Di meja kantin pada kampus siang hari itu. Terlihat ada tiga pemuda sebaya, sedang menyantap makan siang nya masing-masing. Memanfaatkan waktu untuk mengisi perut, sebelum kembali lagi untuk kelas selanjutnya.
"Boleh aku meminta itu?" tanya seorang pemuda yang memakai kaos berwarna hitam dengan corak garis-garis putih. Menunjuk dimsum yang berada di atas piring sahabat nya, menggunakan sumpit. Ekspresi yang ditunjukkan sangat lah terlihat lucu, saat ia meminta dimsum milik pemuda bertubuh kekar tersebut.
Namun bukan nya memberi dimsum yang tersisa dua potong itu. Pemuda tersebut malah berdecak, menjauhkan piring nya dari jangkauan sang teman, yang meminta sepotong dimsum milik nya. Sama sekali tak tergoda oleh ekspresi lucu yang dibuat.
Yeonjun— mengerucutkan bibir nya setelah sahabat nya berbadan besar itu, tidak ingin memberikan dimsum milik nya. Padahal masih tersisa ada dua potong lagi. Memang dasar pelit!
Pemuda lain yang memakai kacamata, dan duduk di samping Yeonjun terkekeh, melihat ekspresi sedih bercampur kesal di muka sahabat nya itu. Mark— pemuda itu menggeser kan piring berwarna putih nya, yang di mana terlihat ada tiga potong dimsum berada di atas piring kecil milik nya.
"Makan saja punya ku," kata Mark sembari tersenyum. Mata Yeonjun berbinar, senyum cerah terpancar di wajah nya. Yeonjun menerima piring yang diberikan oleh Mark, mengambil sepotong dimsum dan mulai memakan nya. Mengerang saat merasakan rasa nikmat yang berada di lidah nya.
"Terima kasih, Mark!" ujar Yeonjun antusias. Mark mengangguk-angguk. "Kau harus mencontoh Mark," kata pemuda itu, melihat ke arah sahabat nya dengan tatapan mengejek.
Jeno— pemuda yang dimaksud hanya mencibir mendengar ujaran Yeonjun. "Terserah ku ingin memberi mu atau tidak." Yeonjun mendengus. Kembali melanjutkan acara makan dimsum yang diberikan oleh Mark tadi.
"Hujan tidak kunjung berhenti," kata Yeonjun setelah membereskan sisa makan nya. Menatap ke arah luar kantin yang masih
hujan, membuat rerumputan menjadi basah, dan jalanan menjadi licin karena terguyur oleh hujan.Sudah satu jam lebih hujan turun tak kunjung reda, udara menjadi terasa sangat sejuk. Mark mengeratkan jaket yang ia pakai saat hawa dingin mulai menembus jaket nya. Mengedarkan pandangan pada ke sekeliling kantin yang lumayan penuh dengan Mahasiswa.
Namun tubuh nya seketika menegang untuk beberapa saat, ketika melihat dua orang yang sedang menggenggam tangan mereka satu sama lain, memasuki area kantin.
Jeno sudah menepuk pundak Mark, ketika melihat jika tubuh Mark menegang secara tiba-tiba, entah karena apa. Saat Jeno merasa Mark melihat ke arah datang nya para Mahasiswa. Jeno berbalik ke arah belakang tubuh nya, karena penasaran akan atensi Mark. Saat pemuda itu berbalik, tidak dapat Mark cegah lagi. Namun setelah nya, Mark menghela napas lega dan tubuh nya juga sudah kembali rileks.
Jeno mengedarkan pandangan nya, melihat secara teliti ke arah Mahasiswa-mahasiswi yang datang silih berganti. Jeno kembali berbalik, menghadap Mark dan juga Yeonjun. "Kau memerhatikan apa tadi?" tanya Jeno sebab sudah telanjur penasaran.
Mark menggeleng. "Tidak. Hanya tadi hawa dingin nya langsung menembus pakaian ku, itu saja," kata Mark yang tentu saja ia berbohong. Sedikit lega, karena saat Jeno berbalik, kedua mahluk yang berbeda gender itu sudah mengambil tempat duduk, dan sudah tak terlihat karena terhalang oleh orang-orang lain yang duduk di depan meja mereka.
"Ah sudah lah. Ayo kita pergi dari sini, sebelum tempat ini menjadi semakin ramai," ujar Yeonjun yang sedari tadi hanya memandang hujan, tidak tau apa yang pemuda itu pikiran. Mark dan Jeno mengangguk setuju.
Setelah nya ketiga pemuda itu berdiri, ingin beranjak dari tempat yang tidak tau kenapa malah semakin ramai. Saat Mark berdiri. Dapat Mark lihat jika Donghyuck sedang menyuapi sang kekasih, lalu menepuk-nepuk pundak nya. Mark hanya tersenyum ketika melihat interaksi dari kedua pasangan tersebut, interaksi kecil namun tidak semua orang dapat merasakan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Protect You | MarkHyuck
RandomSebelum semua nya terlambat, Mark ingin mendapatkan maaf dari Donghyuck.