01. Kelinci yang menggemaskan.

723 88 21
                                    

Selamat membaca.

Vote dan komen

.
.
.
.
.
.
.

Seorang remaja dengan penampilan berantakan, berjalan dengan langkah pelan memasuki rumah yang mirip dengan tempat penyiksaan baginya. Bukan karena penampilan, melainkan karena penghuni rumah ini yang merupakan jelmaan setan semua.

Setan bahkan lebih baik dari mereka? Ntahlah...

Sesaat setelah melewati pintu utama sebuah tangan kekar melayang ke arahnya. Itu terjadi begitu cepat..

PLAK!

Kepalanya tertoleh ke samping, dapat ia rasakan perih menjalar di pipinya dan lagi sudut bibirnya ikut perih.

Apa lagi kali ini? Pikirnya.

Kepalanya mendonggak, menatap pria paruh baya yang menyandang status sebagai ayahnya. Lihat, walaupun sudah berumur dan memiliki tiga buntut, pria itu masih terlihat tampan. Ah, apa yang ia pikirkan?

Beralih menatap tiga sosok yang berdiri di dekat sofa ruang tamu. Dengan satu sosok remaja yang berpenampilan bak gembel tengah menangis di pelukan Abang sulungnya. Cengeng sekali.

Tatapannya jatuh pada pemuda yang berparas sangat tampan di sana. Tatapan mereka bertemu sebelum suara tuan Arion menarik atensinya.

"APA LAGI YANG KAU LAKUKAN KALI INI ANAK SIALAN?!!" Bentaknya. Alen, remaja itu sampai memejamkan matanya. Bukan takut, hanya terkejut.

"Apa?" Tanya Alen tak mengerti.

"Apa?! Kau bersikap seolah tidak pernah melakukan kesalahan sama sekali?!" Ucap tuan Arion ngegas, tak percaya dengan reaksi santai remaja di depannya.

"Memang, aku tidak melakukan kesalahan apapun." Alen semakin bingung.

PLAK!!

Lagi?

Kali ini pipi kirinya yang menjadi sasaran, alhasil kedua pipinya terasa kebas sekarang.

"Beraninya anak tidak tahu diri sepertimu berbohong?! Kamu pikir saya tidak tahu bahwa kamu membully Juan di sekolah hari ini!!!"

"Oh..jadi gue di fitnah lagi?" Batinnya malas.

"Tuan Arion Leonhard yang terhormat, saya yakin anda tidak bodoh untuk memeriksa cctv di sekolah. Jadi, sebelum anda bertindak yang nantinya akan membuat anda malu dan menyesal, lebih baik anda cari tahu dulu kebenarannya." Ucap Alen malas.

Arion terdiam, merasa ucapan Alen benar namun egonya terlalu tinggi. Persetan dengan malu dan penyesalan, itu tidak akan pernah terjadi.

Melihat Arion terdiam, Alen beranjak berniat ke kamarnya. Ayolah, tubuhnya terasa sakit karena habis di kroyok oleh teman-teman Alga. Kembaran laknat yang sayangnya tampan itu.

Saat melewati ketiga sosok yang sedari tadi diam, Alen menyempatkan diri untuk menatap ke arah Alga. Tidak mengatakan apa-apa, ia hanya ingin menatap wajah kembarannya.

Alga balas menatap tepat ke arahnya. Sama seperti dirinya, pemuda itu juga hanya diam. Ia diam mengamati wajah yang mirip dengannya, hanya yang membedakan adalah Alen memiliki wajah yang manis dan tampan.

ALGALEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang