Chapter 19

1.5K 118 14
                                    

Budayakan Vote sebelum membaca!

Happy reading guys!

.

.

.

"Aku akan membuat malam ini kau kenang, Hali."

______________________

          
        Hali memeluk erat leher Supra, mereka sudah berada di atas tempat festival malam. Diam-diam Supra mendaratkan kakinya di titik buta yang tidak akan di sadari orang-orang. Ketika Hali diturunkan, tubuhnya sedikit oleng karena kaget.

"Apa ada yang sakit?"

"Tidak, aku hanya sedikit kaget."

Mereka memutuskan untuk pergi makan di sebuah warung pinggir festival dulu sebelum berjalan-jalan, warung itu ramai dikunjungi orang. Untung masih ada tempat untuk mereka duduk. Hali dan Supra mulai berbincang-bincang sambil menunggu makanan yang mereka pesan.

"Bagaimana keadaan yang lainnya? Dan kak Glacier juga."

"Semua baik, hanya aku yang tidak....."  

Supra memasang wajah cemberut, Hali mengangkat sebelah alisnya.

"Kenapa?"

"Aku merindukanmu."

       Hali menghela nafas diikuti tertawa kecil. Mereka berbincang dengan hangat, sampai Hali bertanya.

"Kak, ada uangnya kan?"

"......"-Supra tertunduk dalam diam. Setelah beberapa saat, barulah dia berbicara.

"Aku lupa..."

Hali tertegun dan melotot. Dia ingin tidak percaya, tetapi melihat ekspresi serius orang di seberangnya dia menjadi panik. Mereka telah memesan beberapa makanan porsi besar! Jadi Hali dengan gegabah meraba-raba piyama yang dia pakai, berharap menemukan Uang terselip.

         Sebuah tawa geli terdengar, membuat gerakan Hali tercekat. Dia menatap ke arah Supra yang alisnya terangkat dengan mata menyipit, tawa lembut mengalun dari bibirnya.

"Kenapa kau begitu mempercayai apa yang aku katakan hm?"- Supra menggelengkan kepalanya. dia sudah lama menanti malam ini untuk membawa Hali berjalan-jalan, tidak mungkin dia bisa lupa dengan uangnya.

"Lalu apa? Kau mau jadi orang yang tidak ku percayai?"

      Hali mendelik, dengan jengkel melempar sendok ke wajah tampan sang kakak. Supra menangkap santai sendok itu sebelum mengenai wajahnya, dia hanya terkekeh lalu meminta maaf. Makanan disajikan beberapa menit kemudian, menunya sangat indah dan menggugah selera. namun Hali bukan orang yang bernafsu makan besar, jadi dia hanya makan setengah mangkuk sup hangat. Dan juga ......

'mumpung tidak ada gempa.'

Hali mengoper semua sayur di mangkuknya ke piring Supra, membuat korbannya menatap bingung. Hali dengan senyum polos berkata.

"Kompensasi atas penipuanmu padaku."

"......."

______________

     Mereka mulai berjalan beriringan, menikmati suasana festival yang hangat. Mata Hali tertuju pada segerombolan orang-orang yang terlihat menonton sesuatu. Supra menoleh dan melihat Hali, dia berinisiatif menggandeng tangan sang adik demi keamanan.

"Kamu mau ikut menonton itu?"-Supra bertanya dengan lembut.

Karena Hali mengangguk dengan penuh semangat, mereka akhirnya berdesakan ke kerumunan. Mata Hali terbelalak dan berbinar, ternyata itu adalah segerombolan orang yang menampilkan seni Opera jalanan. Penari Opera itu menari dengan akrobatik sambil bernyanyi, ada seorang anak dengan riasan tebal dan menor di wajahnya. Anak itu menari dengan sangat keren dan luar biasa, penonton tidak bisa tidak melemparkan uang mereka ke arah para penari.

Halilintar In Dubble (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang