Bab 03.

2 0 0
                                    

Protesan Farraz rupanya tidak dihiraukan oleh Ayah Aryan. Pria paruh baya itu sudah berpegang teguh pada pendiriannya. Mungkin, dengan cara ini Farraz mau menyetujui permintaannya—yaitu memberikan penerus di masa kelak.

Dari awal ia memang tidak setuju dan tidak merestui Farraz menikah dengan Grisella, hingga keduanya memutuskan untuk menikah secara diam-diam, tanpa sepengetahuan keluarganya.

Pada saat itu, semua keluarga besar dibuat tercengang dengan pernikahan ini. Semua keluarga besar tahu jika Farraz ini menolak menikah sebelumnya. Dengan tiba-tiba, pria itu malah melangsungkan pernikahan tanpa sepengetahuan keluarga, terutama Ayah Aryan.

Jelas saja saat itu Ayah Aryan sangat murka, tapi ia tidak bisa melakukan apa-apa karena semua sudah terjadi. Beberapa tahun ia berusaha menerima ini, tapi rasanya sulit, justru ia malah makin tidak suka dengan Grasilla.

Wanita yang mampu menaklukkan hati dingin anaknya, yang tidak keluarga mereka ketahui dengan jelas asal-usulnya. Yang mereka tahu, Grisella adalah gadis yang menolong Farraz saat kecelakaan.

Ayah Aryan mencoba menerima, sebagai bentuk rasa terimakasihnya berkat Grasilla anaknya itu terselamatkan. Sekarang, kejadian itu malah berbalik pada gadis malang itu.

Sudah setahun berlalu, Grasilla masih belum sadar dari komanya.

"Kenapa kau tega melakukan ini padaku?" tanya Farraz menahan segala amarah yang tertahan dalam dirinya.

Hanya demi sebuah keturunan, Ayah Aryan malah menyuruhnya untuk menikah lagi, padahal Farras merupakan pria beristri.

Farraz juga sudah berjanji, tidak akan meninggalkan Grisella dan akan tetap menunggunya.

"Ini demi kebaikanmu. Sebagai tanda baktimu kepada Ayahmu yang sudah tua ini. Ayah hanya ingin memiliki seorang cucu, Ayah ingin menikmati masa senja dengan cucu Ayah. Memang salah?" Ayah Aryan balik bertanya.

Sudah beberapa tahun ini ia menunggu lahirnya seorang anak dari pernikahan Farraz dan Grisella, tetapi hal itu tidak kunjung terwujud, lantaran keduanya belum dikaruniai seorang anak.

Mereka menikah sudah 5 tahun lamanya. Bayangkan, selama itu Ayah Aryan menunggu.

Mendengar penuturuan Ayahnya, Farraz terkekeh sinis. Apa pun yang dilakukan Ayahnya itu jelas pemaksaan, bukan untuk kebaikannya melainkan untuk kebaikan pria itu sendiri.

"Demi kebaikanku atau demi urusan Ayah sendiri? Aku hanya meminta Ayah agar bersabar, aku dan Grisella pasti akan memberikan cucu sesuai apa yang kau inginkan," pungkas Farraz.

"Bersabar? Sampai kapan? Sudah 5 tahun Ayah menunggu seorang cucu, sampai sekarang masih belum terwujud. Lebih parahnya lagi, istrimu malah koma. Memang lebih baik kau ceraikan saja dia!" titah Ayah Aryan.

Farraz semakin murka saja ketika pria di hadapannya itu malah mengatur kehidupan rumah tangganya.

"DIAM! Kau tidak berhak mengatur hidupku!" bentak Farraz.

Semakin lama, kemarahan Farraz semakin meluap saja. Pemabahasan ini sangat sensitif baginya.

"Baik jika begitu. Kau bisa keluar dari rumahku jika kau tidak ingin berurusan lagi denganku, Farraz. Kemasi barangmu dan tinggalkan perusahaan ini, aku akan mencoret namamu di daftar warisanku!" ancam Ayah Aryan kembali menegaskan.

Rahang Farraz mengeras, sehingga terlihat urat lehernya. Tangannya ia kepal kuat-kuat, sebisa mungkin ia tahan agar tidak kelepasan.

"Jangan lupa, semua asetmu akan Ayah sita. Silahkan pergi dan urusi istrimu itu! Besok aku akan melakukan rapat dengan dewan divisi, untuk menggantikan jabatanmu oleh Prayoga," lanjutnya.

Istri Kedua Tuan Farraz (Pindah Ke Goodnovel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang