°perjodohan 1°

594 31 2
                                    

"Dek nanti malam jangan kemana kemana ya". Ucap Zhang hao.

"Emangnya kenapa bun?"

"Nanti malam bakalan ada tamu". Jelas Zhang hao, ibunda Yujin.

"Tamu siapa?"

"Tamu yang mau ngelamar kamu". Ujar Hanbin yang berhasil membuat Yujin membulatkan matanya.

"Hah apaansi kok main jodoh jodohan, aaaaa gak ah adek gamau". Rengek Yujin.

"Ih ganteng tau! namanya Gyuvin. Nih liat dulu fotonya, belagu amat". Zhang hao sedikit tertawa setelah melihat anaknya merengek.

 Zhang hao sedikit tertawa setelah melihat anaknya merengek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bun, serius aku bakal dijodohin sama dia?". Yujin menatap bundanya yang duduk dihadapannya.

Zhang hao mengangguk mantap menanggapi pertanyaan anaknya. "Emang kenapa? Dia ganteng kok udah kerja pula"

"Emmm kok culun ya? Ini mah bukan selera aku". Ucapan Yujin berhasil mendapati geplakan di kepala oleh sang bunda.

"Jangan menilai buku dari covernya dulu. Ketemu dulu atuh baru bilang bukan selera kamu, belagu amat sih pake selera. Kamu kira Indomie?"

"Papa :(". Yujin melengkungkan bibirnya kebawah, ia menatap Hanbin yang berada disampingnya.

Hanbin tersenyum lembut mengusak rambut Yujin pelan. "Dengerin bunda ya sayang"

"Yaudah bunda aja yang nikah!". Yujin menunjuk Zhang hao yang ada di hadapannya.

"Eh enak aja, mulutmu ini minta di geplak ya". Hanbin menepuk pelan bibir anaknya.

"Sebenernya kalian udah tunangan jadi tinggal nikahan doang. Seminggu lagi kalian bakal nikah". Ujar Zhang hao.

"Tapi... yaudah deh terserah!". Yujin lantas berdiri dari duduknya meninggalkan kedua orang tuanya

••••

Pernikahan dilaksanakan seminggu kemudian. Sesampainya Yujin di pernikahan, dengan gugup ia perlahan menggandeng lengan Hanbin untuk menuju altar. Saat memasuki gereja ia tercekat melihat pemuda yang akan menikahinya yang terlihat berdiri gagah di atas altar. Gayanya tidak culun, tubuhnya sangat tinggi dan juga tak memakai kacamata. Yujin menelan ludahnya, ia berubah pikiran. Sekarang suaminya adalah.... seleranya!.

Yujin menelan ludahnya gugup ketika calon suaminya mengulurkan tangan hendak mengambil tangan Yujin. Mereka mengucapkan janji sakral dihadapan tuhan, tepuk tangan menggema saat kedua pengantin dipersilahkan berciuman.

••••

Brukk

"huft cape"

Si manis menubrukkan tubuhnya pada kasur hotel dekat dengan tempat resepsi.

"Saya mandi dulu atau kamu?". Tanya Gyuvin yang berdiri dihadapannya.

"Serah om"

"Om? emang saya setua itu?". Sang dominan menyrengitkan dahinya.

"Iya tapi ganteng kok"

"Really?". Yujin membulatkan matanya saat dirasa sang dominan yang sekarang berstatus menjadi suaminya sedang mengukungnya. Yujin susah payah menelan ludahnya, sekarang ia gugup dan takut menatap Gyuvin yang berada di atasnya. Ia mengangkat tangannya menahan dada Gyuvin yang berangsur mendekat menempelkan kedua tubuh mereka.

"Om! mau ngapain om!". Panik Yujin.

"Saya mau kamu". Gyuvin mendekatkan wajahnya dan berisik tepat di samping telinga Yujin.


Tbc

••••

Please support my story

Beautiful Story | GyujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang