Bagaikan jiwa yang terpisah
mati enggan hidup pun susah
jiwanya tlah lama direnggut waktu
-Mendarah (Nadin amizah)
.
.
.Pagi di mulai ketika dimana cahaya mentari tak pernah ada di dalam bangunan itu, terdengarnya juga kicauan burung yang menyeramkan
Di dalam ruangan 202 yang berada di lantai 7 bangunan panti itu, seorang lelaki kecil yang kini sudah menginjak usia 18 tahun dengan mata coklat bulat bersinar serta rambut hitam halus, Kavindra
Ia kini masih terlelap di atas kasur panti itu dengan beberapa perban di kaki kirinya, sudah 10 tahun kavin berada disini tapi ia tak pernah merasakan adanya manusia selain dirinya, ia hanya menganggap semua orang yang ada di sini hanyalah jiwa yang di ciptakan untuk mendekat pada kematian
Di atas kasurnya kavin masih terlelap namun saat ini sudah masuk jam pertama untuk meminum obat di panti itu atau yang bisa kita sebut sebagai sarapan, ya makan di pagi hari hanyalah meminum 1 buah obat dan sup, tapi maksud ku sup itu bukan seperti sup seperti yang orang lain kira dimana warna dari sup itu keruh dan seperti tak layak lagi untuk di konsumsi
"BRAAKKK" Ada yang mengutuk pintu ruang kamar kavin dengan sangat kencang
Kavin yang mendengar nya segera terbangun dari tidurnya dan hanya melihat kepada speaker yang ada di ruang kamar nya
"OUT" Speaker itu sudah berbicara dan jika kavin tidak cepat cepat beranjak bangun dari kasurnya maka dia akan terkena 1 buah pelatuk di kepalanya
Kavin sudah berada di luar kamar sekarang dan menunggu arahan dari speaker itu lagi
"WALK" Speaker itu mulai memerintah lagi dan semua orang yang ada di lantai 7 mulai berjalan beriringan menuju 1 ruangan atau yang bisa kita bilang kantin
Disisi lain ketika penghuni lantai 7 berada di depan pintu kanti tersebut mereka tak langsung masuk ke dalam nya tapi mereka menunggu penghuni di lantai 6 untuk keluar dari tempat itu, karna di panti ini ada sebuah peraturan dimana penghuni dengan lantai yang berbeda di larang untuk saling mengenali atau sekedar berteman
Pintu kantin pun terbuka dan para penghuni lantai 6 pun keluar dan sebaliknya penghuni lantai 7 kini yang masuk kedalam nya, namun disaat hendak ingin melangkah masuk kedalam pandangan kavin kini tak sengaja melakukan kontak mata dengan salah satu lelaki penghuni lantai 6 itu
Lelaki itu menatap kavin dengan tatapan kosong dengan waktu yang singkat, disisi lain kavin sedikit terkejut dengan apa yang ia lihat barusan
"H-hah?"
"D-dia? Kayaknya gue pernah liat dia? tapi dimana?" Gumam kavin dengan tatapan terkejut
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Souls Blood [NCT DREAM]
Teen Fiction7 jiwa 7 ruang Kecelakaan 10 tahun lalu membuat Kavindra dan ke 6 orang kakaknya itu terpisah, yang ternyata mereka sudah berada di dalam suatu bangunan (panti/asrama) namun lain, asrama itu ternyata milik seseorang yang ingin menghancurkan hidup me...