LIMA

128 11 17
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**//**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**//**

"Bik, tolong taruh di kamar aku ya," ucap Alea menyerahkan barang-barang belanjaannya pada Bik Narsih. yang baru saja keluar dari dapur "Pintu belakang aman, Bi?"

Bik Narsih menggeleng cepat. "Jangan lewat belakang, Non. Tadi ada Bapak sama Abah Wahid. Mending lewat depan aja."

Alea menghela napas gusar. Pilihan yang sulit, tapi lebih baik bertemu Bunda dan diomeli habis-habisan daripada bertemu Ayah. Karena ucapan Ayah saat memarahinya lebih menusuk hati daripada Bunda.

"Yaudah deh, makasih Bik." Alea memutar langkah untuk berjalan ke halaman depan rumahnya.

Gadis itu melepas sandalnya sebelum memijakkan kaki ke teras dengan hati-hati. Mengintip sedikit dari kejauhan, sepertinya ruang depan terlihat kosong.

Kaki Alea hendak menyentuh ambang pintu, namun bahunya tiba-tiba oleng sedikit saat tersenggol bahu seseorang.

Gadis itu berdecak kesal, sedetik kemudian matanya melotot melihat punggung tegap laki-laki berhoodie hitam yang memotong jalannya barusan.

"Woi! berhenti!" Alea mencekal tudung hodie laki-laki itu hingga tertarik menghadapnya. "L-lo?"

Kening Alea mengernyit kencang bersamaan dengan jari telunjuknya yang terangkat. "Lo cowok yang tadi kan?! kok bisa di sini? lo ngikutin gue? atau jangan bilang lo disuruh Ayah gue lagi?!"

Pertanyaannya yang bertubi-tubi sama sekali tak mendapat respon. Laki-laki itu hanya menatap singkat lalu menyingkirkan tangan Alea yang menarik tudung hoodienya. Setelah itu dia Kembali melangkah tanpa mengatakan apapun lagi.

Alea terhenyak selama beberapa detik. Apakah dia baru saja dicuekin? Gadis itu tertawa hambar. Tuan rumah mana yang dicueki oleh tamu tak dikenal? benar-benar mengesalkan.

"Maaf sebelumnya, lo menderita kebisuan sejak kapan ya?" Alea berjalan cepat mengejarnya.

"Perasaan tadi pas ketemu gue, lo masih bisa ngomong. Atau lo  sengaja membisukan diri? kalau iya, gue doain bisu beneran." Sekarang Alea sudah berdiri di depan laki-laki itu,  menghadang sambil berkacak pinggang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TANPA BATASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang