06

2K 114 4
                                    

Tringggg...

Bunyi notifikasi HP Jevana, membuatnya teralihkan dari tontonan yang sedang dinikmatinya

"Lah, tumben Mas, Abang, sama Aa pada bikin tweet barengan begini" gumam Jevana heran. Pasalnya, ketiga saudaranya ini jarang sekali nge-tweet. Bisa di hitung, mereka hanya menulis tweet sekitar dua kali dalam setahun. Karena penasaran, ia langsung membuka aplikasi X yang berwarna hitam itu untuk melihat apa yang mereka posting

Haikal

Haikal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeano

Revan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Revan

Saat melihat postingan Haikal, Jeano, dan Revan, Jevana tiba-tiba meremas HP-nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat melihat postingan Haikal, Jeano, dan Revan, Jevana tiba-tiba meremas HP-nya. Air mata mulai menggenang di pelupuk matanya

"Pantas aja rumah sepi, nggak ada siapa-siapa. Ternyata gue ditinggal" ucapnya pelan, dengan suara bergetar

"Di mana-mana selalu gini... di sekolah, di rumah, nggak pernah dianggap, selalu ditinggal" lanjutnya lagi. Jevana bangkit dari sofa dan berjalan keluar rumah dengan langkah yang berat. Saat itu, pikirannya sudah tertuju ke satu tempat yang bisa membantunya melupakan penat, yaitu Indoapril, minimarket langganannya

Sesampainya di Indoapril, Jevana segera masuk dan langsung mengambil berbagai jenis es krim. Setelah itu, ia berpindah ke rak jajanan, mengambil semua yang ia suka tanpa melihat harga (tidak seperti authornya kalo jajan pasti selalu liat harganya dulu😌)

SKIPP

Setelah selesai memilih berbagai jajanan, Jevana menuju kasir untuk membayar

"Ada lagi yang mau ditambah, Kak?" tanya kasir dengan ramah. Jevana hanya menggeleng malas

"Pulsanya sekalian, Kak?" Kasir itu masih mencoba menawarkan. Yang lagi-lagi dibalas gelengan oleh jevana

"Ga mau coklatnya sekalian, kak? Buat pacarnya, kebetulan kita lagi___ "

"Enggak, itu aja. Ga ada kartu member, langsung totalin aja" potong Jevana tegas, suaranya dingin. Kasir itu hanya terdiam, sedikit tersinggung dengan nada bicara Jevana, namun tetap melanjutkan pekerjaannya dengan profesional

"Totalnya jadi 672.000 rb, kak" Jevana langsung mengeluarkan kartu berwarna emas dan menyerahkannya

Setelah menyelesaikan transaksi, Jevana tidak langsung pulang. Ia memilih duduk di kursi yang disediakan di sudut Indoapril, menikmati es krim dan jajanan yang baru dibelinya. Memakan satu persatu eskrim yang dia ambil, tak lupa japota kesukaannya ia kunyah bebarengan dengan eskrim yang masuk ke dalam mulutnya. Ini sudah menjadi kebiasaannya, ketika memakan eskrim pasti harus dibarengi dengan japota, terbilang aneh mungkin, tapi jevana suka. Rasanya punya ciri khas tersendiri. Kombinasi manis, asin, gurih, dan dingin itu memberikan rasa yang unik

Jevana yang asik dengan dunianya, tanpa sadar sudah ada orang yang ikut duduk didepannya

"Heyy, are you okey? " Tanya orang tesebut dengan logat kanadanya, tangannya melambai-lambai didepan wajah jevana, si empunya sedang melamun, jadi ia tidak sadar kalo ada orang yang berbicara padanya

"Ehh mas maru ngagetin aja" Ucap jevana yang sangat terkejut, tiba-tiba ada orang didepan wajahnya

"Kamu dek ngelamun aja, mana sendirian lagi. Kalo ada yang nyulik gimana? "

"Apa sih, Mas, aku udah gede ya!" jawab Jevana sambil mencibir, membuat Maru terkekeh

"Biasanya kamu kemana-mana dikawal sama abang-abangmu. Kok sekarang sendirian?" Maru tampak heran, mengingat betapa protektifnya ketiga saudara Jevana

"Mas, Abang, sama Aa sekarang udah punya adik baru, Mas. Makanya Jeje dilupain sama mereka" Ucap jevana sambil menunduk. Maru yang mendengar perkataan jevana semakin heran, ga mungkin mereka bakal ngelupain jevana, mereka kan bucin akut

"Kok kamu bisa mikir gitu, Dek? Emang abang, mas, sama aa kamu, ada bilang gitu sama jeje? " Tanya maru yang hanya dibalas gelengan lesu oleh jevan

"Ya sudah, daripada kamu di sini sendirian, mending ikut Mas yuk ke rumah. Kebetulan Mommy lagi bikin kue brownies" ajak Maru sambil tersenyum. Mendengar kata 'brownies,' wajah Jevana langsung sumringah

"Ayo, Mas! Kebetulan Jeje kangen Mommy-nya Mas Maru!" seru Jevana semangat, lalu langsung menarik tangan Maru

"Hei, hei, mau kemana kamu?" tanya Maru sambil tertawa

"Mau ke rumah Mas Maru, kan?" jawab Jevana dengan sedikit ragu, memiringkan kepalanya

"Iya, tahu. Tapi kamu mau jalan kaki?" goda Maru lagi

Jevana langsung menggeleng cepat. Jauh juga, pikirnya, dan rasanya sudah cukup melelahkan jika harus jalan kaki

"Emangnya Mas Maru bawa kendaraan?" tanyanya

"bawa dong, ayoo naik Vespa Mas!" Maru menarik Jevana menuju motornya, sebuah Vespa tua berwarna biru yang selalu menjadi andalannya

Maru mengendarai motor vespa tua itu dengan jevana diboncengnya. Ditengah teriknya matahari, padatnya kendaraan bermotor, membuat jevana mau tidak mau harus menggunakan masker. Jevana ini mudah sakit, tubuhnya sangat sensitif jika terkena debu. Maru menepi sebentar, lalu mengambil masker dari sakunya dan memakaikannya pada Jevana

"Maskernya dipakai ya, jangan dicopot. Banyak debu dan polusi soalnya" kata Maru sambil memastikan maskernya terpasang dengan benar. Jevana hanya mengangguk patuh

Dengan perlahan, Vespa itu kembali melaju di jalan yang ramai, membawa mereka berdua menuju rumah Maru, tempat yang selalu membuat Jevana merasa nyaman


Dengan perlahan, Vespa itu kembali melaju di jalan yang ramai, membawa mereka berdua menuju rumah Maru, tempat yang selalu membuat Jevana merasa nyaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maru wicaksana embrace

RUSUH jaehyun ft 00LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang