Update seminggu dua kali biar kayak drakor hihihihi
Gimana kabar kalian?
Udah bolong berapa puasa kali ini?
Aku happy banget ada yang ngikutin cerita ini loh. Makasih ya udah baca! 🫶🏻
Jangan lupa VOTE & KOMEN!
Happy reading ya!
***
Bebi punya tiga berita buruk hari ini. Pertama, asrama di Prestige penuh dengan peraturan konyol yang salah satu di antaranya adalah dilarang berkeliaran di luar asrama lewat dari pukul sembilan malam karena akses pintu asrama akan dikunci. Ugh suck rules!
Kedua, kemarin dia harus membawa dua koper besarnya seorang diri menuju asrama wanita yang ternyata letaknya lumayan jauh dari bangunan utama Prestige. Oh ya, dua koper, Bebi akhirnya menyerah dan mengikhlaskan beberapa sepatu dan tasnya untuk nggak dia bawa setelah kalah berdebat dengan Bian.
Dan berita buruk yang ketiga, Bebi sepertinya salah berurusan dengan seseorang.
"Natanael Tedjakusuma," kata Lunar mengeja nama cowok itu.
Lunar nggak perlu menjelaskan panjang lebar ke Bebi tentang siapa Nael, cukup menyuruh cewek itu mencari di penelusuran google dan hanya dengan mengetik nama Tedjakusuma, ratusan ribu artikel muncul dalam sekejap.
Tedjakusuma grup adalah perusahaan yang bergerak di seluruh bidang dan hampir menguasai sektor perdagangan di Indonesia. Makanan, tekstil, kosmetik, bahkan importir, semua sektor itu masuk ke dalam ruang lingkup perusahaan raksasa itu.
Jika nilai kekayaan keluarga itu dihitung, mungkin kalkulator scientific akan menunjukan hasil angka dan huruf yang nggak beraturan saking kompleksnya. Intinya, kekayaan mereka nggak akan habis 18 turunan.
Lunar juga bercerita jika sekolah ini ibarat kerajaan, maka bisa dibilang Nael adalah kaisar yang berkuasa, sementara Hazel, Sanji dan Amor–cowok-cowok yang selalu bersama Nael itu–mungkin bisa disebut panglima-panglimanya.
Berlebihan! pikir Bebi.
"Pokoknya lo nggak boleh berurusan lagi sama Nael, apalagi cari masalah kayak tadi, duhh Beb, sebisa mungkin lo harus hindarin Nael deh. Ngeladenin cowok kayak gitu bikin hidup tambah pusing doang." Lunar menasehati Bebi sambil memijit keningnya yang masih pening, efek syok, masih tak menyangka bisa berurusan dengan Nael pagi ini.
Cewek berambut panjang hitam berkilau itu lalu mengedarkan matanya ke seluruh penjuru hall di mana pengarah tentang orientation day akan berlangsung. Lunar lalu menunjuk ke arah sekumpulan cowok-cowok berbadan tegap yang ada di barisan kursi paling depan.
"Lo kalau mau deketin cowok, mungkin bisa salah satu dari mereka. Ada Jeremi CS, mereka udah jadi tim renang sekolah dari junior high school."
Mata Bebi memicing, nggak ada yang menarik perhatiannya selain betapa tegap dan lebarnya dada cowok-cowok itu.
"Skip!" ucap Bebi sambil mengibaskan tangannya di udara.
Lunar lalu menoleh ke belakang, ke arah sekumpulan cowok yang duduk selang lima kursi dari tempat mereka duduk. "Atau Calvin CS sekalian tuh, anak basket kecintaannya cewek-cewek P.I.S."
Bebi refleks tersenyum. Ada satu cowok yang langsung menarik perhatiannya saat itu, cowok bermata sipit, dengan rambut ikalnya yang berantakan. Terlihat manis dan maskulin di saat yang bersamaan, mengingatkan Bebi dengan salah satu aktor korea yang dramanya belum lama ini dia tonton.
"Yang itu yang namanya Calvin," kata Lunar menunjuk cowok yang Bebi maksud. Mata Lunar lalu beralih ke arah cowok dengan sweater biru yang ada di jajaran kursi paling depan. "Terus, cowok yang di pojok situ juga gemes, namanya Lex, dia masuk jajaran cowok pinter yang dari junior high school udah menangin banyak olimpiade, anaknya artis yang lagi naik daun itu loh lo pasti ken–"
Lunar nggak melanjutkan ucapannya ketika suaranya hall yang riuh mendadak sunyi. Bebi sontak menoleh dan mendongak ke arah podium di mana tulisan Opening Ceremony Orientation day muncul di layar. Dia kira mereka semua terdiam karena kepala sekolah atau guru-guru sudah datang, tapi dugaannya salah, semua murid memandang ke arah lain. Ke belakang, tepat ke arah pintu masuk hall.
"Oh crap! Nael and the genk is coming!" bisik Lunar dengan wajah ngeri.
Bebi lalu mengikuti pandangan Lunar ke arah pintu masuk hall, menemukan cowok dengan seragam P.I.S yang nggak lengkap dan berantakan, tanpa vest atau pun blazer serta kemeja yang dibiarkan keluar begitu saja. Nael masuk ke dalam hall dengan langkah malas dan tampilan yang ew... angker, pikir Bebi dalam hati. Berbeda dengan tiga cowok yang kelihatan normal di belakangnya.
"Oh ya itu Hazel Santoso, Sanjiro Mizuno, dan Glamora Widjaja," Lunar menunjuk satu persatu cowok yang ada di belakang Nael.
Dia lalu menjelaskan sambil menunjuk cowok berambut agak ikal, "Hazel itu atlet taekwondo, he's so nice and cute, one of my favorite boy in Prestige. Tapi jangan harap lo bisa pacarin dia, bisa diamuk Viola and the genk nanti."
Lunar beralih ke cowok sipit di sebelah Hazel. "Kalau Sanjiro anak diplomat sekaligus pengusaha, blasteran Jepang. Dia pindah ke jepang dua tahun lalu, nggak tau kenapa bisa balik ke Indo lagi. Lo kalau mau deketin dia harus bersaing sama anak-anak satu sekolah sih, terakhir gue denger kalau loker Sanji pernah sampe meledak waktu dia ultah beberapa tahun lalu, saking banyaknya kado-kado dari fansnya."
Bebi mengerutkan dahinya dan menatap Lunar dengan wajah: seriously?
Lunar mengangguk, dia lalu beralih ke cowok terakhir. "Kalau Amor...." Ucapannya terputus sesaat, Lunar lalu menarik napas sebelum melanjutkan. "Dia tetangga gue, anaknya Timoti Widjaja, hotelnya ada ratusan di Indonesia dan sekarang denger-denger lagi kerja sama sama Tedjakusuma grup buat bikin hotel bintang enam di Bali. He's the most annoying person alive, sering nyuruh-nyuruh orang, dan sama nakutinnya kayak Nael, tapi nggak seseram Nael, walau tetep nggak enak juga kalau dia lagi nggak mood."
Lunar lalu beralih menatap Bebi dengan wajah penuh peringatan. "Pokoknya selain mereka berempat, lo bebas deketin siapa pun di Prestige."
Bebi mengangguk. Lagipula dia juga nggak tertarik buat kembali berurusan dengan cowok-cowok sok keras itu. Matanya lalu kembali menatap Calvin di tempatnya duduk. Bebi memutuskan untuk mengalihkan perhatiannya dari Nael and the genk, dan memfokuskan pikiran pada cowok lain yang menarik minatnya.
Calvin tampak interesting dengan tatapannya yang teduh dan senyumnya yang terlihat hangat. Cowok itu tampaknya memenuhi kriteria yang Bebi inginkan.
Tanpa sadar, mata Bebi mulai memindai.
Handsome? Oke centang! Dengan hidung mancung dan rahang tegasnya, Calvin masuk ke dalam standar wajah ganteng yang Bebi ciptakan.
Kaya? Nggak perlu ditanya, syarat masuk Prestige kan harus kaya dulu. Oke centang!
Badannya bagus? Udah pasti, mengingat Calvin adalah anak basket sejak junior high school.
Oke, tiga itu dulu. Sisanya nanti bisa Bebi cari tau usai pengarahan orientation hari ini.
Dia lalu menyenggol lengan Lunar. "Kayaknya gue udah dapet cowok buat nemenin masa-sama high school gue deh, Lun."
Tapi Lunar nggak bereaksi apa pun selain balik menyenggol lengan Bebi dengan keras. Bebi langsung malingkan wajahnya dari Calvin dan menatap Lunar dengan tatapan aneh.
"Liat sebelah lo!" bisik Lunar hampir nggak terdengar.
Bebi sontak membalikan kepalanya dengan cepat dan menoleh ke arah yang Lunar tunjuk. Mukanya mendadak pucat, mendapati sosok yang nggak diinginkannya baru saja mengambil posisi duduk di sebelahnya sekarang.
"Nael?" ucap Bebi refleks.
***
Gimana?Sudah mulai seru kan?!
Kalian paling suka siapa di cerita ini?
Ketik "next" buat baca next chapternya!
See you tommorow guys!
XO, Putri
KAMU SEDANG MEMBACA
Prestige International School; NAEL
Teen FictionSatu tahun pertama di Prestige International School, Bebi bisa menarik kesimpulan kalau: Nael adalah sosok yang harus dia hindari. Nael si cowok berandal, mesum, nolep, nggak punya masa depan, tukang bully, ditakutin sama satu sekolah, dan ribuan a...