Bab 7 "Pulang?"

93 13 6
                                    

song: Jeff Satur - Ghost 










WARNING TYPO 

ENJOY READING 











Pagi ini Arya terbangun seperti biasa, namun perasaaanya sangat kalut. Apa yang sebenarnya dia inginkan, tiba – tiba saja rasa rindunya datang juga wanita yang mirip mendiang istrinya itu datang dengan pernyataan yang membuatnya semakin pusing. Sadar akan keadaan yang rumit dia pun memutuskan untuk mandi dengan harapan dingin guyuran shower bisa membuatnya tenang barang sejenak.

15 menit berlalu, ruangan yang biasanya ramai dengan suara alat masak, maupun aroma masakan yang harum kini menghilang. Arya berdiam diri di ambang pintu dapur sambil berilusi dia tengah melihat sosok wanita disana sedang memasak dan sibuk mengurus putri kecilnya, tak dia pungkiri jika yang dia ilusikan itu adalah Jeselyn sosok manis yang membuatnya bimbang.

Keputusan sepihak yang meninggalkan secarik kertas bertinta diatas tempat tidur Lyn membuat Arya tertegun.

" bukan ini yang aku mau Lyn. Apa aku bisa menjelaskan semuanya padamu nanti. Aku hanya ingin kau menunggu barang sejenak, tunggu sampai aku yakin dan benar – benar memilihmu" gumannya pelan.

Pelarian Lyn tidaklah jauh, langkahnya masih bisa terkejar oleh Arya. Buktinya sekarang pria itu tengah duduk di ujung cafe tempat Lyn bekerja. Mudah baginya untuk menemukan Lyn. Tuntunan cinta?, bohong dia hanya mencari lewat banyak orang sampai akhirya dia menemukan Lyn di Coffe shop yang tak jauh dari kantornya.

Perawakan Lyn yang selalu membuatnya merindu, membuat Arya mengejarnya sejauh ini. Nanar mereka bertemu, namun tatapan itu canggung dan segera berlalu begitu saja. Lyn berjalan cepat meninggalkan Arya yang telah berdiri hendak mengejarnya.

" Lyn" titik pelarian itu terhenti dan Lyn hanya bisa berdiam diri membiarkan pria itu membawanya keluar cafe dan menuntunnya masuk kedalam mobil miliknya.

Sejemang, hanya deru nafas keduanya yang saling bertaut menyisakan ruang yang begitu dingin antara mereka yang pernah mengucapkan saling cinta.

" mau bicara apa.." Lyn membuka suara sambil tangannya memilin ujung celemek cafe yang dia kenakan.

" mau mendengarkan saya.?" Lyn menoleh menatap Arya yang memandang jauh kedepan.

" iya, tentu saja. Saya harus mendengarkan bapak untuk mengakhiri segalanya." Arya menoleh, kemudian mengambil tangan Lyn untuk dia gengam

" saya sayang kamu Lyn, saya ingin memulainya bersama kamu. Tidak dengan masa lalu saya" titik itu Jeselyn hanya terdiam tak berminat untuk bereaksi apapun, membiarkan pria itu berbicara.

" hari itu saya mengunjungi Ellena hanya untuk meminta izinnya agar saya bisa dengan bebas mencintaimu, kemudian saya memutuskan untuk tidak kembali pada Lula. Saya sangat merasa bersalah membiarkanmu sendirian dalam kebingungan. Sejujurnya saya ingin melamarmu saat itu juga. Saya juga berjanji akan membawamu untuk bertemu Ellena. Tapi, kamu pergi tanpa pamit .." setelah mengatakan itu Arya tertunduk, bahunya bergetar entah apa yang dia rasakan namun hal itu membuat Lyn iba dan membawa pria itu kedalam pelukannya.

" saya tak bisa tanpamu Lyn, bagitu juga anak kita. Lyan mencarimu dan saya harus berbohong selalu. Pulang ya..' pinta Arya sambil mengeratkan pelukan mereka.

Lyn berdiam diri didepan pintu rumah besar itu lagi, bedanya kali ini dia digandeng hangat oleh tuan rumah dengan senyum sumringahnya.

" bunda" seruan pelan itu membuat Lyn melepas gengaman tangan Arya berlari kecil menghampiri putrinya dan mengendong Lyan sambil menciumi pipinya.

Rindu sekali, ..

Hari itu terlewat begitu saja, dengan penuh tawa dan gurau, menyisakan Arya yang tengah mendekap Lyn didalam pelukanya. Pria itu sudah membayangkan tidur nyenyaknya dengan sang kekasih.

" terima kasih sudah pulang, saya janji tidak akan membuatmu sedih lagi.." Lyn tersenyum tipis mengelus pipi Arya kemudian mengecup keningnya lama.

" aku sayang kamu mas,tapi jangan pernah berjanji. Biarkan saja berjalan dengan begitu sampai semuanya akan baik – baik saja. Aku percaya kamu."

Arya hanya tersenyum, membiarkan tubuh hanganya menyelimuti Lyn, membuat malamnya menjadi lebih baik dari sebelumnya.

' Ellen, aku sudah merelakanu, terima kasih sudah menjadi bagian dari hidupku dan membiarkan untuk mengenal cinta lagi. Aku sudah menemukannya"

Arya mencium kening terkasih,

" aku mencintaimu Lyn, untuk hari ini, besok dan selamanya." 











TBC or NAH 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[TAERI] PEJABAT MUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang