1. When we're close

28 4 0
                                    

Seorang remaja yang memakai kacamata, sembari membawa dua buku yang terlihat tebal. Berjalan menyusuri lorong yang terlihat beberapa Siswa-siswi sedang mengobrol.

"Hai Donghycuk, selamat pagi," sapa remaja itu sembari tersenyum, memperlihatkan deretan gigi putih dan rapih nya. Yang disapa berbalik badan dan ikut tersenyum.

"Pagi Mark. Apa kau sudah sarapan?" tanya Donghyuck kepada Mark. Mark terdiam sejenak, lalu menggeleng kan kepala nya pelan. Donghyuck cemberut, tidak menyukai jawaban Mark. Namun setelahnya ia tersenyum kembali, "Kalau begitu ayo ikut aku," ajak Donghyuck, menarik lengan Mark pelan.

Mark berusaha menyeimbangi langkah nya dan juga langkah Donghyuck, yang terus berlari. Walaupun sedikit limbung karena langkah Donghyuck yang terlalu cepat.

Donghyuck membawa Mark untuk berteduh di bawah pohon yang rindang, terletak di belakang sekolah dekat dengan taman kecil. Donghyuck mengeluarkan kotak bekal nya dari dalam paper bag, yang sedari tadi ia bawa-bawa.

"Ayo kita makan bersama," ujar Donghyuck lembut, yang malah dijawab gelengan kepala oleh Mark. Donghyuck cemberut dan menatap Mark kesal. "Kenapa?" tanya Donghyuck.

"Aku takut kamu nggak kenyang nanti nya," jawab Mark tampak khawatir. Donghyuck menggeleng, "Aku tadi sudah sarapan di rumah, dan ini memang sengaja ku suruh bibi untuk siapkan bekal untuk mu. Jadi kau harus sarapan, nanti kau sakit." Mark terkekeh. Sepanjang kesendiriannya selama ini, hanya Donghyuck yang benar-benar peduli.

Mark mulai memakan bekal yang sudah Donghycuk bawakan untuk nya. Mark mengangguk-angguk setelah dua suapan masuk ke dalam mulut nya, "Kau menyukai nya?" tanya Donghyuck, yang melihat Mark mengangguk-anggukkan kepalanya.

Mark menelan sampai habis makanan yang ada di dalam mulutnya, sebelum menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Donghyuck, "Enak pastinya. Terimakasih banyak yaa." Mark tersenyum.

"Ini minum untuk mu." Donghyuck memberikan sebotol mineral kepada Mark. Mark menerima nya sembari mengucapkan terimakasih dan senyuman.

Mark menyodorkan sesendok nasi dan juga lauk nya kepada Donghyuck, "Makan." Donghyuck menerima suapan Mark, "Enwak," ujar Donghyuck yang tak terdengar jelas karena mulut nya penuh.

Mark terkekeh pelan. "Apa sepulang sekolah kamu ada les?" tanya Mark. Karena memang rencana nya Mark ingin mengajak Donghyuck untuk jalan-jalan di taman.

Donghyuck mengangguk, "Memang nya kenapa?" tanya Donghyuck penasaran. Mark menggeleng. Menyuapkan sesendok nasi untuk Donghyuck lagi. "Aku hanya ingin mengajak mu jalan-jalan di taman," ujar Mark.

"Memang nya kamu tidak berkerja?" tanya Donghyuck. Melihat Mark menyuap makanan nya, sampai pipi nya menggembung lucu, membuat Donghyuck terkekeh.

"Tidak. Hari ini kedai mie paman Jim tutup. Tapi tak apa jika kamu tidak bisa pergi, aku paham." Mark tersenyum lembut.

"Huh? Tutup. Kenapa tutup?" tanya Donghyuck penasaran. "Karena anak paman Jim sedang sakit, jadi dia ikut merawat nya, tapi besok dia sudah buka lagi, hanya satu hari tutup." Donghyuck mengangguk-angguk paham.

"Ya sudah kalau begitu. Habiskan makananmu, aku akan kembali ke dalam kelas." Mark mengernyit, "Tapi belum habis," kata Mark, sembari menunjukkan kotak bekal Donghyuck, yang isi nya sudah sisa dikit.

"Habiskan saja," ujar Donghyuck. Donghyuck berdiri, menepuk-nepuk celana nya, karena baru saja duduk di atas rerumputan. "Aku pergi dulu." Donghyuck berjalan menjauh, melambaikan-lambaikan tangannya kepada Mark.

Setelah kepergian Donghyuck. Mark menunduk, menatap kotak bekal Donghyuck, lalu tersenyum tipis. Selama ini. Semenjak kepergian kedua orang tua nya akibat kecelakaan. Mark selalu hidup sendiri, tidak punya tumpuan, namun setelah kehadiran Donghyuck, Mark merasa hidup nya jauh lebih baik.

•••

Mark melangkahkan kakinya di trotoar seorang diri. Bersenandung sembari membawa tas nya. Rambut yang sedikit berantakan dengan kaca mata yang selalu bertengger di hidung nya, terlihat sangat cocok untuk Mark.

Mark menoleh saat merasakan pundak nya ditepuk, "Oh, Hyuck?" Donghyuck tersenyum. "Hai, Mark. Kau ingin bekerja?" tanya Donghyuck. Mark berdehem sebagai jawaban iya.

"Kalau begitu... Boleh aku ikut?" Mark yang mendengar permintaan Donghyuck, langsung menolaknya dengan keras, "Tidak, tidak! Kau baru pulang sekolah, nanti kau kelelahan," ujar Mark dengan nada sedikit khawatir.

"Tidak juga. Aku sama sekali tidak lelah hari ini, karena tadi di jam terakhir aku jamkos, jadi aku sempat tidur di kelas." Donghyuck terkekeh kecil, menampilkan deretan gigi rapih nya.

Mark menggeleng-geleng, "Tetap tidak boleh." Donghyuck cemberut; kesal dengan jawaban yang diberikan oleh Mark. "Tapi kenapa? Kan aku sudah bilang kalau aku tidak lelah," ujar Donghyuck sedikit menaikkan nada suara nya.

"Kalo kamu pulang telat, nanti ayah mu akan marah." Donghyuck menggeleng, "Aku sudah beri tahu mereka, kalo pulang sekolah aku akan menemanimu," jelas nya. "Jadi aku boleh ikut?" Donghyuck semakin memaksa. Bahkan sampai menggoyangkan lengan Mark kencang.

"Oke, oke. Kamu boleh ikut," ujar Mark yang terdengar pasrah. Donghyuck memekik senang, "Kalau begitu ayo cepat, nanti kita terlambat!!" ucap Donghyuck penuh semangat. Menarik tangan Mark, dan memberhentikan taksi yang sedang melaju. Pergi menuju kedai mie tempat Mark bekerja.

•••

Kedua remaja yang sedang duduk disalah satu kursi taman. Sedang membaca dan mencatat materi bersama. "Shh... Aku tidak paham. Mark, kau bisa jelaskan yang ini?" Mark menoleh. Melihat materi yang ditunjuk oleh Donghyuck.

Mark mengangguk, "Bisa. Kemari. Mana yang kau kurang paham?" tanya Mark. Menyuruh Donghyuck sedikit mendekat agar Mark mudah menjelaskan materi yang Donghyuck kurang paham.

Mark terus menjelaskan. Jika Donghyuck kurang paham, Mark akan mengulangi penjelasannya dengan sangat sabar dan telaten. "Kau paham?" Donghyuck mengangguk paham.

"Makasih Mark," ujar Donghyuck, dan Mark pun menjawabnya dengan tersenyum. "Kalau ada yang tidak kau paham, bisa tanyakan pada ku."

Setelah menghabiskan satu jam belajar, sampai jam setengah lima. Mark dan Donghyuck memutuskan untuk menyudahi kegiatan belajar nya.

Mark berjalan. Memberikan botol mineral untuk Donghyuck. Duduk kembali di samping Donghyuck, dan meminum air mineral nya.

"Haah... Aku harap aku bisa lulus dan mendapatkan kampus yang terbaik!!" ucap Donghyuck penuh semangat. Mark hanya terkekeh, membuat Donghyuck mengernyit, "Kenapa? Kau meremehkan ku yaa," tuduh nya.

"Tidak, tidak. Namun kau terlihat begitu semangat," ujar Mark. Melihat kobaran api semangat di mata Donghyuck.

Donghyuck mendengus, "Tentu saja! Aku sangat berambisi Mark." Donghyuck berucap dengan penuh percaya diri. Karena selama Donghyuk memasuki masa Sekolah Menengah Atas. Donghyuck menjadi anak yang sangat berambisi. Walaupun peringkat nya di kelas tidak terlalu tinggi, tapi itu tidak penting bagi nya. Yang terpenting untuk nya, dia bisa memahami materi-materi dengan baik.

"Hm? Selama ini, selama aku mengenal mu baru kali ini kau menjadi anak yang berambisi. Padahal dulu kau sangat malas dan nakal di sekolah. Bahkan aku suka sekali mengajak mu untuk belajar bersama, tapi kau menolak," kata Mark. Donghyuck hanya terkekeh, mengingat masa-masa nya saat dia menjadi anak yang sangat sering bolos sekolah.

"Yaa aku sudah berubah dan menjadi anak baik, seperti sekarang," ujar nya penuh percaya diri.

"Kalau kamu Mark?" yang ditanya malah gelagapan karena sempat termenung. Mark mengangkat alis nya. "Kalau kamu, ingin masuk mana? Kita sama saja yaa." Mark terdiam.

"Aku sempat berpikir jika aku tidak bisa kuliah. Tapi jika aku bisa mendapatkan beasiswa, mengapa tidak? Jadi tujuan ku sekarang mendapatkan beasiswa, tapi kalo tidak dapat yaa aku tidak berkuliah." Mark tertawa kecil. Mengasihani diri nya sendiri. Dapat makan sehari-hari saja dia sudah sangat bersyukur.

Donghyuck menepuk-nepuk pundak Mark. "Tidak apa. Aku akan di sini untuk selalu membantu mu. Kita kan teman," ujar Donghyuck. Membuat Mark kembali tersenyum, dan mengangkat kepala nya, melihat wajah teduh milik Donghyuck.

TBC

Hallo apa kabar? Cerita baru, padahal yang kemaren aja belum jelas wkwk. Karena belum jelas jadi gua putusin buat un-publish cerita nya, sampai gua dapet ide lagi atau bahkan cerita nya gak bakal dilanjutin?

Protect You | MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang