08. Ambivalence

267 34 4
                                    

----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

----

"Di setiap masalah pasti ada cara untuk menyelesaikannya, entah sebesar apa pun masalah tersebut, jika kita sabar saat menghadapinya, semuanya pasti akan selesai, yang terpenting adalah usaha dan do'a." - Jayendra Navarro.

----

"Jangan pernah ngerasa sendirian, nyatanya ada banyak orang di luaran sana yang bersyukur karena lo lahir ke dunia ini." - Samuel Rexander.

----

"Hema!"

Sret!

Sedetik setelah mendengar teriakan dari seseorang yang sangat dikenalinya, tubuh Hema tiba-tiba terangkat dan dalam sekejap ia sudah terduduk di trotoar yang ada di balik pembatas jembatan dengan tangan kekar yang melingkar di pundaknya.

Hema memandang kosong ke depan, tak mempedulikan sosok yang tengah terengah-engah dengan segala macam umpatan di sampingnya.

"Tolol! Jangan nekat, goblok!" sentak Samuel.

Iya, yang memergoki aksi gila Hema di jembatan beberapa waktu yang lalu adalah Samuel. Tadi, Samuel sedang dalam perjalanan menuju ke Restoran milik Jayendra, kebetulan hari ini mereka berempat memutuskan untuk berkumpul di sana, sekaligus berkenalan dengan calon istri dari seorang Jevano.

Namun di tengah perjalanan menuju Restoran, Samuel malah melihat Hema yang tengah termenung di pinggir jembatan dengan gelagat yang menurutnya sedikit aneh, ia terus memantau Hema dari kejauhan, sampai ketika ia melihat Hema yang mulai menaiki pembatas jembatan, ia langsung keluar dari mobilnya dan berlari secepat mungkin untuk menggagalkan usaha bunuh diri yang akan dilakukan oleh sahabatnya itu.

"Kenapa lo selamatin gue, Sam? Kenapa lo selamatin gue?!" tanya Hema yang di akhiri dengan bentakan, seolah tak terima dengan apa yang dilakukan oleh Samuel.

Dengan cepat, Hema kembali berdiri dan berlari untuk menaiki pembatas jembatan itu untuk kedua kalinya, namun Samuel lagi-lagi menahannya.

"Sadar, Hema! Sadar!" teriak Samuel sembari menahan tubuh Hema yang memberontak ingin dilepaskan.

"Lepasin gue, Sam! Gue mau nyusul Mama sama Papa! Gue udah capek, ga ada yang peduli sama gue!" teriak Hema yang masih berusaha melepaskan diri dari cengkraman Samuel.

"Gue peduli sama lo, Hema! Gue, Jayen, sama Jevan peduli sama lo!" ujar Samuel.

"Lepasin gue! Lepasin! Gue udah kangen sama Mama Papa!" ucap Hema dengan berderai air mata.

Seolah tak mendengarkan, Hema terus saja memberontak, namun Samuel masih tetap menahan tubuhnya, hingga tiba-tiba dadanya terasa sesak dan ia mulai kesulitan untuk bernafas, ia tak peduli, malahan ia senang jika bisa mati saat ini juga.

[✔] ONE IN A BILLIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang