"Tentu saja sayang apa pun keinginan kamu, bakal papa wujudkan.""Bukan hanya kamu, kami juga akan ikut andil dalam mewujudkan keinginan Fairy itu." sahut kakek Lewix tidak mau kalah, enak saja ia juga ingin ikut andil dalam membahagiakan cucu perempuan nya termasuk mewujudkan keinginan nya.
"Aku lebih dari mampu kakek tua, jadi tak perlu campur tangan dari kamu juga aku sanggup buat wujudtin keinginan putri ku." tolak Anderson halus pada kakek Lewix, ia seorang kaya raya dengan kekayaan yang tak terhitung dan ia lebih dari mampu untuk membangun sebuah mansion yang bagi nya hanya seperti membeli kacang goreng . Jadi ia tidak memerlukan bantuan dari orang lain untuk mewujudkan itu.
"Woah sombong sekali engkau, tapi aku tak peduli, aku akan tetap ikut andil dengan atau tanpa persetujuan dari mu, suka atau tidak suka kau harus terima itu." ngotot kakek Lewix tetap kukuh pada keinginan nya, membuat Anderson menatapnya sinis.
"Dasar pengacau."
"Udah sih, kalian pada kerja sama aja, dengan begitu mansion nya bakal cepat jadi, lebih cepat lebih baik." lerai Rionel jengah dengan dua keluarga yang kembali akan berdebat.
"Hem, untuk lahannya biar aku yang sediakan." sahut Kavian tiba-tiba, membuat Anderson semakin bertambah kesal karena pengganggu nya semakin bertambah, keinginan untuk mewujudkan sendiri keinginan pertama putri nya semakin pupus.
"Yang crazy rich mah beda, patungan nya gak tanggung -tanggung langsung lahan kosong yang entah berapa hektar luasnya, secara istana princess itu luas ya, jadi bisa bayangkan seberapa luas lahan yang diperlukan." sahut Rionel kagum dengan sahabat nya itu, yang tak pernah perhitungan apa pun itu jika menyangkut hal tentang keinginan Fairy.
"Sama Fairy aja dia nya begitu, kalo sama kita berdua, mana ada, serasa di sahabat tiri kan rasanya kita kan onel." sahut Ares ikut menimpali, kompak memojokkan Kavian, dengan berlaga seperti merasa tersisihkan.
"Lebay." ketus Kavian jengah dengan sikap dua sahabat gesrek nya itu.
____________
"FAIRY"
Fairy yang namanya diteriakkan dengan kencang spontan terkejut, netranya tertuju pada pada seseorang yang baru sampai dengan nafas tersengal -sengal. Fairy meraih sebotol air dari atas meja, membuka tutup botolnya kemudian menyodorkan pada Rionel pelaku yang meneriakkan namanya dengan kencang sesaat lalu.
"Seteguk satu juta."
Uhuk!
Rionel memegang tenggorokan nya.
"Itu namanya pemerasan!" semburnya mengelap sekitar bibir.Fairy terkekeh menikmati kekesalan sahabatnya, mengulurkan tisu yang langsung ditolak mentah-mentah.
"Aku gak ikhlas bayar selembar tisu dengan harga satu juta."
Tidak ingin memaksa menerima niat baiknya, Fairy kembali menyimpan tisunya menunggu apa yang akan Rionel katakan.
"Kamu kenapa, onel? tanya Ares yang duduk dihadapan Fairy.
Rionel menoleh sejenak pada Kavian, lalu beralih kembali menatap Fairy didepannya. "Ai, kamu ada kasi nomor ponsel aku sama orang?" tuduh Rionel langsung pada Fairy.
Fairy yang dituduh mengernyit, seolah mengingat sesuatu. " Oh .. ya ada, pagi tadi ada seorang cewek cantik minta nomor kamu sama aku dengan imbalan bakal kasi aku satu kotak donat yang dia bawa, jadi ya karena aku pikir rejeki ya aku terima donat nya dan aku kasi nomor kamu sama dia.", jawab Fairy jujur tanpa dosa, karena sudah menyebarkan nomor ponsel Rionel.
"Kok, kamu gitu si Ai, kasi nomor aku sembarangan, lihat karena itu aku sejak dua jam yang lalu kena teror sama tu cewek, bilang nya ngajak kenalan lah, bilang suka lah, ngefans berat lah, mau ajak pacaran lah, setres dah kali tu cewek, ada ya cewek modelan kayak gitu, gak ada malu sama jaim-jaim nya sama cowok, frontal banget ngomong terus terang, kepercayaan dirinya gak ada obat, jatohnya malah buat aku ilfil Ai." keluh Rionel panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fairy
FantasySetelah menerima banyak luka dikehidupan sebelum nya, Fairy yang meninggal karena kecelakaan, kembali mengulang waktu menjadi Fairy gadis kecil berusia enam tahun, manja dan selalu menggangu dan membuat orang risih akan tingkahnya tiba-tiba berubah...