengutamakan pekerjaan. Mommy dan papi lihat sendirikan kalau Cindy ada waktu luang, pasti dia temani Bella kemana pun.”

“Iya, juga. Baiklah. Kalau suatu saat Nak Cindy kepengen pindah kerja, tanya mommy saja.”

“Iya, mom. Eemm mommy, papi. Kalau gitu Bella siap-siap dulu mau ke panti.”

“Hem, iya.”

Setengah jam kemudian, Bella telah selesai bersiap. Ia pun berpamitan pada mommy dan papi yang masih ada di taman sambil menimati secangkir teh hangat.

“Hati-hati dijalan,” ujar papi.

“Kalau anak panti kekurangan sesuatu lagi, segera hubungi mommy ya.”

“Iya, mom. Kalau gitu Bella pergi dulu.”

Setelahnya, Bella berjalan ke garasi mobil. Lalu semenit kemudian ia melajukan mobilnya menuju panti asuhan yang sudah lama dikenalnya.

Selama perjalanan itu, ia membiarkan jendela mobilnya terbuka agar angin pagi yang segar masuk kedalam monilnya. Tak lupa pula, ia memutar audio mobil dan mulai bersenandung kecil menyanyikan lagu kesukaanya sepanjang jalan.

Setelah berkendara selama sepuluh menit lebih, akhirnya Bella tiba di panti asuhan kasih ibu. Ia lantas memarkirkan mobilnya. Belum juga ia keluar dari mobil, anak-anak yang sedang bermain bola di halaman, lantas saja segera berlari ke arahnya.

“Kakak Meisyah,” panggilan serempak dari anak-anak itu.”

Bella yang dipanggil kakak Meisyah oleh anak-anak panti lantas saja keluar dari mobil, menyambut panggilan anak-anak itu.

“Bagimana hari-hari kalian selama kak Meisyah ngga datang?”

“Baik, kak.”

“Kakak membawakan kami hadiah lagi?” celetuk seorang anak.

“Iya, dong.”

Bella lantas saja membuka bagasi mobilnya dan mulai membagikan makanan dan barang yang di butuhkan oleh anak-anak panti.

“Terima kasih, kak Meisyah.”

“Sama-sama.”

Setelahnya, anak-anak itu kembali berlari bermain bola. Sedang Bella, berjalan mendekati sosok anak kecil yang sedang duduk dibawah pohon dengan sebuah kursi roda yang setia menemaninya.

Terpaksa Menikahi Nona MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang