Mark si anak yatim piatu, yang tidak memiliki siapa-siapa di dunia nya. Namun pada suatu kesempatan, ia bisa bertemu dengan anak yang memiliki kulit berwarna coklat karamel.
Berteman selama bertahun-tahun lamanya. Saling memiliki. Saling memahami, bahkan tidak saling memandang kekurangan satu sama lain.
Mark yang selalu merasa jika di dunia ini; dia berdiri di tengah hujan badai yang tak kunjung reda, sendirian. Tanpa ada yang mengajak nya untuk berteduh, atau hanya sekedar memberikan payung.
Namun kehadiran Donghyuck. Si anak tunggal dari arsitektur bangunan dan perancang busana, yang selalu mendapatkan beribu-ribu kasih sayang dan pujian. Jelas hidup Donghyuck bertolak belakang dengan nya.
Tapi Mark tidak pernah mempermasalahkan. Kehadiran Donghyuck, cukup membuat nya merasa jika ia dipedulikan, disayangi, dan dikasihi.
Namun karena suatu perasaan yang bodoh, perasaan yang membuat nya terpecah belah dan rasa nya sangat sulit untuk dipersatukan. Membuat Mark merasa menyesal. Penyesalan yang tak ada guna nya.
Membuat Donghyuck meninggalkan nya kembali sendiri. Tapi apa daya bagi Mark yang selalu mengharapkan Donghyuck untuk datang, mengulurkan tangannya, dan membantu nya kembali berdiri.
Walaupun rasa-rasanya sudah tak mungkin. Karena Donghyuck saja sudah memiliki pujaan hati nya. Mark merasa jika harapan dan doa nya sia-sia. Jarang kan untuk membantu nya berdiri lagi. Menatap Mark penuh minat saja Donghyuck enggan melakukannya.
Selalu menatap Mark dengan pandangan yang mengisyaratkan kebencian, dan perasaan jijik.
Tapi apa salah Mark, yang sudah ditinggal oleh ke dua orang tua nya, bahkan keluarga besar pun enggan menerima nya. Harus bekerja keras untuk mendapatkan sepeser uang, hanya untuk bertahan hidup di jalanan.
Beruntung ia diasuh oleh seorang laki-laki tua, pemilik kedai mie kecil, yang ingin memberikan nya tempat tinggal yang cenderung kecil. Namun sudah lebih dari cukup untuk Mark. Bahkan ia memberikan kesempatan Mark untuk menimba ilmu kembali.
Mark itu hina; itu kata dunia yang selalu ia pikirkan. Tapi apa salah jika Mark menginginkan rumah? Atau bahkan hanya sekedar genggaman tangan?
Mark lelah, tapi ia sudah tak tahu bagaimana cara nya untuk mengatakan nya. Ia sudah tak tahu bagaimana cara untuk menyerah, bahkan sekedar untuk mengungkapkan rasa.
Maaf jika terlalu kasar, Mark. Tapi kau mungkin sudah lupa, jika memang kamu selalu sendiri.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Protect You | MarkHyuck
RandomSebelum semua nya terlambat, Mark ingin mendapatkan maaf dari Donghyuck.