EPS 19 : Kegiatan Pak Ketua

53 7 0
                                    

Telah direvisi pada 26 Maret 2024

"It's okay to cry for a little while. We'll just keep trying to find a way out. I'm another life, another time maybe we'll be alright"
-will be okay for today, Arash Buana

『✎﹏

DEVAN menghembuskan napas kasar. "Lo beneran nggak mau kasih tau gue?"

Gadis berponi yang duduk di depannya itu hanya terus menunduk sambil mengusap kedua tangan. Bel masuk mulai berbunyi, dua remaja yang ada di dalam Lab Fisika itu saling memandang ke arah sound system. Devan meletakkan satu kotak plaster di atas meja, lalu pergi begitu saja menyisakan Yakshara seorang diri di sana.

Yakshara memandang baik-baik punggung pemuda itu sebelum pergi, sticker note yang tertempel di atas kotak plester itu menarik perhatiannya. Tangannya ragu-ragu mengambil sticker note warna kuning tersebut dan membaca isinya.

Bilang ke Yuvika kalo dia bisa datang ke kelas kami kapan aja, oh iya minta tolong kasih tau Yuvika juga kalo  Yanto kangen banget sama dia.
-Devan, ketua kelas aksel IPS 5

Devan berdiri usai memberikan satu kotak plaster. "Kalo ada apa-apa, lo bisa chat gue, nanti gue bales meskipun slow respon dikit nggak ngaruh. Off tiap hari Kamis, Minggu, sama hari kiamat," pesannya.

Yakshara menangis usai membaca pesan yang tercantum pada sticker note tersebut. Ingat akan Yuvika yang masih belum bangun dan terbaring lemah di rumah sakit, mama yang kembali mendapatkan kekerasan, dan dia sebagai anak pertama yang tak tahu arah dan membutuhkan bantuan orang dewasa. Niat Devan baik, hanya saja ia tak ingin merepotkan orang yang bahkan tidak terlalu ia kenali.

Usai pulang sekolah, telepon Yakshara berdering cukup lama. Menampilkan nama Yuvika sebagai si penelepon. Yakshara langsung keluar dari kelas usai menerima panggilan tersebut, namun saat ia mengangkatnya tiba-tiba terdengar suara isakan dari si penelepon.

"Kak, aku takut mau pulang ke rumah. Ayah pasti udah tau kalo aku dikeluarin dari aksel." Yuvika menghapus air matanya lalu menengok ke atas.

"Nanti kamu sembunyi di lemari kayak biasanya, kalo ayah pulang biar kakak sama mama yang urus itu. Jangan khawatir oke?"

Yuvika merasa kesulitan karena siapapun di keluarga besarnya tidak mau membantunya memecahkan masalah. Sampai saat ia beranjak remaja, semua orang mengira jika Yuvika telah dewasa dan didewasakan oleh keadaan. Dia selalu berusaha melindungi mama dan kakaknya, dia yang akan menjadi orang pertama yang maju menghalau ayah yang selalu berbuat kekerasan kepada mereka berdua.

Padahal kenyataannya Yuvika tidak memiliki arah dan tujuan, dan hanya terus melakukan apa yang dia lakukan sebagai anak bungsu. Namun ia bersyukur karena masih dikelilingi orang-orang baik, Yuvika memiliki teman-teman yang siap membantunya kapan saja, begitu pula dengan kakaknya. Sayangnya baik Yakshara maupun Yuvika, keduanya sama-sama tidak ingin merepotkan orang lain dan selalu mencari jalan keluar sendiri.

"Di mana Yuvika?!"

Yakshara dan Yuvika terkejut saat suara ayah terdengar di seluruh penjuru rumah. Yakshara segera menyuruh adiknya untuk masuk ke dalam lemari, namun sayangnya Ayah berhasil menemukan mereka berdua. Yakshara langsung berdiri dan berusaha menghalau Ayah, namun si Kepala Keluarga langsung mendorong tubuhnya untuk menepi dan berjalan cepat ke arah Yuvika yang terus berjalan mundur dengan penuh rasa takut.

Excellent '05 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang