tiga puluh

16.9K 1K 26
                                    

Fairy dan ketiga sahabatnya saat ini berada di dek paling atas kapal tepat di paling depan kapal. "Puas banget lihat laut, sama singgah diberbagai destinasi wisata di setiap negara, rasanya benar-benar menikmati hidup." ucap Fairy menatap ke depan pada hamparan lautan yang membentang selama kapal berlayar, sesekali akan terlihat lumba-lumba yang timbul berenang di air.

"Hem... kau memang benar-benar menikmati hidup sih, berfoya-foya tanpa henti, Mana belanjaan kamu banyak banget lagi, setiap singgah ditempat wisata tiap negara pasti kamu belanja gila-gilaan, lebih hoki nya lagi tu si Kavian sama kakek Lewix mau-mau aja modalin kamu buat foya-foya." julid Rionel menyahuti perkataan Fairy.

"Ntah bagai mana caranya bawa pulang tu semua barang yang kamu beli." sahut Ares bingung menimpali ucapan Rionel.

"Apa sih, Onel sewot amat jadi laki, bukan yang modalin ini juga, kan cewek emang gitu hobi nya belanja, kamu sebagai cowok harus belajar dari sekarang kan pasangan kamu nanti cewek juga tu, jadi kamu udah ada ilmu nanti kedepannya gak kaget lagi." cerca Fairy menggurui.

"Buat semua barang aku, dan bagaimana cara bawanya, kenapa dipusingin Kavian kan punya banyak bodyguard, suruh mereka yang angkut lah, gitu aja repot." lanjut Fairy santai, tanpa beban, membuat Rionel seketika menatap sinis dirinya.

"Berasa nyonya rumah kau ya, seenak jidat nyuruh-nyuruh orang gitu, kau yang gaji kah?" sindir Rionel.

"Emang bukan aku yang gaji, tapi Kavian ngebebasin kita buat kasi perintah ke mereka ya, kau lupa? Kasian masih kecil udah pikun."

"Hei kalian disini?." seru seseorang dibelakang mereka. Mengalihkan atensi mereka pada orang itu.

"Kakek cariin sedari tadi disini ternyata." ucap kakek Lewix yang kini sudah bergabung bersama mereka.

"Itu kenapa Fairy sama Rionel, pasang muka cemberut gitu, kalian berdebat lagi ya?" tebak kakek Lewix sudah hapal dengan tingkah mereka. Yang selalu memperdebatkan setiap hal.

"Dia yang mulai kek, julid Mulu kerjaan nya kayak cewek aja." tuduh Fairy menunjuk Rionel.

"Kan emang kenyataan." sahut Rionel enteng.

"Udah, kakek gak mihak satupun dari kalian ya, kalian sama aja." lerai kakek Lewix yang melihat mereka akan memulai pertengkaran kembali.

"Kakek kenapa cariin kita?" tanya Ares duluan. ada keperluan apa kakek Lewix mencari mereka sampai kesini.

"Tiga Minggu lagi kita kan bakal pisah, kembali ketempat kita masing-masing, jadi kakek mau nanya, kalian gak ada niatan mau ikut kakek pulang aja? jadi cucuk kakek mau ya." bujuk kakek Lewix pada mereka. tidak rela rasanya ia berpisah dengan anak-anak ini yang membuat hari-hari nya selama disini lebih berwarna. Tidak seperti harinya dirumah nanti yang pastinya bakal sepi kembali.

"Wah beneran mau diangkat jadi cucuk donk." seru Rionel menyahut heboh.

"Gak deh kek, kami pulang ketempat kami aja, lain kali aja deh nanti kami main ketempat kakek, kalo ada waktu." ucapan Fairy seketika membuat Rionel yang semula berseru heboh langsung memasang wajah dongkol. Kalau sang Ratu sudah berbicara, maka tak akan ada harapan lagi.

"Yaa..." Lirih kakek kecewa. "Oke deh, janji ya nanti sering -sering main ketempat kakek." pasrah kakek Lewix tidak ingin memaksa kan kehendak pada mereka, hanya meminta mereka berjanji untuk mengunjunginya dilain waktu disaat ada kesempatan.

"Sesuai instruksi sang Ratu nya aja kek, kalau dia bilang pergi ya kami pergi, kalau dia bilang enggak ya kami bisa apa." sindir Rionel pada Fairy yang menempatkan posisi bosy dipertemanan mereka.

"Iya kah? Wah Fairy menjadi penentu segalanya dipertemanan kalian donk, memang harus nya begitu sih, kan Fairy cewek sendiri disini, dan kalian bertiga yang harus menjadi pelindung nya setiap saat, karna kalian cowok tugas kalian itu melindungi. Semoga langgeng ya pertemanan kalian sampai dewasa nanti." nasehat kakek Lewix pada mereka.

"Harus langgeng donk kek, bila perlu sampai kakek nenek." sahut Ares yakin.

_________

"Hans, aku ingin kau siapkan orang untuk mengawasi cucu-cucu baru ku, tidak usah lakukan apapun cukup pantau saja aku hanya ingin memastikan mereka baik-baik saja, tidak lebih." suruh Kakek Lewix pada asisten nya yang selalu berada disisinya, dan asisten nya menyetujui tanpa bantahan atau mempertanyakan maksud tuanya, ia sudah banyak tau tentang kedekatan mereka selama berada di kapal pesiar.

"Baik tuan, akan saya lakukan dan akan saya utus orang terbaik kita untuk melakukan misi ini."

"Hem, aku sebenarnya masih penasaran tentang kehidupan fairy, tapi aku sudah terlanjur berjanji untuk menghormati privasinya." galau kakek Lewix, jiwa kepo nya meronta-ronta,penasaran dan ingin mencari tahu tapi ia sudah terlanjur berjanji.

"Bagaimana kalau kita suruh tuan muda Melvin untuk melakukan nya tuan, yang terpenting kan bukan tuan sendiri yang mencari tau tentang nona Fairy, jadi saya rasa itu solusi yang baik untuk masalah tuan saat ini." saran Hans sesat pada tuannya.

"Lagian tuan kan sudah tua, bagaimana jika tiba-tiba tuan meninggal dengan rasa penasaran yang belum tuntas, saya tidak mau ya tuan dihantui atau diteror oleh arwah tuan untuk mencari tau hal yang menjadi penyebab tuan mati penasaran." lanjut Hans kurang ajar, mendoakan tuannya mati penasaran. Membuat kakek Lewix menatap Hans garang, tapi ia tidak perduli, ia memang seperti itu mengatakan apa yang ia pikirkan dengan terus terang tanpa peduli status orang tersebut. Dan kakek Lewix sudah biasa dengan sikap Hans yang seperti itu, tapi tetap saja ia syok dengan ucapannya yang mengatakan ia akan mati karena penasaran.

"Hem, suruh Melvin untuk menemui ku setelah kita sampai di mansion nanti." suruh Kakek Lewix setuju dengan usulan sesat Hans.

________

"Apa saja kerja kalian ha? Selama hampir enam bulan pekerjaan kalian tidak ada hasilnya sama sekali! anggota kalian tidak sedikit, seribu orang apa masih kurang ha?" amuk Anderson pada pemimpin bodyguard yang ia utus untuk mencari putri nya.

"Maaf kan kami tuan, kami akan berusaha lebih keras lagi."

"Apa nya yang bodyguard terlatih, hasil sampai sekarang masih nihil, percuma kalian aku bayar mahal-mahal, tidak berguna." cerca Anderson lagi masih emosi. Apa selama hidupnya harus dihabiskan dengan mencari dan terus mencari tanpa hasil. Dia lelah, lelah menanggung rindu dan kekhawatiran bagaimana putri kecilnya hidup diluar sana sendirian, apa dia baik-baik saja atau tidak ia tidak tahu, dan itu yang semakin menggerogoti kewarasannya semakin hari karena terlalu khawatir dan pikiran negatif yang selalu menghantui nya. Apa saja bisa terjadi pada anak perempuan nya diluar sana kan.

Sebegitu banyak nya uang dan kuasanya tidak bearti apa pun, semua usaha yang ia lakukan selalu berakhir sia-sia. Ia merutuki dirinya yang terlambat menyadari kebodohannya dimasa lalu hingga berakhir penyesalan tiada akhir disepanjang hidup mereka, secara perlahan menggerogoti kewarasan mereka. Dan tidak pernah ada obat untuk penyesalan.

Hai aku kembali lagi

Semoga kalian gak bosan ya dengan cerita ini

Maaf ya jika part kali ini gak sesuai dengan ekspektasi kalian

Buat kalian yang udah baca dan kasi vote buat cerita ini, terima kasih kalian baik banget

Bay... Bay..

28 Maret 2024

Fairy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang