Ide Gila Keluarga

166 20 1
                                    

Don't forget to vote and comment~

Happy Reading

Pertemuan Keluarga

Keluarga Hartono dan Pangestu terlihat dalam sebuah pertemuan keluarga, mereka sedang dinner di sebuah restaurant yang cukup mewah. Terlihat akrab satu sama lain, tak terkecuali Jian dan Hara yang berpura-pura akrab di hadapan seluruh anggota keluarga mereka.

Tentu tidak ada yang mengetahui akan pertengkaran keduanya semenjak di bangku SMP. Yang kedua orang tua mereka tau , Jian dan Hara adalah teman kecil yang sangat akrab, dan bahkan berjanji untuk hidup bersama selamanya. Tunggu dulu, apa?

"Haha, lihat Ma mereka berdua tidak pernah berubah ya? Masih sama" ujar tuan Pangestu kepada sang istri yang mengangguk menyetujui apa yang dikatakan sang suami.

"Tidak dong! tentu saja mereka berubah"

Istri dari tuan Hartono mencetus. Membuat semua orang di meja makan itu memandang bingung dirinya. Tak terkecuali Hara dan Jian. Hara takut jika sang bunda mengetahui pertengkarannya dengan Jian. Bisa habislah mereka. Bayangan dimana ia di keluarkan dari kartu keluarga dan tidak menerima harta sepeserpun membuat kepalanya terasa pusing saja. Hal itu bisa saja terjadi karena hubungan pertemanan dari kedua orang tua mereka ini sudah sangat dekat melebihi teman biasa.

" Kamu ini membuat malu keluarga saja Hara. Ayah sudah mempertahankan hubungan ini dengan keluarga Pangestu, dan Hara malah bermusuhan dengan Jian?"

" Bunda kecewa sekali kepada Hara. Sebenarnya masalah apa yang membuat Hara bertengkar dengan Jian?"

" Berbaikanlah dengan Jian"

" Hara? Kenapa hanya diam "

" Baiklah Bunda, tidak usah hiraukan Hara. Mulai detik ini Hara bukan bagian dari keluarga Hartono"



Nb
• Fond italic merupakan bayangan Hara

• Bunda dan Ayah sebutan untuk orang tua Hara
• Papa dan Mama sebutan untuk orang tua Jian



" Mereka sudah dewasa, lihat bagaimana tampannya Jian? "

DUAR !!

Lamunan Hara tentang kejadian buruk menimpanya seketika hilang saat sang Bunda melanjutkan kalimatnya. Membuat semua orang disana setuju dan tertawa. Terkecuali Hara yang mendengus sedikit kesal saat sang Bunda mengelus rahang tegas Jian sambil memberikan pujian.

" Kamu benar jeng, Hara juga terlihat semakin manis saja. " imbuh mama Jian sambil memperhatikan Hara yang sedang tersipu malu.

" Benar, mereka sudah dewasa. Lalu mengapa tak segera kita bahas mengenai perjodohan mereka saja?" Ucap tuan Pangestu yang mendapat anggukan setuju tuan Hartono.

Hara yang sebelumnya uring-uringan akibat sang bunda menganggap Jian tampan, dan dirinya berhasil dibuat tersipu malu oleh pujuan mama Pangestu, langsung terdiam sambil membelalakkan matanya. Sedangkan Jian hanya berekspresi datar.

"Apa! bagaimana bisa dia sesantai itu?" Kira -kira seperti itu monolog dalam hati Hara sambil menendang kaki Jian di bawah kolong meja.

" Hara dan Jian masih ingat bukan, kalian dulu sangat ingin bersama 'selamanya', ayah tau itu hanya ucapan dua bocah kecil, tapi kami bisa saja mengabulkan itu?" Mulai tuan Hartono.

Matchmaking || SUNGTAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang