Halo teman-teman ✨
How are you?Yang lagi baca ini, kalian dari kota mana aja nih?? Komen dong, Sayy.
Let's go, Just enjoy reading it
Di tengah keheningan yang melanda, Shaka diam-diam menyelam ke dalam dunianya yang tenang. Biasanya, dia akan berlindung di balik halaman-halaman diary-nya atau menggoreskan kuasnya di atas kanvas yang kosong. Namun, kali ini hati Shaka tak lagi ingin melukis.
Dirinya teringat pada perempuan yang pertama kali berkenalan dengannya saat pertama kali masuk sekolah setelah masa MPLS.
Flashback on.
"Gue Azreya." Tiba-tiba seorang perempuan datang dan berdiri di samping meja Shaka, dengan menjulurkan tangannya ke arah Shaka.
Shaka yang sedang menggambar di belakang halaman buku pun mendongak, melihat perempuan berbandana putih tersenyum padanya.
"Lo Shaka, kan? Ayo berteman sama gue. Gue Azreya." Shaka hanya mengangguk dan menerima jabatan tangan itu.
"Ternyata kita sekelas, ya," ucap Azreya mengajak Shaka mengobrol. "Gue kira lo ambil IPS." Perempuan itu akhirnya duduk di depan Shaka dan mengobrol ria. Shaka hanya menggeleng sembari tersenyum kecil.
"Oh ya, gue liat lo sering banget di kelas, kenapa emang?"
Azreya mengernyit tatkala Shaka menuliskan sesuatu di dalam bukunya, dan memperlihatkan tulisannya pada Azreya.
"Gakpapa, enak di kelas."
Azreya manggut-manggut setelah membaca tulisan Shaka. Dari awal bertemu, Azreya sudah berpikir jika Shaka memiliki kekurangan, dan Azreya memakluminya. Toh, menurut pandang matanya, dia baik.
"Oh ya, gue bawa bekal dari rumah lo mau, gak?" tanya Azreya sembari berjalan ke mejanya yang terhalang satu meja dari samping.
Shaka mengernyit kala perempuan itu bangkit ke tempatnya. Tak lama, perempuan itu balik lagi membawa bekal di tangannya dan duduk di tempat tadi.
"Ini gue yang bikin, pasti lo bakal suka." Azreya tersenyum kecil tanpa melihat Shaka yang tengah kebingungan mencerna kalimatnya.
Tangan shaka terulur menyentuh bekal Azreya, berniat untuk mengalihkan pandangannya. Seketika Azreya menatap Shaka dengan tatapan bingung.
"Maaf, gue gak maksud apa yang lo omongin barusan. Gue ini tuli dari lahir. Gue mohon, kalo ngomong tatap gue, gue bisa mencerna apa yang mereka omongin dengan mereka tatap muka gue," ujarnya sembari menarik tangannya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuna Rungu || Choi Beomgyu
Teen Fiction"Tidak ada yang sempurna di dunia ini." Kisah lelaki yang mengharapkan kasih sayang dari Mamanya. Jiwa yang selalu tegar namun dibalik semua itu terdapat luka yang amat berat didalam raga seorang lelaki berusia 16 tahun, yang setiap harinya harus be...