4. temen baru kita

1.2K 118 11
                                    

Balik balik balikk
🙏🙏🙏

-lukadanduka-

Usai sembuh dari sakitnya satu Minggu silam. Ah, sebenarnya belum sembuh sepenuhnya, tapi mengingat Hiro itu anak yang keras kepala, ia merengek ingin pulang. Tidak suka berlama-lama dirumah sakit.

Empat anak usia lima tahun itu kini sedang sembunyi dibalik tembok milik pak RT, sesuai dengan ucapan Nandra Minggu lalu lewat telepon, Hiro dan kawan-kawan akan menyembunyikan sendal milik pak RT. Doa kan saja semoga anak-anak nakal ini berhasil.

"Ssst, sendal yang biasa pak RT pake warna apa?" Tanya Jenan sembari berbisik.

"Setau aku pak RT suka pake yang warna coklat, yang tipis itu tuh," Nandra menjawab, tangannya sibuk menunjuk-nunjuk salah satu sendal yang berjejer disana.

"Ngapain bisik-bisik, sih? Kan sepi, nggak ada siapa-siapa," kata Rengkala sewot.

"Sssttt.." ketiganya menutup bibir menggunakan tiga jarinya kompak.

"Jangan belisik, tadi Jejen udah intip, pak LT sama Bu LT lagi nonton TV," tegur Hiro. Setelahnya anak itu melangkah lebih dulu, hendak mengambil sandal coklat yang tadi di tunjuk oleh Nandra.

"WOY BOCAH TK!!"

Teriakan keras milik anak laki-laki yang berdiri di samping rumah pak RT mengambil atensi keempatnya. Mereka saling pandang, sebelum akhirnya menjatuhkan pandangan terakhir pada empat anak yang lebih besar dari mereka.

"Mau ngapain kalian di depan rumah aku?" Tanya salah satunya, dia maju lebih dulu di banding tiga temannya yang lain.

"Kepo, kamu siapa emangnya?" Tanya Nandra mendahului.

"Lah, aku anaknya pak RT, kenapa?"

"Oooh, anak pak LT. Boleh kenalan nggak? Nama aku Hilo." Hiro mengulurkan tangannya, dengan santai Rengkala memukul tangan Hiro pelan, membuat anak itu sedikit memajukan bibirnya.

"Kenapa jadi kenalan? Kamu nggak inget apa kata om Jo? Jangan asal aja kenalan sama orang asing," tegur nya.

"Nama aku Marva. Jadi, ngapain kalian di depan rumah aku?" Tanya nya sekali lagi.

"Mau umpetin sendal pak LT," jawab Hiro jujur, tiga temannya sudah menepuk keningnya masing-masing.

"Kenapa di kasih tau Hiro?" Nandra sudah lelah, tadi di ajak kenalan, sekarang main ceplos aja.

"Loh, kata om Jeff kan halus jujul, Nana. Gimana sih?"Hiro memutar bola matanya malas. Tangannya ia silang di depan dada.

"Iya, tapi kata om Dean bohong buat kebaikan juga nggak papa kan?" Balas Nandra.

Empat anak itu tertawa, "haduh, kita bawa aja si Hiro Hiro ini, lucu anaknya." Ujar teman Marva.

"Enak aja, nggak ada yang boleh bawa Hiro dari kita," Jenan maju, berdiri di depan Hiro sembari merentangkan tangannya.

"Emang nggak boleh berteman? kita nggak jahat kok, kita suka main sama anak-anak. Kenalin, nama aku Ahen," anak yang sama tingginya dengan Marva itu mengulurkan tangannya pada Jenan.

LUKA DAN DUKA [00l Dream]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang