"FELISA AGHNIA!"
Suara perempuan berkepala empat itu cukup membuat seorang gadis itu terbangun dari tidurnya."Astaga Iyaa Ma! Lisa udah bangun."
Segera Lisa menuju kamar mandi untuk membasuh muka dan segera turun ke ruang makan."Kamu ya Lisa! Lihat, sudah jam berapa ini? Tadi malam pulang jam berapa kamu?! Nongkrong sampai malam gajelas." Ucap perempuan yang dipanggil Lisa Mama dengan nada tinggi.
"Iyaa Ma, namanya juga anak muda. Kayak Mama gapernah muda aja, yakan Pa?!" Jawab Lisa dengan sedikit cengengesan.
"Sudah, Papa capek denger alasan kamu ya Lisa. Setelah ini, kamu harus dengerin dan nurut apa kata Papa."
Lisa yang mendengar jawaban Papa sedikit risau. Sebab biasanya Papa hanya akan menasehati dan membalas dengan gurauan.
"I-iya Pa" jawab Lisa pelan.
~
Sore yang cerah nan indah. Tapi tidak dengan hati Lisa, hatinya berdegup kencang. Keringat dingin mulai keluar di keningnya. Dia sudah bolak balik dikamarnya memikirkan apa yang sebenarnya akan orang tuanya lakukan.
"Agrhh, ayolah Lisa. Apa yang bakal bokap nyokap lo lakuin??" Gumam Lisa sambil berdecak kesal.
Flashback on
Siang tadi disaat suasana rumah hening, tiba-tiba saja Mama Lisa menghampiri kamar Lisa dengan asisten rumah tangga mereka. Lisa yang sedang asik menonton drama korea favoritnya terkejut melihat kedatangan mereka.
"Ada apa Ma? Kok tiba-tiba dateng sama Bi Nur??" Tanya Lisa seraya bangkit dari kasur kesayangannya.
"Ini ya Bi, bantu saya kemas baju Lisa yang panjang. Gausah, banyak banyak Bi, biar Lisa disana latihan nyuci dan mandiri." Ucap Mama Lisa tanpa memperdulikan sosok Lisa di sampingnya.
"WAIT?? Ma, Mama mau buang Lisa??"
Flashback off
Lisa mendengar percakapan Papa dan supir pribadinya membicarakan tentang Pondok di sebuah desa yang Lisa tidak tahu desa dan kota apa yang sedang mereka bicarakan.
"Gue harus kabur sekarang" ucap Lisa tanpa mempertimbangkan apapun.
Dirinya tidak mengetahui ternyata tepat di tangga bawah ada dua pengawal yang sudah sangat siap untuk mengawasi dan menjaga Lisa supaya tidak melarikan diri.
"What the?? Apa apaan sih ini!? Gue harus mikir cara lain." Lisa melihat balkon kamarnya yang terbuka.
"Gue bisa lewat balkon, okeh ini ga terlalu tinggi Lis, lo pasti bisa." Ucap Lisa menyemangati dirinya sendiri.
Lisa melihat kebawah balkon, dan lagi-lagi harapan Lisa pupus untuk melarikan diri sore ini. Karena tepat dibawah balkon kamar Lisa sudah dijaga oleh tiga pengawal yang sudah pasti merupakan pengawal Papa Lisa.
"HAH?!! Mampus gue kali ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALISA
Teen FictionRamadhan bulan yang penuh keberkahan. Tapi bagi Ali, Ramadhan merupakan bulan penuh cinta. "Bukankah begitu Lisa?" "Emm, mungkin"