🌜 d u a 🌛

688 62 0
                                    

"Aah! S-sakit! Hiks! Lepas!"

Tubuhnya melemah dibawah sana. Mati rasa ketika si korban mencoba tuk memberontak. Apa dayanya jika diatasnya terdapat tubuh yang lebih besar dua kali lipat yang tengah menahannya.

"Kau cantik sekali sayang~ ahh.." bibir itu mencoba mencapai ranumnya. Si korban menggelengkan kepalanya ribut. Memberontak keras, jijik terhadap tindakan si pelaku. Sayangnya sebuah tangan besar sudah mencengkram dagunya dengan begitu menyakitkan. Memaksa si korban tuk bercumbu mewarnai hasratnya.

"Wendy kamu cantik sekali~" racau si pelaku dibawah kendali alkohol. Si korban ingin muntah setelah dicumbu paksa oleh mulut berbau minuman keras itu. Menangis oun rasanya melelahkan, tetapi hanya itu yang bisa ia lakukannya.

"Hiks! Tidak! Aakh!"

Hentakan dibawahnya semakin kasar. Semakin menyakitkan tuk dirasa. Tak ada kenikmatan yang bisa dikejarnya, hanya ada rasa sakit yang menjalar hingga syaraf kepalanya.

Rintihannya semakin kencang. Tangisnya semakin deras. Ketakutan menderanya, sementara pelaku menghabisinya tanpa ampun sambil meracaukan nama wanita yang disebut Wendy.

"Wendy~hik! Kau cantik~ manis~" tubuh dibawah sana tersentak karena si pelaku. Bibirnya menyusuri leher si korban, membubuhkan tanda yang akan membuatnya jijik dan terhina.

"Tidak! Hentikan! Aakh! Hiks! Hentikan!  Lepas! Aku bukan Wendy!"

Sontak saja Jihoon terbangun dengan jantung yang berpacu kencang dan nafas memburu.

Sakit. Sungguh sakit. Kepalanya yang sakit bersama hatinya kala itu. Air mata mengucur deras, Jihoon mengambil jaket Johnny di kursi belajarnya. Segera dihirupnya aroma itu supaya tenang.

"Hikss! J-Johnny..hiks!"

"Sakit..hiks!"

Isakannya teredam oleh benaman wajahnya pada jaket Johnny. Disingkapnya piyama yang ia gunakan, mengusap perutnya dengan hati hati. Karena ia membawa janin kecil yang masih rapuh.

"Bayi..maafkan aku." Tangisnya sesegukkan. "Maafkan ayah juga ya. Dia tak sengaja."

Sungguh, rasa bersalahnya semakin besar. Rasa dimana Jihoon juga bimbang di dalamnya. Johnny punya istri dan anak, tak mungkin ia se nekat itu tuk memberitahu kehamilannya padanya.

🌜 About That Night 🌛

Johnny tak bisa tidur.

Secangkir kopi di hadapannya. Diseduh beberapa menit yang lalu dan Johnny baru dua kali menyesap rasanya. Johnny mimpi buruk. Ia ketakutan sekarang bercampur satu dengan kekhawatiran yang ditujukan tuk seseorang yang sekarang juga mengusik kepalanya.

"Jihoon." Gumamnya pelan. Ia terusik akan rasa khawatir yang tiba tiba muncul, tertuju pada anak itu. Perasaannya tak enak, terasa begitu gundah.

Dia baik baik saja kan?

Johnny pun tak mengerti dengan dirinya sendiri. Mengapa ia begitu mengkhawatirkan muridnya? Padahal sebelumnya, hal ini tak pernah sedikitpun ia lakukan.

Johnny bingung.

🌜 About That Night 🌛

Jihoon kembali bersekolah seperti biasanya. Meski harus mengawali paginya dengan morning sickness yang menyiksa.

"Huek! Tolong...huek! Jangan begini...huek! Huek!"

"Hiks..hentikan..huek! Aku mau sekolah..huek!"

Sungguh, ia merasa jengkel karenanya. Jihoon menangis, kepalanya sungguh sakit dan perutnya masih tak bisa diajak kerjasama.

Mistakes [Johnny X Jihoon] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang