Bab 01.

15 0 0
                                    

Di sebuah salah satu Rumah Sakit besar yang berada di ibukota, terlihat seorang pria tengah duduk sambil menggenggam erat seseorang yang terbaring lemah di atas brankar.

Hari-hari yang pria itu lalui begitu sulit, lantaran wanita yang ia cintai tak sadarkan diri. Karena sebuah tragedi kecelakaan beruntun yang menimpa sang istri, wanitanya di nyatakan koma selama 1 tahun ini.

Akibat kecelakaan beruntun itu, sang istri hampir saja kehilangan nyawa jika tidak segera di tangani. Saat kecelakaan itu, hanya menewaskan sopir yang sedang mengantar istrinya.

Rasa sesal kian mendera diri, ia hanya mampu berandai-andai saja sekarang ini.

Andai istrinya tidak menyusul ke kantor, mungkin dia tidak akan mengalami kecelakaan dan sekarang masih bersama dengannya. Grisella Anastasia, istri tercintanya. Yang pada saat itu mengalami kecelakaan saat sedang di perjalanan menuju kantornya.

Farraz hanya bisa menunggu dan menunggu sang istri yang tak kunjung membuka mata, nyawa istrinya antara hidup dan mati selama ini. Tidak ada bosannya ia menyempatkan waktu untuk menjenguk istrinya, bahkan selalu bermalam di sana karena tidak mau berjauhan dengan istrinya.

Farraz Arsawijaya, seorang pria yang kini berusia 28 tahun itu sedang memeluk tubuh Grisella yang tampak tak berdaya. Melihat kondisi istrinya, Farraz benar-benar terpuruk.

Satu tahun sudah istrinya mengalami koma, masih belum ada tanda-tanda bahwa Kondisi istrinya membaik. Setiap kali ia berkunjung, tidak ada yang berubah, Grisella masih di nyatakan koma dalam waktu yang lama.

"Bangunlah Grisella ... aku sangat merindukanmu!" Farraz mencium puncak kepala Grisella dengan waktu yang lama, seolah tidak rela jika harus di lepaskan.

"Apa kau tidak merindukanku? Bangunlah, sudah 1 tahun kau tertidur, apa kau mau menyiksaku dengan kerinduan ini, Grisella?" Farraz terus meracau di samping wajah istrinya.

Ia terus mengajaknya berbicara, berharap Grisella bisa bangun dan membuka matanya. Satu tahun sudah Farraz lewati, hari-harinya tidak menyenangkan lantaran sang istri masih dalam kondisi sama.

Farraz dan Grisella sudah menikah sejak 3 tahun lamanya, awal mula mereka bertemu ketika Grisella menolong Farraz karena waktu itu dia mengalami kecelakaan saat keluar kota.

Bagi Farraz, Grisella itu bagaikan malaikat penolong. Jika saat itu tidak ada Grisella, ia tidak akan hidup sampai sekarang. Karena pertemuan itulah, Farraz jatuh hati pada wanita blasteran itu. Keduanya semakin dekat dan akhirnya memutuskan untuk menikah.

Walaupun sudah menikah 3 tahun, mereka masih belum di karuniai seorang anak. Bagi mereka itu tidak masalah, hidup bahagia bersama saja sudah cukup. Ya terkadang sang keluarga menuntut untuk meminta keturunan.

Apalagi sang Ayah, yang tak henti-hentinya menuntut mereka agar segera memiliki keturunan. Mereka juga tidak tahu, kenapa selama itu mereka belum di karuniai seorang anak.

Padahal mereka melakukannya hampir setiap hari dan saat pemeriksaan kesuburan, keduanya subur, tidak ada kemandulan yang di derita dari salah satunya.

Ceklek

Suara pintu di buka membuat Farraz menoleh ke sumber suara, sontak ia menjauhkan tubuhnya karena ada Dokter dan Suster yang akan memeriksa.

Dokter Liam, ia merupakan Dokter muda dan terbaik di Rumah Sakit besar ini. Ia juga di tunjuk oleh Farraz agar selalu memeriksa istrinya. Dengan senang hati Dokter Liam mengiyakan.

Di ibukota ini, siapa yang tidak mengenal Farraz Arsawijaya? Sebuah penghargaan besar bagi Dokter Liam di percayakan oleh pria bertubuh jangkung tersebut.

Istri Kedua Tuan Farraz (Pindah Ke Goodnovel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang