06. 🍂

184 24 1
                                    

Malam ini Taehyun mengajak Beomgyu untuk mengunjungi taman kota yang terletak tak jauh dari rumah Beomgyu, dengan alasan bahwa dia merindukan suasana taman kota itu karena tak lagi mengunjungi nya setelah mengantar pesanan buah-buahan di pagi hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini Taehyun mengajak Beomgyu untuk mengunjungi taman kota yang terletak tak jauh dari rumah Beomgyu, dengan alasan bahwa dia merindukan suasana taman kota itu karena tak lagi mengunjungi nya setelah mengantar pesanan buah-buahan di pagi hari. Jadi, tanpa pikir panjang Taehyun lekas mengamit lengan pria tampan itu untuk duduk di salah satu bangku dengan cup berisi kopi hangat yang mereka beli.

Keduanya menyesap rasa pahit kopi yang menjalar di lidah masing-masing, menghirup aroma kopi yang khas dalam diam hingga menciptakan keheningan di antara ribuan angin yang menyapa dan membekukan.

Taehyun bukan tanpa alasan mengajak Beomgyu untuk mengunjungi taman kota yang notabene nya menjadi tempat favoritnya untuk menenangkan diri. Terlalu klise kalau mengatakan dia hanya rindu menghabiskan waktu di sana, pada dasarnya Taehyun ingin mendobrak dan menumpahkan semua rasa penasaran yang yang menggunung di kepalanya selama beberapa minggu terakhir. Dia luar biasa penasaran apa penyebab putra tunggal keluarga Chou sebelumnya tampak begitu menyedihkan dengan mental illness yang di deritanya.

"Beomgyu..." Taehyun menjeda ucapannya, menelan saliva gugup dengan suara yang di buat setenang mungkin. "Sebenarnya apa yang membuatmu menjadi seperti ini? Maksudku— mental illness, kenapa bisa terjadi? Aku selalu penasaran tentang ini, ah tidak! kau tak perlu menjawab nya jika tidak ingin" Menghela nafas pelan, dia sadar betul jika cara bicaranya mulai kacau. Seharusnya dia tidak perlu terlalu penasaran pada masa lalu Beomgyu yang notabene nya adalah hal yang privasi.

Hening selama beberapa menit tak membuat Taehyun kembali tenang, pria manis itu mengigit bibir bawahnya gugup. Genggaman tangannya pada cup kopi menguat, menunggu balasan dari Beomgyu yang masih enggan membuka suara. "Lupakan saja jika kau tidak ingin menjawab nya" Ucapnya pelan.

"Aku tidak tahu, semuanya seakan terjadi begitu saja." Mulai Beomgyu sembari menatap kopinya yang tinggal setengah. "Seperti aku tidak memiliki gairah untuk hidup dan mulai merasa tertekan dengan peraturan orang tuaku. Saat di Daegu pergaulan ku sangatlah buruk, berkali-kali mencicipi ekstasi hingga terjebak selama enam bulan di tempat rehabilitasi"

Menghela nafas berat, sebelum Beomgyu melanjutkan. "Aku tidak ingat sejak kapan aku mulai kehilangan teman-temanku, akan tetapi aku jadi mudah sekali panik dan terpancing emosi. Mungkin bagi mu pertemuan pertama kita sangat tidak menyenangkan, aku menyesal sekali telah menyakiti mu waktu itu"

Hening sejenak, sampai Taehyun mengulas senyum lembut. "Lalu, kau langsung mengingat ku saat itu?"

"Tentu saja, ekspresi mu yang panik dan khawatir benar-benar tertangkap jelas oleh memoriku. Tanganmu juga lembut sekali, aku menyukainya" Ucap Beomgyu dengan suara yang serak, sepasang onyx tajamnya berkilat tatkala bersibobrok dengan iris cantik Taehyun.

Semburat merah muda kini menghiasi pipi Taehyun, pria manis itu memutuskan kontak matanya dengan Beomgyu, lantas kembali meneguk kopinya dengan terburu-buru. Sementara Beomgyu masih menatapnya dalam diam, kemudian seringai tipis timbul di bibirnya. "Pipi mu merona, manis sekali" Ujarnya dengan antusiasme dan kepuasan yang tampak jelas di matanya.

Lean On Me ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang