00. Prolog

426 48 3
                                    

Pagi hari yang cer—tidak ini sedang hujan, suara hujan terdengar di balik jendela yang tentu saja tertutup jika tidak percikan hujan akan masuk tentunya, terlihat seorang pemuda yang cukup tampan sedang memakai tas sekolahnya dan memakai sepatunya bersiap untuk berangkat ke sekolah.

Dia menatap ke arah luar jendela, hujan sangat deras di luar sana.

"Yaelah, masa hujan lagi sih..." Gumam dia, dia menghela nafas dan berjalan ke arah pintu untuk pergi ke lantai bawah.

Saat di lantai bawah terlihat bahwa rumah itu tampak sunyi tidak ada seorang pun di sana, hening dengan lampu yang tidak cukup terang. Dia berjalan menuju pintu keluar dan mengambil payung yang tersandar di tembok, payung itu tampak biasa saja tidak ada corak apapun karena itu payung murahan yang di beli di pasar.

"Semoga ini payung gak robek." Dia membuka pintu, suara hujan yang deras memenuhi telinganya.

Dia mulai membuka payungnya dan berjalan di jalanan yang sepi menuju sekolahnya, jalanan terus terasa sepi karena hari hujan tidak banyak orang beraktivitas di luar ruangan palingan yang ada adalah pengendara mobil yang lewat melewatinya.

Saat sedang berjalan dengan santai tiba-tiba seorang pengendara motor melaju dengan kencang di sampingnya yang membuat bagian celananya terkena genangan air membuat celananya basah.

"Sial amat..." Dia menghela nafas dan melanjutkan perjalanan menuju sekolahnya tidak mempedulikan celananya yang basah.

༺୨୧༻

Setibanya di sekolah dia langsung pergi ke toilet untuk mengeringkan celananya yang basah menggunakan sapu tangan yang dia bawa, wajahnya masih biasa saja alias wajah pasrah dengan hidup.

Setelah dia selesai mengeringkan celananya dia segera masuk ke dalam kelasnya, kelas tampak ramai terlihat para murid mengobrol satu sama lain, bermain ponsel dengan teman mereka dan bergosip.

Davis alias pemerah uta—tidak dia adalah figuran disini, dia sendirian tanpa ada orang yang mengajaknya mengobrol ataupun bermain dengannya di kelas.

Guru sudah datang dan mereka memulai pelajaran mereka seperti biasanya, tenang, (tiba-tiba) sunyi dan fokus pada pelajaran mereka.

Kriing

Bel sekolah sudah berbunyi para murid lain mulai berjalan menuju kantin dengan teman-teman mereka kecuali satu orang, tentu saja peme- figuran kita! Dia duduk sendirian di kursinya tidak ikut dengan murid lain untuk pergi ke kantin (karena dia tidak di ajak).

Davis terus diam saja melihat ponselnya, dia sedang membaca novel yang menurutnya biasa saja, tanpa ada ekspresi kegilaan di wajahnya, ngereog, jungkir balik, kayang.

"Bosan." Dia menghela nafas lagi, wajahnya masih datar seperti biasanya (cool banget...) saat dia membaca novel di ponselnya.

ᖫ⭑⭑⭑⭑ᖭ

Novel yang dia baca berjudul 'The Vampire Prince' yang bercerita tentang pangeran vampir jatuh cinta dengan seorang pangeran dari kerajaan manusia, mereka pertama kali bertemu saat pangeran vampir sedang terluka akibat assassin yang diam-diam menyerangnya saat sedang berburu di hutan. Pangeran vampir mulai menyerang kembali mereka tetapi dia terluka parah yang mengakibatkan dirinya harus bersembunyi dari mereka, saat merasa dirinya di ambang kematian seorang manusia mendatanginya dan mulai mengobati dirinya yang terluka parah.

Pada saat itulah pangeran vampir jatuh cinta pada kebaikannya, tetapi cinta itu terhalang karena yang dia cintai adalah seorang pangeran manusia yang dimana vampir dan manusia memiliki hubungan yang tidak baik. Tetapi, pangeran vampir tidak menyerah begitu saja dia terus berjuang untuk mendapatkan pangeran manusia yang membuat dirinya menjadi begitu terobsesi padanya.

ᖫ⭑⭑⭑⭑ᖭ

"Padahal cerita menyimpang tetapi ini sangat klise. Meskipun aku baca genre yang beda kayak BL ternyata sama aja." Ucap Davis, dia menguap merasa bosan pada novel yang dia baca.

Mata Davis mulai mengantuk jadi dia memutuskan untuk memasukkan ponselnya ke saku dan mulai merebahkan kepalanya pada tangan yang ada di atas mejanya, dia tertidur sangat pulas disana (tidak bangun lagi)

ᡣ𐭩•𝐏𝐚𝐧𝐠𝐞𝐫𝐚𝐧 𝐊𝐞𝐥𝐢𝐧𝐜𝐢 𝐬𝐢 𝐅𝐢𝐠𝐮𝐫𝐚𝐧 ִֶָ𓂃 ࣪ ִֶָ🐇་༘࿐


"

Uhm..." Sebuah suara yang lucu terdengar, seorang anak sedang tidur pulas di ranjangnya.

Anak itu memiliki penampilan yang sangat menggemaskan, kulit putih yang halus, rambut yang tergerai menutupi sedikit matanya, rona merah muda di sekitar pipinya membuat pemandangan itu berdebar-debar.

Anak itu memiliki penampilan yang sangat menggemaskan, kulit putih yang halus, rambut yang tergerai menutupi sedikit matanya, rona merah muda di sekitar pipinya membuat pemandangan itu berdebar-debar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gambar dari AI

"Kenapa badanku terasa panas...?" Gumamnya, dia mencoba membuka matanya tetapi dirinya masih mengantuk.

Tap Tap

Sebuah suara langkah kaki terdengar dari telinganya yang membuat dirinya membuka matanya untuk melihat siapa yang datang, dia melihat sebuah perempuan (laki-laki) cantik sedang menatapnya dengan senyuman yang mempesona.

Orang itu memiliki rambut kuning tergerai hingga ke pundaknya tetapi ntah kenapa ada seperti telinga kelinci di atas kepalanya, mata biru indahnya menatap dengan cara yang... Membuatnya berdebar-debar, pakaian yang tampak seperti pakaian kepala pelayan itu sangat cocok untuknya.

"Selamat pagi, pangeran. Apakah demam anda sudah mereda?" Tanya orang itu, suara yang berat dan khas pria membuat dirinya terlihat bingung.

"Suaranya kok begitu?" Batinnya, dia perlahan mendudukkan dirinya di tempat tidur.

Kepala pelayan yang melihat itu terkejut karena dia khawatir pangeran belum sembuh total jadi dia bergegas menyokong pangeran agar kepalanya tidak terjatuh meskipun jatuhnya ke bantal yang lembut.

"Lebih baik anda merebahkan diri anda terlebih dahulu." Ucap kepala pelayan, dia tidak ingin pangeran kesayangannya kenapa-kenapa lagi, dia ingin pangeran memiliki hidup yang nyaman (meskipun sudah).

Kepala pelayan terlihat bingung dengan reaksi yang di buat oleh pangerannya itu, dia melihat bahwa wajah sang pangeran terlihat seperti terkejut.

"Pangeran?" Dia mencoba memanggil pangeran kecilnya itu tetapi tetap saja pangeran tampak melamun.

Sementara itu peme— figuran kita saat ini sedang dalam reaksi yang sangat terkejut, bagaimana tidak? Dia yang seharusnya di sekolah sekarang berada di tempat yang aneh seperti sebuah istana megah dengan perabotan yang tampak sangat mahal melebihi harga jual ginjal.

Ruangan yang megah, tempat tidur yang bersih nan empuk, lantai yang sangat bersih sehingga bisa buat ngaca, dekorasi yang mewah.

"A-AKU DIMANAA!!"

—————————ᡣ𐭩—————————

Hai-hai, kembali dengan Yaeza disini! Ini adalah cerita baru yang aku buat.

Jika ada typo di ketikan bisa tolong koreksi dengan memberitahu di komentar, terima kasih!(⁠。⁠•̀⁠ᴗ⁠-⁠)⁠✧

The Prince's Path: Omega DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang