02. Dasar biang onar!

429 74 3
                                        

Selamat membaca.

Jangan lupa vote dan komen ya.

» « » « » «

Pagi ini, Alen sudah siap dengan seragam sekolahnya. Penampilan Alen layaknya siswa teladan dengan kaki baju yang dimasukkan, dasi yang terpasang rapi serta rambut yang juga tertata rapi, sekolahnya memang tidak mempermasalahkan soal rambut siswa, asalkan rapi.

Alen meraih tas ranselnya dan menyampirkanya di bahunya. "Perfect." Pujinya pada penampilannya sendiri.

Dengan mood yang bagus, ia berjalan keluar kamar sesekali bersenandung kecil. Berjalan menghampiri tangga dan mulai turun ke bawah. Setelah sampai, Alen dengan sengaja melewati ruang makan, mengabaikan keluarganya yang sedang melaksanakan rutinitas pagi mereka dengan sesekali diselingi canda tawa oleh sosok mahkluk tak diundang. Arvie Juanda Leonhard. Anak pungutnya tuan Leonhard.

Alen melewati mereka begitu saja tanpa menoleh, sementara mereka berpura-pura tidak menyadari kehadirannya. Berbeda dengan satu orang, siapa lagi kalau bukan Alga, netra kelamnya melirik sekilas ke arah Alen yang sudah menghilang dibalik pintu utama.

Dreett

Suara kursi yang bergesekan dengan lantai marmer, Alga pelakunya. Ia langsung berdiri begitu saja dan berbalik tanpa pamit pada yang lain.

"Abang udah selesai, yah?" Tanya Arvie atau biasa di sapa Juan oleh tuan Leonhard.

"Iya baby, kamu juga cepat habisin sarapan kamu biar nanti gak telat." Ucap Arion lembut.

Arvie mengangguk semangat. Membuat si sulung gemas dan mengacak-acak rambutnya."gemes banget sih ade, abang." Ujarnya.

"Ihhhh bang Argaaa~" teriak Arvie kesal dengan wajah cemberutnya.

"Hahaha maaf maaf, udah lanjutin makannya." Arga mengelus rambut Arvie lembut.

Arvie mengangguk dan lanjut fokus dengan makanannya.

⟨⟨ ALGALEN ⟩⟩

Sementara itu disisi lain, Alen tengah meratapi nasibnya di pinggir jalan.. motornya mogok disaat yang tidak tepat!

"Anjirrr Puppyyy, kok mogok sekarang sih?? bentar lagi gue telat iniii!!"

Alen mondar-mandir sembari mengacak rambutnya frustasi, mana dia gak bawa uang lagi..mau jalan kaki juga sia-sia aja karena jaraknya masih sangat jauh.

Sesekali ia menatap jam tangan hitam yang melingkar di pergelangan tangan kanannya dengan gelisah.

Brumm brumm

Sebuah motor sport hitam berhenti tepat di hadapannya. Alen tau siapa pemiliknya.

Seketika wajah cemasnya berganti menjadi julid. "Ngapain lo? mau ngejek gue?" Tuduhnya setelah pemuda itu melepaskan helm full facenya.

"Naik." Titah pemuda itu.

"Naik? Naik kemana? ke langit?!" Tanya Alen.

Alga, pemuda itu menatap malas ke arah kembarannya yang tengah memasang tampang bodohnya.

"Jam." Ucapan Alga, sontak membuat Alen langsung melirik jam tangannya. "Anjing telat!!" Paniknya.

ALGALEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang