⚠️⚠️Warning!! Warning!!⚠️⚠️
Cerita ini banyak kekurangan, plot hole, typo bertebaran, belum lagi kesalahan grammar dan gaya penulisan yang berubah sesuai mood yang nulis__aku.
Take your chance and leave buat yang pengen cerita wow dan perfect, karena nggak mungkin didapetin disini.
Aku buat ini cuma buat seneng-seneng aja jadi mari kita sama-sama having fun.
••☆••♡♡♡••☆••
Part II !!
Enjoy ❣️
Seperti malam-malam sebelumnya, Naura kembali terbangun saat tengah malam dan kembali ditemani Ashraf walau hanya melalui telepon. Naura bilang, "Males liat muke lu, bisa mimpi buruk gue!" saat Ashraf bertanya apa gadis itu mau switch menjadi panggilan video.
📞 "Assalamualaikum, cantikk,"
"Wa'alaikumussalam, Ash," jawab Naura dengan suara lemah
📞 "Kenapa hmm, lemes banget kayaknya?,"📞 "Wanna have some deep talk?"
Naura menggeleng, "Don't need to. Aku juga nggak begitu paham akhir-akhir ini aku kenapa. I feel... empty. There's this unidentified hole inside of me that is not getting any bigger, smaller or even clearer. It's just... THERE!"
"I feel hollow"
📞 "So it's getting on your nerves?," Ash menahan geli. Padahal bilang 'No' tapi malah nyerocos juga, gemes banget!."That's a good question, thanks for asking" balas Naura dengan sarkas
Pemuda itu terkekeh 📞 "Okay, Sorry, hmm? Lanjutin ya... I'm all ears"
Naura merubah posisi dari tiduran menjadi duduk bersandar di headboard, "Apa menurut kamu aku bener-bener harus mulai solat malem?,"
📞 "The choice is yours, Nau," jawab Ashraf dengan lembut tapi sikapnya menjadi lebih serius "Pelan-pelan. Nggak usah dipaksain daripada nantinya jadi beban. Shalat seharusnya jadi ajang untuk mengakrabkan diri pada Allah, taqarrub. Jadi seharusnya kamu lakuin itu secara sukarela, dari dalam diri kamu, karena kamu mau. Sama halnya pas kamu pdkt sama orang yang bikin kamu tertarik. Bukannya kamu harus nunjukin keseriusan sama ketulusan lebih dulu?,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Her. [ ✓ ]
FanfictionKarina's One shot, two shots, short story about her- my main muse, Karina aespa.