Setelah kemarin ia habiskan untuk bermalas-malasan hari ini Jena akan kembali untuk mencari pekerjaan, uang yang Mikael berikan untuknya tak pernah ia gunakan.
Oh iya Mikael bilang dia akan pulang larut mungkin memasakkan sesuatu akan membuat lelahnya sedikit berkurang nanti, ya sebelum pulang nanti Jena akan pergi membeli bahan belanjaan terlebih dulu.
Ah, sial!
Jena berakhir menggunakan uang saku dari Mikael. Tidak papa Jena, tidak apa-apa toh uang yang ia gunakan untuk Mikael juga.
Saatnya ia pulang dan kembali membawa kekecewaan karena tak dapat pekerjaan.
Huh!
Jena dengan cepat menekan rem pada sepedanya hampir saja ia kembali tertabrak mobil. Cepat-cepat Jena memberi jalan pada mobil itu, tak di sangka seseorang keluar dan yang membuat Jena kaget adalah pria itu berteriak di depannya dengan kencang.
"Ketemu kau!"
Huh?
Tangannya ditarik sehingga membuat sepedanya jatuh, "ikut dengan ku."
"Hei, tunggu-"
Jena menyentak tangan itu kasar menatap tak suka pada pria yang tak jelas di depannya, "kurang ajar! Tak sopan!"
Eugene terasa tertohok dan balik menatap tajam Jena, "apa kau bilang?"
"Pria tak jelas, aneh, tak ada etika, bajingan! Apa lagi ya..." Jena berpikir sejenak sebelum, "bujang lapuk!"
Ini bentuk pertahanan Jena jika menemuka pria aneh semacam Eugene, Jena akan menerapkan apa yang diajarkan oleh temannya.
Apa-apaan gadis ini!!
Eugene tertawa sarkas lalu mendekatkan wajahnya dengan garang, "hei apa kau tidak tau siapa aku huh?"
"Jaga bicara mu itu, lidah mu bisa ku potong dengan mudah atas semua hinaan yang kau berikan pada ku." Eugene menatap tajam Jena tepat di kedua matanya.
Jena mendongak dengan wajah menantang, Jena tidak takut yaa.
"Bukankah aku yang harusnya marah di sini? Kau pria aneh yang tiba-tiba menarik tangan ku dan hendak membawa ku masuk ke dalam mobil mu. Coba kau katakan letak salah ku di mana?"
Eugene menggeram, "kau menghina ku!"
"Kau lebih menghina ku!"
Tak mau kalah Eugene kembali berujar, "kau mengatai ku bujang lapuk!"
"Kenyataannya?"
Eugene terdiam, "aku memang belum laku saja."
Jena tersenyum puas, "kita seri!"
Kesal Eugene pun mengusak rambutnya frustasi.
"Aku minta maaf."
Kepala Eugene menoleh, "aku minta maaf atas sikap kurang ajar ku, kalau begitu aku permisi." Jena berjalan ke arah sepedanya dan berniat pergi sebelum Eugene kembali menghentikan nya.
"Aku belum selesai."
Jena menghela napasnya, "apa lagi?"
Eugene bingung mulai dari mana dan setelah kebimbangan yang cukup panjang akhirnya dia menceritakan semuanya, mulai dari kasus tabrakan, adiknya marah, hingga harus meminta maaf dan memberikan kompensasi jika ingin adiknya tidak mengacuhkan nya lagi.
Jena mendengar ceritanya sedikit tergelitik, "jadi jika adik mu tak marah pada mu kau takkan mau mencari ku?"
"Iya."
"Aku memaafkan mu."
"Apa?"
"Aku memaafkan mu, lagipula kejadian itu sudah berlalu dan luka ku juga sudah sembuh." Ujar Jena sedikit terkekeh melihat reaksi Eugene yang terlihat seperti tak percaya, "jika tak ada lagi yang ingin kau katakan aku pergi dulu."
"Hei tunggu."
Eugene mengeluarkan ponselnya, "adik ku takkan percaya jika kau memaafkan ku aku harus punya buktinya."
Dan dia pun mengambil foto keduanya secara selfie, "sudah!"
Jena mengangguk dan akan kembali pergi, "tunggu lagi."
"Apa lagi?"
"Berikan aku nomor ponsel mu."
***
Lilith menghela napas panjang penuh kebosanan, keseharian nya hanya berada di rumah, kamar, taman, lalu begitu terus. Sekolah pun tidak bisa, banyak orang bilang menjadi dirinya adalah sebuah impian. Nyatanya tidak!
Apa sih enaknya mencari seekor burung yang hanya bisa berkeliaran di kandang dan selalu dijaga ketat pemiliknya agar tidak kabur? Tidak enak sama sekali.
Ting!
Lilith mencari di mana ponselnya lalu membuka saat di rasa ada pesan masuk.
Kak Eugene
Online[Send a picture]
Kakak sudah bertemu dengannya
Kakak juga sudah meminta maaf dan di maafkan
Jadi Lili, jangan marah lagi dan mengacuhkan kakak yaaa
16:38 pmBagus!
Lalu apa kompensasi yang kakak berikan padanya?
16:39 pmNomor telepon kakak
16.40 pmKakak bodoh!
Aku marah pada mu, huh!
16:40 pmLili?
Lili?
Lili?
16:41 pmLilth melempar ponselnya meski tak kencang lagi-lagi kakaknya membuatnya kesal, padahal Lilith sudah senang saat tau kakaknya sudah menemukan perempuan itu. Diam sebentar sebelum dia kembali mengambil ponselnya dan membuka chat dari kakaknya.
Terlihat banyak spam chat yang dikirim Eugene yang hanya di baca tanpa di balas. Lilith membuka foto yang dikirim kakaknya, menatap foto itu seksama sebelum Lilith turun dari ranjangnya dengan terburu.
"Mommy~!"
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unhealing Wound [Hiatus]
Romance[Transmigrasi] Mikael, gambaran sempurna tokoh utama dalam novel romansa penuh drama. Siapa sangka sosoknya juga digambarkan merupakan sumber kemalangan tokoh utama wanita, obsesi gila Mikael menjerat dan mengekang batas dengan dunia luar, mulut man...