Prolog

284 25 27
                                    

" 𝕶𝖆𝖒𝖚 𝖆𝖉𝖆𝖑𝖆𝖍 𝖆𝖗𝖚𝖙𝖆𝖑𝖆 𝖞𝖆𝖓𝖌 𝖘𝖊𝖑𝖆𝖑𝖚 𝖒𝖊𝖒𝖇𝖊𝖗𝖎𝖐𝖆𝖓 𝕶𝖎𝖗𝖆𝖓𝖆 𝖉𝖎 𝖘𝖊𝖙𝖎𝖆𝖕 𝖓𝖎𝖘𝖍𝖆 𝖐𝖚 𝖞𝖆𝖓𝖌 𝖙𝖎𝖒𝖎𝖗𝖆 "

~~~~~

~o0o~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~o0o~

"Lo kemarin ngapain ke kuburan?" tanya Zidan pada Agastya yang tengah sibuk dengan ponselnya.

"Manusia aneh ya Zidan, orang ke kuburan ya ziarah lah anjing! Kan gak mungkin juga balapan di sana!" Ucap Shaka sambil menjitak kepal Zidan pelan.

Zidan menjitak balik kepala Shaka kasar hingga ia terjatuh dari duduknya.

"Sakit bangsat! gue tadi njitak nya pelan loh!" Shaka melirik Zidan sambil terus memegang kepalanya yang sakit karena terjungkal ke lantai.

"Lo yang mulai!" ucap Zidan sambil melirik sinis Shaka.

"Lagian lo random banget anjing, orang di mana-mana kalau ke kuburan tuh ya kalau gak nyari bahan pesugihan ya ziarah. Agastya kan udah kaya jadi gak mungkin nyari bahan pesugihan, jadi udah jelas dia ziarah lah anjing! Peak banget." Shaka duduk dan meminum esnya, nafasnya ngs-ngosan karena erbicara panjang lebar tanpa jeda.

"Lo yang peak! emangnya lo pernah tau anggota keluarganya Agastya ad yang di makamin di indo? perasaan teman kita juga gak ada yang meninggal," jelas Zidan pada Shaka yang ngang-ngog doang.

"Oh ia, ya," ucap Shaka sambil menggaruk-garuk belakang kepalanya yang tidak gatal.

Zidan menatap Shaka dengan tatapan jengkel, ia sungguh muak dengan Shaka yang lemot.

"Lo kemakam siapa?" tanya Arthur pada Agastya yang masih fokus menatap benda pipih di tangannya.

"ke makam Kanaga," Bukan Agastya yang menjawab tapi Alaric. Hening, jawaban dari Alaric membuat semua temanya bingung dan bertanya-tanya siapa itu Kanaga.

"Kanaga? siapa dia?" suara Keenan memecah keheningan.

Agastya memasukkan ponselnya ke saku celana dan berdiri dari tempat duduknya, menambah kebingungan para sahabat

"Sepupu gue," Jawab Agastya sambil melirik singkat ke arah para sahabat lagu pergi meninggalkan para sahabatnya yang masih bingung.

Alaric dan Arigel menatap punggung Agastya yang perlahan menghilang dari area kantin. Mereka sebenarnya juga bingung saat kemarin mengikuti Agastya ke makam dan berakhir di salah satu makam bertuliskan Kanaga Adi Pratama di batu nisannya.

Aagastya (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang