Chapter III

161 18 9
                                    

Esoknya di rumah kekasih korban

“A-A-Aku tidak terlalu tau tentang pekerjaannya dan apa yang dia lakukan ketika tidak bersamaku.” Matsuri (kekasih korban) berkata dengan nada takut setelah Sasuke memaksa masuk ke dalam apartemennya.

"Apa dia tidak terlihat aneh akhir-akhir ini?” Selidik Sasuke dengan nada khasnya

“Kurasa tidak ada perubahan yang signifikan padanya sebelum dia mengalami kecelakaan." Jawab Matsuri

“Lalu, apa yang kalian bicarakan waktu itu nona?! Banyak saksi yang melihat kalian bertengkar sebelum korban tertabrak.”
Ucap Karin jengah karena hanya jawaban ‘tidak' yang selalu keluar dari mulut perempuan di depannya.

Sementara raut muka Matsuri terlihat gelisah dan ragu.

“Nona... bisakah anda membantu kami? Kumohon... anda tidak akan dicap menjadi penjahat hanya karena berkata jujur.” Hinata berusaha meyakinkan Matsuri.

Matsuri menggigit bibir bawahnya lalu menarik napas.

“Sebenarnya beberapa hari sebelum kejadian itu, Gaara baru saja keluar dari rumah sakit. Aku tidak tahu pasti penyakit apa yang dideritanya. Tapi dia menderita demam tinggi dan sakit kepala. Bahkan dia pernah pingsan karena sakit kepala yang dialaminya. Setelah keluar dari rumah sakit, dia terkesan menjauhiku dan tidak mengabariku selama beberapa hari."

Jeda Matsuri seraya menarik napas, terlihat sekali bahwa dia sedang menahan diri untuk tidak menangis.

"Hingga malam sebelum kejadian itu, aku putuskan untuk menelponnya. Tapi dia memutuskan panggilan itu secara sepihak. Aku meminta bertemu dengannya pada keesokan harinya. Tetapi, pada kenyataannya ternyata semua tidak berjalan sesuai harapanku. Hiks hiks.” Sambung Matsuri mulai menangis. Hinata berusaha menenangkan nya,

“Apa kau tidak merasakan hal yang janggal dari perubahan sikap kekasihmu?.” Ujar Sasuke

Matsuri terlihat berpikir dan dia mulai menyadari sesuatu.

“Ooh!!! Saat aku meneleponnya, aku mendengar suara beberapa orang yang berbicara dengan bahasa yang tidak aku mengerti... aku juga mendengar suara seperti deburan ombak. Ku kira dia berada di sebuah bar dan berselingkuh, aku jadi marah saat itu.” Matsuri menjawab dengan kondisi masih sesenggukan

Setelah mendengar penjelasan dari Matsuri. Sasuke menyadari sesuatu. Dia segera beranjak keluar dari apartemen tersebut diikuti Hinata dan Karin, setelah mengucapkan terima kasih.

“Karin kau pegang setirnya. Kita pergi ke pelabuhan sekarang!” Sasuke melempar kunci mobil dan ditangkap oleh Karin, ia segera bergegas masuk ke kursi penumpang bagian depan. Karin seolah mengerti maksud Sasuke, tanpa babibu ia segera menjalankan mobilnya.

Sedangkan Hinata masih bingung dengan situasinya, namun ia segera masuk ke dalam mobil, tidak berselang lama ponsel Sasuke berbunyi dengan nama kontak Shikamaru terpampang di layar ponselnya tepat sebelum dia akan menelpon Shikamaru.

Sepertinya Shikamaru merasakan telepati yang dikirim Sasuke. Tanpa berpikir panjang Sasuke segera menekan tombol hijau dan mengarahkan benda persegi ke samping telinganya.

“Shikamaru...” Sasuke berkata tanpa salam pembuka

“Halo Sasuke, di mana kalian?” Shikamaru menjawab

“Kami baru saja bertemu nona Matsuri. Kami sedang menuju pelabuhan. Sebaiknya kau segera ke sana jika urusanmu sudah selesai” Jawab Sasuke tergesa,

“Ini gawat Sasuke! Aku bersama Orochimaru dan nona Shizune sedang berada di rumah sakit saat ini. Kami baru saja mendapat kabar, banyak orang meninggal secara mendadak. Dan hal itu telah diberitakan di banyak stasiun televisi sebagai kasus penyakit menular yang mematikan.” Shikamaru menjelaskan keadaan saat itu.

ANTHRAXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang