melarikan diri

16.7K 1.1K 52
                                    

Vote dulu baru baca!!
-
-
-
Happy reading sayangku
-
-
-

Inara besok pagi akan di bawa ke pengadilan kerajaan untuk mendapatkan hukuman yang setimpal atas perbuatannya, tapi sebelum persidangan, Inara akan mendapatkan hukuman cambuk besi sebanyak 100 kali.

Hari mulai menggelap, namun kobar amarah dari Arviant belum juga meredup. Pria itu saat ini dengan tangannya mencambuk tubuh Inara di depan banyak orang.

Meskipun Inara adalah temannya-ralat, mantan temannya, ia sama sekali tidak akan memberikan belas kasih, jangan lupakan bahwa Arviant bukanlah orang yang murah hati.

Tak ada sama sekali rasa kasihan di dalam diri Arviant saat melihat dan mendengar Inara merintih kesakitan dengan penampilan yang berantakan. Gaun yang gadis itu kenakan bahkan sudah sobek sobek karena kerasnya cambukan yang mengenai tubuhnya.

Rasa panas dan perih Inara rasakan saat ini, tubuhnya terasa remuk redam dan sakit semua.

Hati Inara benar benar terluka, sosok yang sangat ia cintai selama ini dengan tega melukai hati serta fisiknya separah ini. Saat cambuk demi cambuk besi di layangkan, Inara mengepalkan tangannya kuat kuat.

Kesadarannya mulai tersisa setengah, Inara yakin setelah cambukan terakhir selesai, kesadarannya akan hilang total.

Arviant sendiri merasa Dejavu dengan kegiatannya saat ini, dulu, saat awal awal pernikahannya dengan Selena ia ingat ia pernah menghukum Selena dengan 80 cambukan.

Selena bahkan tidak sadarkan diri selama beberapa hari karena ulahnya, Kini, Arviant menyesali perbuatannya.

Jika di pikir pikir, mengapa Selena masih mau bertahan dengannya? Sedangkan ia sering kali melukai perasaan gadis itu.

Entah terbuat dari apa hati Selena.

Perasaan Arviant mulai goyah, ia tahu saat ini ia mulai tertarik pada Selena. Tapi Arviant tidak bisa mengkategorikan perasaan tertariknya tersebut dalam kategori cinta, bisa saja memang ia hanya tertarik.

"APIII! APII!"

Tepat saat cambukan ke 99 kali, beberapa pelayan dan pengawal berteriak panik.

Seluruh pasang mata melihat titik api yang muncul, Arviant menajamkan matanya menelisik dari mana asal api tersebut, "Sial!"

Arviant membuang cambuk besi di dalam genggamannya serampangan ia berlari kencang ke sumber api.

Api menyebar dengan cepat, membuat Arviant tak bisa menerobos masuk ke dalam ruangan.

"Tidak...SELENA!" Arviant nekat menerobos masuk, namun beberapa pengawal serta Betran menghadang.

Arviant menatap mereka Nyalang, "LEPASKAN! SELENA ADA DI DALAM! AKU HARUS MENYELAMATKANNYA."

"Jangan bertindak gegabah Duke! Apinya semakin meluap, anda bisa mati terbakar jika nekat menerobos masuk!" Untuk pertama kalinya Betran meninggikan suaranya di hadapan Arviant.

Tubuh Arviant meluruh, melihat kamar utama yang habis terbakar Tubuhnya terasa lemas seketika.

"Tidak..Selena..dia.." Arviant memukul dadanya yang tercekat, setetes air mata jatuh di pipinya.

Pandangannya terarah pada kehadiran orang tua Selena dan ibunya yang histeris meneriaki nama Selena.

Tidak, ia tidak boleh diam saja, dengan kasar Arviant mengusap air matanya. Ia kembali berniat masuk kedalam ruangan yang sudah hangus.

Beberapa menit kemudian Api sudah mulai memadam, selangkah lagi ia memasuki ruangan tapi seseorang menarik tangannya keras.

Lanna memeluk tubuh putranya dan menangis di sana. "jangan membahayakan dirimu!"

Selena's Second LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang