Bab VIII Aku Mendengar Meski Tak Melihat

392 9 1
                                    

Sudah 3 bulan berlalu sejak Jeff dibawa ke iCU rumah sakit ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah 3 bulan berlalu sejak Jeff dibawa ke iCU rumah sakit ini. Setiap hari keluarga Jeff bergantian menunggu Jeff. Pak Brandon dan ketiga teman Jeff, meskipun mereka tidak begitu dekat, juga sering menjenguk Jeff. Brandong hampir setiap hari setelah selesai kelas langsung ke rumah sakit menemani Jeff. Mengajak bicara Jeff meski ia tahu Jeff tidak bisa mendengar apa yang ia bicarakan tapi Brandon merasa semakin dekat dengan Jeff. Ia semakin sayang kepada Jeff. Setiap datang menjenguk, ia selalu membawa buket bunga mawar putih, lambang kesucian cinta Brandon ke Jeff.

Sementara itu, Alan sudah 3 bulan ini mengalamai depresi berat. Ketika mendengar berita tentang Jeff dari Garfield, ia sangat terpukul, sampai-sampai ia harus konsultasi ke pskiater secara rutin dan minum obat tidur setiap hari karena ia mengalami insomia akut. Wajahnya sangat mengerikan, kusam dengan mata berkantung dan sering merah bengkak karena terlalu sering menangis. Rambutnya gondrong tak terawat. Ia jarang menyisir rambutnya, seriingnya hanya ia ikat dengan karet. Ia jarang ke Bengkel, seringnya mengurung diri dikamar sambil menangis dan meneriakkan nama Jeff.


Babe dan crew bengkel lainnya tentu saja prihatin dengan kondisi Alan, meski awalnya mereka juga sangat membenci keputusan Alan untuk memutuskan Jeff. Mereka tidak habis pikir. Alan yang sangat bucin dan mencintai Jeff bisa dengan sepihak memutuskannya adengan alasan rentang usia yang sangat jauh. Mengapa tidak sejak awal saja ia menjaga jarak dan tidak mengembangkan perasaaannya terhadap Jeff? Mereka sangat marah saat itu. Babe bahkan sampai menghajar Alan. Sekarang yang ada hanya penyesalan. Alan sudah ingin mengejar Jeff lagi namun kenyataannya berkata lain.


***

Hari ini Brandon selesai kuliah jam 7. Ia langsung ke rumah sakit menjenguk Jeff. Sesampainya disana, Pho dan Mae Jeff sudah berada disana. Brandon masuk, memberi wai kepada kedua orang tua Jeff dan meletakkan buket bunga di vas. Lalu ia duduk di sofa di sebelah kiri tempat tidur Jeff.

"Nak Brandon, bisakah menjaga jeff dulu sebentar, kami akan pulang dulu mengganti pakaian kotor Jeff dengan yang baru?" tanya Mae Jeff.

"Khap, Nyonya Aiekumchai", saya tidur disini saja. Tuan dan Nyonya bisa istirahat dulu, besok saja kesini lagi", jawab Brandon.

"Apakah tidak apa-apa, Nak?" tanya Mae Jeff meyakinkan.

"Dengan senang hati, Nyonya", jawab Brandon tersenyum tulus.

"Baiklah, Nak. Kami pergi dulu. Khop kun kha, Nak Brandon", sambung Mae Jeff.

"Mai pen rai kab, Nyonya", balas Brandon.

Brandon duduk di kursi yang ia dekatkan di tempat tidur Jeff. Ia menggenggam tangan Jeff dan menciumnya lembut. Matanya berkaca-kaca melilhat Jeff masih belum sadar juga. Selang dimana-mana menambah miris hatinya melihat semua itu.

"Jeff, belum sempat aku menyatakan perasaanku padamu, kamu sudah begini. Aku mencintaimu, Jeff. Sejak pandangan pertama. Saat kulihat fotomu dari Prof. Ji. Aku sudah jatuh sejatuh-jatuhnya padamu, Jeff, meskipun aku belum bertemu denganmu saat itu. Tolong bangun, Jeff, kita akan menyelesaikan skripsimu. Kamu akan lulus dan aku akan mengajakmu jalan-jalan ketempat yang indah Jeff. Kita bisa ke luar negeri kalau kau mau. Jeff...ba...." Brandon berhenti berbicara, ia mendengar suara alat pendeteksi detak jantung di monitor berbunyi tit...tit...tit..tit..tit...dan ia merasakan jari di dalam genggamannya bergerak.

"Jeff???!!!", pekiknya gembira dan segera memanggil dokter dengan memencet bel yang ada di atas tempat tidur Jeff.

Tak lama kemudian, dokter dan beberpa perawat datang dan segera memeriksa kondisi Jeff. Dokter bilang Jeff sadar. Brandon sangat bahagia mendengarnya. Ia menangis lagi, namun tangisnya kali ini tangis bahagia.

***

Jeff sudah sadar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeff sudah sadar...syukurlah.

Jeff membuka matanya perlahan dan kemudian dokter memeriksanya. Ia memeriksa semua organ vital Jeff. Perawat-perawat lain memperhatikan dan mencatat kondisi Jeff. Istilah - istilah kedokteran mulai berhamburan membuat Brandong pusing. Ia orang teknik, kurang begitu paham istilah-istilah itu namun ketika berbicara dengan bahasa normal ia paham. Kondisi Jeff sudah 85 % baik. Setelah ini tinggal pemulihan. Luka dikepalanya adalah gegar otak yang disebabkan benturan di lantai ketika Jeff pingsan saat itu. Pendarahan di otaknya sudah ditangani selama ini namun harus tetap dikontrol secara berkala. 2 jam kemudian, dokter dan perawat meninggalkan ruangan Jeff. Brandong menghambur ke pelukan Jeff, tidak dapat mengungkapkan kebahagiaanya melihat Jeff sudah siuman. 3 bulan bukan waktu yang sebentar.

"Pak Brandon?" Jeff memanggil Brandon, heran kenapa dia ada di rumah sakit.

"Jeff, kamu barusan tidur 3 bulan, Jeff. Aku mau mati saja rasanya. Aku bahagia kamu sudah sadar", Brandon nyerocos bagai petasan.

"Lalu, kenapa saya bisa disini, Pak?" tanya Jeff.

"Kamu jatuh mungkin Jeff, aku juga tidak tahu yang sebenarnya, namun aku temukan kamu sudah tergeletak dilantai dengan darah dari kepalamu. Mungkin kamu kebentur sesuatu sebelum jatuh pingsan", sambung Brandon.

"Panggil aku Phi, Jeff.", pinta Brandon.

"Khap...Phi", balas Jeff masih bingung dengan kondisinya sekarang. Ia koma 3 bulan? Lama sekali.

"Ah!! Lalu bagaimana dengan skripsiku? Ya Tuhan, aku ga bisa wisuda angkatan pertama nih", batin Jeff.

***

Jeff sedang bimbingan skripsi dengan Brandon, dosen pembimbingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeff sedang bimbingan skripsi dengan Brandon, dosen pembimbingnya.

Sudah dua minggu Jeff keluar dari rumah sakit. Ia juga sudah mulai bimbingan skripsi dengan Brandon, dosennya yang tampan itu. Kadang-kadang mereka berdiskusi di kampus, kadang - kadang di kafe Jeff. Jeff merasa semakin dekat dengan Brandon. Jeff diberi tahu Pho, Mae, dan Phi Ploy bahwa Brandon selalu datang menunggu Jeff ketika sedang koma. Jeff merasa terharu, Brandon begitu baik padanya. Beberapa hari sebelum ia sadar, sebenarnya Jeff sudah dapat mendengar pembicaraan orang-orang di sekitarnya namun ia masih belum bisa membuka matanya. Ia juga mendengar ungkapan perasaan Brandon. Ia merasa bahagia namun sesuatu yang lain entah apa ia tidak tahu sangat mengganggunya. Perasaannya juga tidak lepas, ada sesuatu yang selalu mengganjal dan membuat hatinya tidak tenang, namun ia tidak tahu apa.

"Nong, kamu sangat cerdas ya. Dalam kondisi belum sehat benar pun kamu seperti tidak ada kendala apapun. Analisamu sangat bagus dan logika berpikirmu juga sangat baik. Aku yakin kamu bisa ikut wisuda angkatan pertama. Masih ada waktu 1 bulan lagi, Khan. Setelah ini Bab V kan hanya kesimpulan dan rekomendasi. Kamu daftar ujian ya segera", kata Brandon. Jeff seperti biasa hanya mengangguk dengan ekspresi datar.

Brandon sudah terbiasa dengan komunikasi satu arah jika bersama Jeff. Ia tak keberatan. Meski begitu, Jeff orang yang peka dan pengertian. Ia juga perhatian. Hal-hal kecil tak luput dari perhatian Jeff dan Brandon sangat bahagia mendapat perhatian dari Jeff.

***

Nothing Gonna Change My Love For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang