°pengasuh 3°

272 28 0
                                    

Wajah Gyuvin saat ini menghantui pikirannya, ia menutup rapat rapat matanya dengan pikiran untaian kata yang Gyuvin ucapkan kemarin. Yujin bingung harus berkata apa lagi, bukannya ia keras kepala atau jual mahal, hanya saja ia merasa tak pantas jika harus bersanding dengan Gyuvin.

Bagi Yujin, pria itu terlalu sempurna untuknya. Dia pria terpandang, kaya dan..... tampan. Pasti ada begitu banyak orang yang menginginkannya. Sementara Yujin, ia hanya sekedar pengasuh.

Tapi menjalin hubungan tidak selalu tentang rupa dan harta. Yujin juga membutuhkan sosok yang mau mencintai kekurangannya.

"hufttt"

Rasa sakit kini menyerang kepalanya, mungkin dengan minum segelas teh hangat bisa meredakan pusingnya. Ketika tangannya sibuk menuangkan gula, tiba tiba pinggangnya ditarik Gyuvin yang entah kapan sudah  berada di belakang tubuhnya.

"eh?"

Yujin terkejut bukan main saat merasakan ada tangan yang melingkar di perutnya. Kepala pria itu terbenam diantara ceruk leher Yujin dengan mata terpejam. Gyuvin menggesekkan hidung di leher Yujin dan memeberi kecupan lembut. Tidak ada sahutan dari Gyuvin, hanya hembusan nafas yang keluar dengan kasar menerpa kulitnya. Tubuhnya bergidik ngeri, hawa panas menerpa seluruh tubuhnya sehingga membuat rona pink di pipi.

"ma-mas?"

"hmm?"

"nanti ada yang lihat"

"siapa? Daniel? masih tidur". Dengan keadaan yang masih shock, Yujin menelan salivanya kuat kuat. Kaget serta bercampur bingung karena pelukan Gyuvin semakin erat.

"ayo menikah"

"hah?". Kedua netra Yujin terbelak mendengar ucapan yang barusan Gyuvin lontarkan. Ia hendak menjauhkan tubuhnya, namun tangan besar Gyuvin malah membalikkan tubuhnya untuk saling berhadapan. Yujin tidak bisa bergerak karena kedua tangan Gyuvin masih mengapit pinggangnya dengan erat.

Keningnya mengkerut tak percaya apa yang barusan di dengar, ia heran dan tidak habis fikir dengan kelakuan Gyuvin belakangan ini. Kelakuan Gyuvin benar benar aneh, kemarin dengan berani mencium bibirnya dan sekarang.....kenapa tiba tiba mengajak menikah? tentu saja membuat Yujin semakin anjskwkdjshsbdndj.

"gimana?"

"emmm... mas ngelamar aku?"

"ya menurut kamu?"

"a-aku"

"DADDY!!!". Tangan Gyuvin perlahan merenggang namun masih setia dipinggang Yujin. Ia menghela nafas pelan, aksinya malah kepergok Daniel yang memegang botol susu dengan rambut yang berantakan khas balita yang baru bangun tidur.

"nih buatin anil susu!". Si kecil mengangkat botol susu kosong ke arahnya dan tangan kecilnya berusaha menyingkirkan tangan Gyuvin yang masih memeluk pinggang Yujin.

"sini biar yuyu buatkan susu"

"tidak mau! bial daddy saja yang buat, sana buatin anil susu"

"Daniel sayang tidak boleh seperti itu...."

"anak daddy sedang badmood ya? sini peluk daddy". Gyuvin baru saja ingin merentangkan kedua tangannya, namun dengan sigap Daniel memeluk kaki Yujin dengan kedua tangan kecilnya.

"mau peyuk yuyu saja"

Sudut bibir Gyuvin terangkat, rupanya si kecil sedang cemburu dengan Yujin. Telapak tangannya mengelus rambut Daniel dengan lembut disertai kekehan kecil.

"yasudah habis ini, Daniel mandi dan sarapan ya". Si kecil hanya membuang muka tak menghiraukan daddynya.

"Yujin? kamu habis ini siap siap ya, saya mau ajak Daniel ke rumah omanya. Jangan lupa bawa baju ganti buat Daniel". Jawaban Yujin hanya mengangguk dan menunduk.

Beautiful Story | GyujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang