Bagi kami, saat itu adalah saat kami merasakan kehidupan kami yang kedua. Yang dimana, kehidupan yang sama seperti sebelum kami mengenal luka.
"Saya serahkan mereka pada ibu." Ucap bunda
Tepat saat-nya bunda hendak meninggalkan tempat itu salah satu dari kami menahannya, kami hanya ingin mengetahui mengapa? mengapa kami dibuang? bukankah kalian bahagia memiliki kami? bunda.
"Bunda, kenapa kami harus tinggal disini? Bunda sudah tak sayang pada kami?" Ucapnya
Lengan-nya terangkat menghempas cegahan dari kami, dengan tampilan yang berantakan, wanita paruh baya itu dengan tega meninggalkan kami.
Satu kalimat terucap di bibirnya ketika hendak pergi, seperti ucapan selamat tinggal yang berdarah.
"Jangan lagi anggap aku pernah melahirkan kalian!"
Langkah besar diambilnya pergi, dan kami hanya diam tak tau harus apa? Setelah mendengar semua kotornya kami merasa pecah tak beratur.
Namun saat itu juga seseorang datang menghampiri kami yang tenggelam di ambang keberisikan. Ibu Harum.
Rambut ikal pendek serta tampilan sederhana layaknya seorang yang memiliki aura kekal, Ibu harum. Pada saat itu ia yang menyambut kami datang, dengan senyuman indah di bibir nya dan peluk-kan selamat datang yang begitu hangat.
Tuhan, kami merasa lahir kembali, di buayan yang tepat.
"Nak, semuanya selamat datang di panti asuhan ini, semoga kalian bisa nyaman dan merasa aman disini, ya?. Perkenalkan nama ibu, ibu Harum" Tuturnya dengan senyum manis
Dari senyuman nya yang tulus kami tak merasa bahwa ibu Harum sebagai orang yang jahat, dia seperti malaikat, wanginya seperti awan, sangat lembut dan membuat kami nyaman.
Kami memulai nya dengan perkenalan, dan ibu Harum selalu kagum setelah mendengar nama kami. Katanya, Nama kalian semua benar-benar indah.
📖
Satu bulan berlalu setelah kami mulai beradaptasi disini, sudah kami lewati 30 hari ini, Namun, belum ada satupun luka yang kami dapat disini, ini benar-benar rumah kami.
Saat itu, angin sepoi-sepoi yang menyejuk-kan datang, kicauan burung yang merdu serta bunga bunga yang bermekaran di taman panti ini, membuat suasana pagi yang hangat dan syahdu, aku duduk di kursi panjang taman panti itu, menggenggam sebuah pena dan buku dan mulai menodai kertas buku itu dengan kalimat yang aku pikiran.
Menulis tentang hari ini di bawah sinar mentari yang kini mulai tinggi, aku tuliskan juga tentang saudara ku yang lain, saat itu mereka sedang bermain sepeda di dekat taman panti itu, betapa gembira nya, dan mata yang tersenyum itu juga.
Hari ini: 14 jan 2014
Di bawah sinar surya yang memancarkan kegembiraan-nya, ketika aku mulai membuat pena ini menari-nari di atas kertas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Souls Blood [NCT DREAM]
Novela Juvenil7 jiwa 7 ruang Kecelakaan 10 tahun lalu membuat Kavindra dan ke 6 orang kakaknya itu terpisah, yang ternyata mereka sudah berada di dalam suatu bangunan (panti/asrama) namun lain, asrama itu ternyata milik seseorang yang ingin menghancurkan hidup me...