{Gengsi}

44 2 0
                                    


Happy reading Reader
******


Kuliah hukum itu menyenangkan, dapatin dosennya itu bonus /Dosen ku incaran ku
(Cia Chayra )

"Kau milik ku! dan tidak akan ada yang boleh mendekati mu!" Guman orang itu dan pergi dari tempat itu.

****

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh ... ummi cia udah pulang!" Teriak cia, saat memasuki rumah.

"Walaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh!" Jawab Afiyan.

"Eh Abi Afiyan ... Abi kapan pulang nya?" Sahut cia dan mencium tangan Afiyan.

"Baru aja pulang nak, Abi merasa tdk enak badan!" Ucap Afiyan membuat cia mengangguk paham.

"Owh ... Lalu ummi mana bih?" Tanya nya celingak-celinguk mencari keberadaan sellah.

"Sellah sedangkan belanja bulanan sama bibi Ira!" Jawab afiyan.

"sana mandi lalu istirah ... pasti cia capek kan nak?" Tanya nya mendapatkan agukan dari cia.

"Sangat capek Abi!, dan tadi aku ketemu sama pemuda di kamus Gunadarma, dia sangat baik, sopan dan tampan!" Ucap cia dengan semangat, membuat Afiyan geleng-geleng kepala.

"Sangat tampan yh?" Tanya-nya menggoda cia membuat pipi cia memerah.

"Sangat abi!, dia juga manis!" Ucap cia malu-malu kucing.

"Hahaha .. udah sana mandi lalu istirahat Oky?" Tawa Afiyan pecah saat mendengar penuturan polos cia, dan menyuruh cia untuk ke kamar mya.

"Baik abi ... cia ke kamar dulu, sampai jumpa nanti saat makan malam!" Ucap cia meninggal Afyan di ruang tamu.

"Iya nak!" Jawab nya.

'Huh seruh juga kalau punya anak perempuan!' batin nya.

****

"Selamat malam semua nya!" Seruh Cia membuat semua yang ada di ruang tamu berbalik melihatnya.

"Hai sayang, sini duduk dekat ummi!" Ajak Sellah, menepuk sebalah kursinya.

"Yh ada apa ummi?" Tanya Cia saat duduk di dekat Sellah.

"Bagaimana hari nya di kampus tadi?" Tanya Sellah.

"Lancar ummi, tadi juga Cia ketemu dengan senior Cia, dia baik dan tampan!" Ucap Cia mendapatkan gelengan dari Sellah.

"Tampan yah?" Ucap nya menggoda Cia.

Sedangkan laki-laki yang beda generasi lebih memilih menyimak pembicaraan mereka.

"Hihi ... Ummi bisa aja!" Ucap Cia dengan malu-malu.

"Dih kegenitan " Sinis Alvan membuat semua pandangan tertuju pada nya.

"Kenapa kalian melihat aku seperti itu?" Tanya Alvan.

"Ummi Cia ga suka dia ngomong gitu!" Ketus Cia.

"Yah sayang, biarin aja yh!" Ucap nya mengelus puncak kepala Cia, sedangkan Alvan berjalan masuk ke kamarnya.

"Oh yh, kamu ambil fakultas hukum kan?" Tanya Sellah.

"Iyya ummi, soal nya Cia merasa tertarik dengan hukum!"

"Kalau ada yang sulit tanya aja sama Alvan yah!, Alvan itu dosen hukum." Ucap Sellah membuat Cia paham.

"Oh gitu yah ummi, kirain muka tembok cuma CEO aja!" Ucap Cia dengan polosnya.

"Udah tidur gih sayang! Nanti bangun ke siangan loh!" Ucap Sellah mendapat agukan dari Cia.

"Baiklah ummi, Abi, Cia ke kamar dulu!" Pamit nya mendapatkan agukan dari mereka.

Setelah pergi Afiyan pun angkat bicara.

"Ada yang bedah dari Alvan, ummi rasa ga sih?" Tanya nya.

"Iya ummi juga bisa liat, tuh anak jarang loh sengsi apa lagi sama cewek gitu!" Ucap Sellah di benar kan oleh Afyan.

****

"Kok ga bisa tidur yah?" Guman Cia bolak balik di atas kasur nya.

"Kaka tembok udah tidur belum yh?, Samperin ah!"

***

Alvan yang sedang sibuk membaca buku tebal setebal dua kamus KBBI itu dengan serius dan seksama, hingga konsentrasi nya terganggu karena sura ketuka

Tok ... tok

"Hai Om muka tembok!" Sapa Cia dengan wajah polosnya.

"Hem ada apa?" Tanya Alvan ketus.

"Boleh masuk ga?" Tanya Cia, langsung masuk menerobos masuk ke dalam kamar Alvan, membuat Alvan jengah.

"Oh yah kata ummi, Kaka dosen fakultas Hukum yah?" Tanya Cia mendapatkan deheman oleh Alvan.

"Hem ... Memang nya kenapa?" tanya nya dengan nada dingin.

"Cia mau di ajarin hehe." Unjur Cia dengan kekehannya.

"Baiklah sebelum saya ajarin, saya mau tau sampai mana ke mampuan kamu dulu."

"Harus gitu?, Yaudah bagaimana?" Tanya nya dengan cemberut membuat Alvan menatap datar.

"Sebutkan salah satu pasal yang kau tau, yang jelas dan rinci!" Suruh Alvan membuat Cia melongok tak percaya.

"Dalam pasal 1328 BW tertulis syarat sah perjanjian, begitu pula dengan syarat sah untuk berjanji dapat sehidup dan semati bersamamu" Celetuk Cia membuat Alvan melototi Cia yang cengengesan tanpa dosa.

Pletek....

"Bocil di larang  gombal!" Ucap Alvan dan menjitak kepala Cia membuat sang empuh meringis sambil mengusap jidat nya.

"Sakit! Dasar muka tembok!" Cetusnya membuat Alvan terkekeh.

Pemandangan sangat jarang sekali di lihat, dan ini mampu membuat Cia tercengang.

"Ih manis baget tuh senyum!" Celetuk Cia membuat Alvan tersadar dan kembali menunjukkan wajah datar nya.

"Keluar sekarang! Ini sudah malam saya mau istirahat."  Ucap Al membuat Cia cemberut.

"Baiklah, aku akan keluar, nanti juga ada saat nya kita berbagi kamar kan?" Ucap Cia membuat Alvan melototi Cia.

"Ayo cepatlah keluar!" Tekan Alvan.

"Ck! Iyya Om tembok, bay-bay!" Pamit nya.

Setelah Cia pergi Alvan hanya bisa menggelengkan kepalanya dan tersenyum kecil.

"Ada-ada saja nih bocil satu!" Kekeh Alvan dan beranjak naik ke tempat tidur nya.

Bersambung.......


Thank you for reading

ANTALVAN {About the law}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang