Keesokan harinya di sekolah Bianca sudah membawa sweater milik Zilgwin yang bahkan Bianca sendiri belum mengetahui namanya, ia memasukkan sweater itu ke dalam paper bag dan sudah terlipat rapi dan sangat wangi parfum pelembut pakaian, meskipun bukan wangi yang selalu menjadi ciri khas Zilgwin seperti wangi Citrus yang menyegarkan, namun Bianca sengaja membuatnya wangi sebagai ucapan terimakasihnya kemarin.
Saat bel istirahat terdengar, Sandra yang duduk di sebelah Bianca merasa ada yang aneh.
"Kenapa hari ini terasa tenang banget ya?" Tanya Sandra kepada Bianca yang sedang merapikan buku-bukunya yang dimasukkan ke dalam tas.
Bianca hanya tersenyum menanggapi sahabatnya itu yang juga sedang merapikan buku-bukunya.
"Dari pada mikir itu, mending mikir kita makan menunya apa hari ini di kantin, ya kan?" Tanya Bianca yang berdiri di susul dengan Sandra yang juga berdiri di belakang Bianca.
"Gak peduli, udah pasti enak." Jawab Sarah dimana sudah sangat kelaparan sambil berjalan santai.
Sera dan teman-temannya menghampiri meja Bianca dan melihat isi paper bag yang di bawa Bianca.
Sera mengambil sweater dari dalam paper bag, "Pasti ini anak babi mau ngembaliin sweater tuh cowok banci ya kan? Sama-sama orang aneh." Ucapnya menyeringai sambil membawa sweater miliki Zilgwin.
Di kantin, Bianca dan Sandra sedang asik menikmati hidangan makan siangnya, tiba-tiba dia dikejutkan dengan datangnya rombongan geng Sera, namun yang mengejutkan lagi adalah ketika Sera memakai sweater milik Zilgwin yang hendak ia kembalikan kepada pemiliknya.
"Itu kan sweater...?" Ucap Bianca yang terpaku.
"Jangan-jangan Sera mulai berulah lagi ngambil sweater lu, Ca" ucap Sandra yang juga sedang memperhatikan Sera.
Geng Sera pun duduk di meja persis di samping Bianca, seolah Sera ingin membuat Bianca kepanasan.
"Mungkin sweaternya sama, gua harus positif thinking dulu kan?" Jawab Bianca yang melanjutkan makannya dan mulai curiga sweater miliknya di ambil dengan sengaja.
Setelah selesai makan siang, Bianca dengan jalan yang tergasa-gesa berjalan menuju kelasnya hanya untuk melihat sweater miliknya, dan benar saja saat ia melihat ke bangkunya, ia hanya mendapati paper bag miliknya sudah kosong.
"Bener kan, yang di pake Sera itu sweater punya lu." Ucap Sandra yang masih berdiri di depan meja kelasnya.
Dan tidak lama Sera dan gengnya juga sudah masuk ke dalam kelas dan mulai duduk di bangkunya masing-masing, kini mereka sedang meretouch make-up setelah makan siang.
Bianca menghampiri Sera, "permisi, maaf Sera kenapa kamu ambil sweater itu?" Tanya Bianca.
Sera melirik ke arah Bianca namun ia tetap merapikan makeupnya, "oh, jadi ini sweater punya lu? Bukannya punya cowok yang lu suka?" Jawab Sera dengan suara yang keras agar teman-teman satu kelasnya menertawai Bianca.
Bianca yang di tertawakan satu kelas pun hanya bisa terdiam menatap Sera, "tolong kembaliin sweaternya, soalnya sweater itu bukan punya aku." Mohon Bianca kepada Sera.
"Kalo lu mau ambil sweater ini lagi, dateng ke balkon, sendirian sepulang sekolah." Perintah Sera kepada Bianca.
*****
Bel sekolah pun sudah berbunyi, Zilgwin yang berjalan sendirian dan menatap lurus pun melihat seseorang memakai sweater miliknya yang kemarin ia berikan kepada Bianca.
'itu?? Sweater aku kan? Gak mungkin ada yang punya, karena mamah desain itu khusus buatku gak ada yang punya selain aku, tapi kenapa orang lain yang pake?' gumam Zilgwin yang berdiri memaku menatap Sera.
KAMU SEDANG MEMBACA
HE IS MY GIRLFRIEND || (Up Tidak Terjadwal 🙏)
RomanceDISCLAIMER! ‼️ (BUKAN BL🙏) Kisah seorang wanita yang harus berpenampilan tomboy karena perundungan akibat bentuk tubuh dan wajah yang tidak seperti wanita pada umumnya, membuatnya mengalami depresi berat setelah teman-teman di sekolahnya melakukan...