Chapter I

325 27 7
                                    

Sepoi angin musim panas menyapu jalanan aspal dan menerbangkan beberapa daun yang berguguran. Lalu lalang manusia terlihat ramai memenuhi jalanan itu.

Di tengah keramaian tersebut terlihat sepasang pria dan wanita sedang beradu mulut. Setelah mengucapkan beberapa kata, tanpa berpikir panjang, sang pria berlalu menyebrangi jalan menjauhi wanita tersebut.

Tanpa diketahuinya, sebuah mobil pick up melaju cepat dan menghempaskan tubuh sang pria hingga terpental jauh.

"Braaakkk!!!" Suara benturan antara tubuh mobil dan tubuh pria itu terdengar nyaring lalu diikuti jeritan para pejalan kaki yang menyaksikan adegan tersebut.

Seolah sedang di-slow motion, tidak ada seorangpun yang berani bergerak dari tempatnya, hingga sebuah mobil sedan berhenti dan keluar 2 orang polisi lalu lintas yang sedang berpatroli di daerah tersebut.

Kedua polisi tersebut segera melakukan tindakan, mencegah orang-orang mendekati TKP dan segera menelepon ambulance.

Di sisi lain

"Berita terkini, telah terjadi kecelakaan tunggal antara mobil pick up dan seorang pria. Pengemudi mobil masih diperiksa di kantor polisi sedangkan pria yang menjadi korban dinyatakan meninggal ditempat akibat kehabisan darah.

Menurut keterangan polisi saat ini, pengemudi menyetir dalam keadaan mengantuk sedangkan menurut para saksi korban pria terlihat berlari menyeberang jalan tanpa memperhatikan jalanan yang dilewati. Dua hari setelah kejadian tersebut, kedua polisi yang mengevakuasi korban jatuh sakit, dan sore tadi salah satu polisi meninggal dunia dengan gejala mengeluarkan darah dari lubang tubuhnya."

TV yang berada di rumah kos yang diisi oleh 2 orang wanita itu, tengah mengabarkan kecelakaan yang terjadi 2 hari yang lalu.

"Hey, Hinata. Kau sudah melihat berita itu?" Tanya salah satu wanita kepada wanita lain yang tengah menyeduh kopi.

"Ooh, aku sudah mendengarnya, kecelakaan itu terjadi didekat tempat kerjaku." Wanita yang dipanggil Hinata menjawab.

"Kau mau kopi, susu atau soda?" imbuhnya, bertanya kepada temannya.

"Susu!!!"

"Kau tau Sakura, aku sedikit khawatir. Aku banyak mendengar di tempat kerja kalau pria yang tertabrak itu sedang menderita panyakit berbahaya. Kudengar, darah dari pria itu berwarna kehitaman dan itu semakin mendukung hipotesisku jika pria itu mengidap penyakit berbahaya." Hinata berucap sambil menyerahkan segelas susu kepada temanya, Sakura.

"Kau hanya paranoid Hinata. Jika hal itu benar, pasti sudah banyak himbauan dari pihak berwajib kepada masyarakat."

Sakura terlihat bepikir. "Tapi... dari berita tadi, salah satu polisi meninggal setelah mengevakuasi kecelakaan itu."

"Aaahh... sudahlah, aku tak mau memikirannya. Aku harus segera menyelesikan laporan penelitian ini dan mengumpulkannya besok."

"Apa kau ada proyek lagi?"

"Heem, sebenarnya ini syarat untuk pengangkatanku sebagai dokter hewan. Dan seniorku mengajakku untuk membuat probiotik sebagai pengganti antibiotik untuk unggas."

"Waaah. Aku tidak paham. Tapi jika kau mebutuhkan perijinan hukum, katakan saja padaku yaa. Aku ingin tidur, byee."

"Baiklah nona jaksa."

Keesokan harinya

Di tempat kerja Hinata, Hinata sedikit berlari menuju ruangan seniornya untuk menyerahkan laporan yang semalam ia kerjakan. Dia segera masuk ke dalam ruangan setelah mengetuk pintu dan mendapat ijin untuk masuk.

ANTHRAXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang