Meong

115 30 9
                                        


Beyina Arisha, seorang anak perempuan kecil yang diberi seekor kucing jantan oleh kakak kandung perempuannya—Beyina memberi nama pada kucingnya, "Casper."

Casper duduk di pangkuan Beyina, kedua bola matanya berwarna oranye kecoklatan. Bulu lebatnya berwarna oranye dan putih. Ekor Casper terus-menerus berkibas-kibas kegirangan karena ia sudah bertemu dengan pemilik barunya. Beyina amat riang melihat ekor milik Casper yang tak mau diam.

"Cawspel lucu sekali Kak!" seru Beyina dengan suara khas anak kecil.

Kakaknya lantas menjawab, "Iya Adek, Casper emang lucu."

"Aku sayang Cawspel..." Dielusnya beberapa kali puncak kepala Casper.

"Kak, apakah dia bisa nemenin aku terus sampai aku besal nanti?" tanya Beyina anak kecil berumur 4 tahun itu.

”Kakak engga tau, Adek doain yang baik aja buat Casper ya?" pinta sang Kakak.
”Uhm, owkay Kak. Aku mau berdoa semoga Cawspel bisa nemenin aku sampai aku besal!!” sambungnya.

Mendadak Ayah Beyina menghampiri Beyina dan Kakaknya. ”Ngapain sih pelihara kucing? Nanti Buang air besarnya sembarangan, jijik.”

Sindir Papa, ”Mending buang aja itu kucing.”

Beyina menjawab. ”Kok gitu Pa? Aku kan suka kucing...”

"Ya, suka suka aja, gausah pelihara juga, ujung-ujungnya juga mati kan? Ngapain dipelihara."

Mama Beyina yang sedang memasak di dapur kebingungan mengapa ada kerusuhan di ruang tengah, ia ikut menghampiri mereka semua, kemudian berbicara. ”Sst, udah sih Pa...”

”Kenapa ikut campur sih Ma?” rintihnya.

”Loh? Ya gapapa dong?? Emangnya kenapa kalo Mama ikut ngobrol di sini?” sambung Mama dengan mata yang melirik tajam.

Beyina bersikukuh sebal, ia hampir saja menangis, matanya sudah mulai buram, buliran air tertahan di kelopak matanya.

"Ah, UDAH DONG. BEYINA CUMA MAU KUCING, BEYINA MAU ADA YANG TEMENIN BEYINA MAINN!" rajuk Beyina.

Beyina meninggalkan mereka yang berdiam diri di sana, sembari membawa seekor kucing barunya itu ke kamar tidurnya.

Setibanya di kamar, Beyina pun melepaskan Casper dari gendongannya. Matanya benar-benar berkaca-kaca, ia tak bisa menahan tangisannya, lagi-lagi dia menangis. Tapi kali ini, entah kenapa ia menangis tak bersuara sama sekali.
Beyina menjatuhkan dirinya ke lantai, dia menundukkan kepalanya ke tangannya dan kakinya yang berposisi jongkok, memeluk kedua kaki.

Casper merespon apa yang terjadi pada Majikan barunya. Seekor kucing itu menghampirinya, kemudian mengeong seumpamanya kucing itu bertanya "Apa yang terjadi?" Padahal, kucing itu tak bisa bicara selayaknya manusia.

Casper duduk di hadapan Beyi, kucing itu menatap gadis kecil yang amat manis. Dua bola mata milik Casper mengedip. Ia mengangkat kepalanya yang awalnya menunduk, melihat Casper yang sedang duduk melihatnya tanpa henti. Beyina baru sadar bahwa Casper sudah menungguinya untuk berinteraksi kembali dengan kucing itu. Casper sontak girang, dia bergerak-gerak tak karuan setelah melihat sang pemiliknya melihat dirinya, dan juga mengeong-ngeong.

Kepala Casper menyundul-nyundul ke arah betis Beyi. "Meow."
Bulunya terasa hangat...

"Sayang Cawspel..." tutur Beyi.

Mata Beyina meneteskan buliran bening, air matanya mengenai puncak kepala Casper.

"Yah, kepala kamu jadi basah sedikit Cawspel," katanya dengan wajah sedih. Casper menjawab dengan eongannya.

Beyina kembali gembira karena adanya Casper dihidupnya. Kedua tangannya menarik badan Casper, memeluk erat Casper ke dalam dekapan Beyi.

"Aku akan selalu sayang kamu Cawspel."

Hari hari berlalu, Casper menjadi sangat menempel pada Beyina. Mungkin, Casper sudah tahu bahwa majikan barunya adalah Beyina Arisha. Setiap hari, mereka berdua menghabiskan waktunya bersama kucing itu, berlari-larian di halaman belakang rumah, menonton tv bersama, melihat ikan-ikan yang berenang-renang di dalam kolam ikan, yang berada di teras depan rumah. Juga tidur bersama Casper.

Dimana pun dan kapan pun Beyina & Casper akan selalu bersama hingga ajal menjemput mereka, selebihnya karena Beyina sangatlah menyayangi juga mencintai Casper sepenuh hatinya. Tak lupa, Beyina selalu memberi Casper susu untuknya, dan juga makanan yang enak, agar badannya semakin gemuk. Ia hanya berharap Casper bisa menemaninya hingga ia dewasa nanti, bahkan jika bisa menemaninya hingga Beyina kembali pulang ke Tuhan.

Beyina membelai leher Casper, sinambung mata Casper hilang, bibirnya melebar. Seolah-olah sedang tersenyum. Casper mengeong-ngeong terus menerus tanpa henti ketika Beyina berhenti membelai lehernya, "Meow."

Casper menempelkan kepala dan badannya pada kaki Beyina. "Meow, Meow..."

Dahinya mengkerut. "Cawspel? Kamu kenapa?" tanyanya.

Casper menatap tajam majikannya, kemudian berguling guling di atas ubin. Badan Casper berdiri, berjalan menuju Beyina. Casper mengeong pelan.

"Ohh, aku tau!"

Beyina mendapatkan ide, dia berpikir bahwa Casper masih ingin dibelai olehnya, dia mengangkat badan Casper yang begitu gemuk, gembul. Casper di dudukan di sebelah Beyina, di atas sofa, setelah itu ia kembali membelai kucing kesayangannya. Kedua mata Casper kembali hilang, bibirnya melebar seperti awal. Ekornya berkibas-kibas sangat kencang.

"Hahahaha, Cawspel suka banget diginiin ya? Lucu sekali!"

"KAKAKK, SINI LIAT CAWSPELL, DIA LUCU SEKALI KAK!" panggil Beyina.

"SEBENTARR ADEK, KAKAK KESANA," timpal Kakak dari kamarnya.

Tibalah, sang Kakak menghampiri Adek perempuannya.

"Wow! Casper suka banget di elus elus lehernya sama kamu Dek."

Kedua mata Beyina berbinar setelah mendengar Kakak perempuan satu-satunya berbicara seperti itu.

"Hihi, lucu kan kak?" tanya Adek.

"Lucu bangett hahaha. Diajak main terus ya Caspernya," pinta Kakak.

Beyina mengangguk-anggukkan kepalanya, menjawab sumringah, "Iya Kak!"

Tenggelam [on gOing!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang