12

927 89 1
                                    

Dalam perjalanan menuju kantin banyak pasang mata melihat Zeero menarik tangan seorang perempuan, memang Kharisma seorang Zeero Sadewa Harlan tidak bisa dipungkiri. Meskipun berandalan ia tetap terlihat keren, hal itupun sukses membuat jadi gosip hangat di SMA GARUDA, dimana Zeero yang jarang berurusan bersama cewek kini laki laki itu sedang menarik cewek.

Ada masalah apa dia sama Zeero?

Ada hubungan apa mereka?

Ya lo tanya sendiri lah

Gue lihat lihat cocok juga mereka

Tapi kok dia mau sih sama modelan brandal kaya Zeero

Hati gak ada yang tahu

Bisik bisik itu terdengar ditelinga Zeero dan Chika tapi mereka mengacuhkan itu, ibarat kata masuk kuping kanan keluar beli gorengan.

Dimeja yang dituju Zeero sudah ada Ashel, Ollan Gitan dan Jessi.

" Makin nempel nih gue lihat lihat " Sewot Jessi, entah mengapa wanita satu ini sedikit sensi jika ada teman yang berhubungan dengan Zeero.

" Lo berdua pacaran ya?"

" Engga-"

" Iya " Potong Zeero ketika melihat Chika akan menjawab, " GUE PERINGATIN SAMA LO SEMUA! CHIKA SEKARANG PACAR GUE, SIAPAPUN YANG COBA GANGGU DIA ATAU BAHKAN NYAKITIN DIA, GUE PASTIIN HIDUP LO GAK BAKAL TENANG! " Suara bariton laki laki itu terdengar ke ke penjuru kantin.

Chika yang mendengar itu melebarkan matanya.

" Aciee! gak jomblo lagi nih " Ucap Ollan.

" Bilang aja lo pingin " Celetuk Ashel.

" Jessi nganggur nih " Lanjutnya

" Dih! Ogah gue sama modelan kek dia " Sungut Jessi tak terima.

" Siapa juga yang mau sama lo! " Ollan mengelak

Teman teman nya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, tampak lucu jika sudah Ollan dan Jessi angkat bicara yang pasti akan berakhir debat kusir sidang MPR. Semenjak mereka sering berkumpul dan satu meja di kantin mereka menjadi sedikit akrab. Bahkan dulu, Jessi yang ogah - ogahan jika harus berurusan dengan tiga pria itu pun kini bisa beradaptasi dan masuk kedunia flora.

****

Bel masuk sudah berbunyi semua murid kembali ke kegiatan KBM mereka, dikelas Chika dan Ashel kini sedang menunggu guru yang mengajar masuk.

Pintu kelas XII IPS 2 pun terbuka, menampilkan seseorang yang membawa setumpuk buku. Itu sudah menjadi ciri khas bagi seorang guru membawa tumpukan buku bukan?

Guru itu mendudukkan dirinya di kursi guru dan mulai mengajar.

Dikelas yang berbeda, tepat nya di kelas XII IPS 1 guru sudah masuk.

" Saya sedikit punya permainan untuk kalian! " Ucap Bu Sisca membuat murid menatapnya bingung.

" Ada hadiahnya gak bu? " Tanya seorang murid

" Tentu, nilai tugas kalian ibu tambah "

" Apa bu permainannya? "

" Buat puisi lalu bacakan didepan " Bu Sisca sukse membuat seisi kelas menjadi hening, diam tak bersuara.

Krik

Krik

Krik

Krik

Ah, kenapa permainan nya harus seperti itu membuat puisi lalu membaca didepan, sudah seperti anak SD saja.

" Emang gak ada yang lain bu? " Jessi bertanya mewakili teman temanya.

Bu sisca pun menggelengkan kepala, " Tidak! "

" Saya kasih waktu kalian untuk buat puisi lalu bacakan didepan! " Bu sisca tetap pada pendirian nya menyuruh murid muridnya.

Semua siswa dan siswi kini berfikir, mau membuat puisi apa, mereka bukan seniman yang pandai merangkai kata kata.

Setelah 30 menit berlalu, " Baik waktunya sudah selesai, silahkan maju kedepan. "

Siswa-siswi hanya saling pandang mendengar itu, tapi ada satu suara yang membuat mereka semua menoleh padanya, " Saya bu! Saya sudah selesai, boleh saya maju kedepan? " Orang itu dengan pd nya ingin membacakan hasil karyanya didepan teman teman nya dan guru.

" Silahkan maju kedepan Ollan " Ucap guru itu.

Ollan pun membawa secarik kertas dan berjalan maju kedepan kelas, dia menatap guru sebelum membaca puisinya. Seisi kelas yang menatap murid itu dengan serius.

" Judulnya ibu " Ollan pembukaan, ia menarik nafas lalu

Ibuku
Anak nya nenek ku...
Anaknya kakek ku...

Ibuku
Saudaranya tanteku
Saudaranya omku

Ibuku
Aku anakmu
Aku menyayangimu..

" Sekian, terima kasih dari Ollan " Ollan membacanya lantang dan pd

Semua melongo mendengar puisi yang baru saja dibacakan oleh Ollan. Teman teman nya kini sedang menahan tawanya, sedangkan Bu Sisca sudah memandangnya dengan wajah datar.

" Gimana bu, puisi saya? Bagus kan?" Tanya Ollan pada Bu Sisca

Bu sisca tersenyum paksa mendengar pertanyaan dari murid nya ini, " Iya, bagus puisi kamu. Sangking bagus nya mau ibu buang puisinya "

" Jangan dong bu, ini kan karya saya "

" Haduh, kenapa ya? Saya harus punya murid seperti kamu? " Capek sendiri saya jadinya." Ucap Bu Sisca sembari memijat pelipisnya.

" Kalau capek, istirahat bu "

" Udah diam kamu! Jawab terus kamu kalau saya ngomong "

" Kalau ada orang ngomong ya harus dijawab dong bu, gak sopan kalau gak dijawab "

" OLLANN!"

" Iya bu? Kenapa bu? Ibu kangen sama saya?"

Dengan sangat tegas, " Duduk ke bangku kamu!"

Ollan pun langsung duduk kebangkunya berada, daripada telinga panas karena dapat ceramah nantinya, sedangkan sekarang seisi kelas tertawa karena ulah Ollan yang membacakan puisi hingga berdebat kusir dengan Bu Sisca.

Kenapa saya harus dapat murid kayak dia Batin Bu sisca yang sudah sangat lelah dengan tingkah muridnya itu.




Perantauan lagi keras-kerasnya, maaf ya buat semuanya🙏🙏🙏

Zerro Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang