Bag 5

26 0 0
                                    


   ***Beca POV***

    Sesampainya perjalanan panjang itu, hari sudah gelap dan badanku terasa sangat ingin tidur. Gala ada disampingku dengan laptop di pangkuannya, seperti biasa. Dengan posisi yang tak berubah dari satu jam yang lalu, dahinya yang mengkerut dan tarik-hembus napasnya berat. Aku tak tertarik mengganggunya, jadi aku hanya sibuk sendiri dengan musik ditelinga dan mata yang mencari-cari keindahan dibalik jendela pesawat.
    "Babe,"
    "Hm?" Aku menoleh pada Gala. Matanya lelah seperti biasa dan wajahnya tampan samasekali tak berubah seperti biasa juga.
    "Laper nggak?", aku menyentuh dan melirik perutku. Lalu sebagai jawaban, aku menganggukkan kepala padanya.
    "Hahaha iya abis ini ya, sabar dikit lagi,"
    "Iyaa, eh btw kenapa temen kerja Om pada ikut penerbangan yang siang? Kenapa nggak barengan aja? Bisa kan harusnya?"
    "Bisa, cuman aku maunya sama kamu aja dulu nanti sampai sana kita jalan-jalan dulu,"
    Aku mengangguk.
    "Kenapa gitu?"
    "Kenapa apanya?" Tanyaku.
    "Ya kenapa nanya gitu, kamu maunya sama temen kerjaku?" Raut wajahnya cemberut.
    "Iya," jawabku jutek.
    Ia menutup laptop dan menatap kearahku. "Iya?"
    Aku tersenyum,  "iya Om,"
    "Yaudah sana bareng sama mereka. Aku telfon Siska nanti,"
    Aku menahan tawa sambil memiringkan alisku. "Dih, abisnya Om siapa itu yang kemarin ganteng, Om Riko? Kalo ga salah,"
   "Oh, Riko. Gak ganteng," ia membuang muka.
   "Lah, ganteng kok,"
   " yaudah sama Riko aja sana,"
Hahahha tak kuasa aku menahan tawa melihat wajah cemburunya.

   "Iya Om Gala, nanti kenalin ke Om Riko ya,"
    "Apasih Be, kok gitu terus dari tadi,"
    "Siapa tau om Riko suka sama aku, kan aku ga jelek-jelek amat,"
    "Beeeeee,"
    "Kan kita sodaraan, gamungkin jadi satu?"
    "Babe? Seriusan dibahas?! Sekarang banget?"
    "Lah iya kan? Atau enggak?"
    "Beca," Aku menoleh padanya. Tampangnya sekarang sungguh sangat serius dengan kerutan didahinya berlipat-lipat.

Waktu begitu cepat, hingga belum sempat ia membalas, kami berdua sudah sampai di Singapore.
Kami berdua diam membisu, namun genggaman tangannya ditanganku tak dilepasnya sama sekali.
Melihat itu, aku makin erat menggenggam tangan besar Gala.
   "Om?" Ia diam saja. Kita berdua diantrean caffe sedang memesan kopi. "Om?" Ulangku.
   "1 mocachino ice, and an amoricano ice please,"
   "Aku gamau mocachino,"
   "Terus maunya apa, nanti tambah," aku bergerak mendekat padanya. Sikapnya jadi aneh.
   "Cuek banget, yaudah itu aja,"
   "Hm,"
   "Kalo lagi marah, gausah gandengan,"
    "Diem,"

   "Kita ke hotel dulu ya, mandi,"
   "Terserah," jawabku.
   "Mau mandi sendiri apa ditemeni?"
   "Dih ogah,"
   "Gausah jaim kali bocil,"
   "Apasih dasar om om,"
   Ia menarik lenganku hingga kita berdua berhadapan.

   "Apasih, biasanya juga enggak manggil Om. Kenapa kamu manggil aku om terus?!"katanya. Kuhiraukan saja dan aku beralih mendekati kaca.

   "Kan katanya kamu om aku," jawabku sambil melepas kancing bajuku. Kuliat ia mendekat kearahku dan membantu leps kancing barusan karna aku kesusahan.
    "Bukan,"
    "Apa?" Aku menyisakan tanktop hitam dan mulai mengkuncir rambutku. Ia terduduk dikasur dengan muka memelas. Kuarahkan kedua tangannya ke pinggangku. Mata kami bertemu. "Bukan apa sayang?"

    "Itu kamu bisa panggil sayang, kenapa dari kemarin enggak?" Kususuri wajah tampan Gala. Bibirnya benar-benar ingin kucium detik ini juga. Tanganku menampung wajahnya dan kucium kepalanya, hmn wangi. Kubelai rambutnya dan bertengger dilehernya.
    "Biar aku inget batesan kalo kamu om dan aku ponakan paling imut mu," aku cengengesan sedangkan ia benar-benar serius menganggapiku.
   "Beca,"
   "Iya sayang," ia melepas celana panjangku. 
   "Biar kamu gak gerah, aku lepasin ya," aku mengangguk sebagai jawaban.
    "Kok pake short?"
    "Iyalah, aku tau kamu bakal telanjangi aku," ia tertawa.
    "Good catch," aku mendorong tubuhnya sedikit agar duduk lebih mundur dikasur. Lalu aku merangkak keatasnya. Dan duduk dipangkal pahanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Life of BecaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang